Kembali Murka, Bupati Boalemo: Eselon II Semuanya Kurang Ajar, Makan Uang Haram dan Munafik

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, BOALEMO: Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boalemo, semuanya kurang ajar dan munafik. Bahkan lebih banyak hanya ABS (Asal Bapak Senang).

Demikian yang dilontarkan Bupati Boalemo, Darwis Moridu, di hadapan para ASN Pemkab Boalemo pada apel perdana pasca cuti bersama Idul Fitri 1441 H, Selasa (26/5/2020), di Alun-alun Kompleks Kantor Bupati Boalemo.

Selama menjabat selaku Bupati Boalemo, Darwis Moridu memang dikenal sangat “doyan” murka bak “serigala” yang seolah ingin mencabik-cabik siapapun yang ada di hadapannya, terutama para ASN.

Dan pada apel perdana pasca cuti bersama Idul-Fitri 1441 H yang sedianya menjadi momen silaturahmi untuk saling maaf-memaafkan, ternyata tak berlaku bagi Darwis Moridu. Ia kembali tak mampu membendung amarahnya, tanpa seorang pun tahu apa yang menjadi pemicunya.

Kemarahan berapi-api yang terlontar dari mulut bupati yang terpilih dari jalur independen, namun belakangan menjadi kader PDI-P itu, terekam secara voice dan sempat tersebar di sejumlah media sosial.

Dengan nada meninggi, Darwis Moridu menumpahkan emosinya dengan menyoroti berbagai masalah yang diduga membuatnya merasa tidak nyaman, yakni terkait ASN.

Di mata Darwis Moridu, ASN Pemkab Boalemo (terutama eselon II) seolah-olah menjadi “musuh bebuyutan” yang tak pernah akur dan rukun, yakni sejak awal dirinya menjabat orang nomor satu di daerah yang berjuluk “Damai Bertasbih” itu.

Karena merasa saling “bermusuhan”, maka boleh jadi ini pula yang menjadi alasan mengapa Darwis Moridu kerap berulang-ulang melakukan mutasi dan nonjob ASN, sehingga Darwis pun sempat dijuluki “Panglima Mutasi”.

“Ada ASN yang baru saya non-job coba-coba untuk ke PTTUN. Silakan ke PTTUN, (tapi nantinya) tetap kembali ke saya. Silakan, berarti itu golojo (gila) jabatan itu ASN,” ujar Darwis Moridu dalam rekaman yang beredar tersebut.

ASN yang kena mutasi maupun non-job, menurut Darwis, itu dilakukan sesuai ketentuan yang ada. Namun jika ada ASN yang tidak menerima mutasi dan non-job tersebut, maka Darwis mengaku tidak takut jika harus dilaporkan dan diproses secara PTTUN maupun melalui KASN (Komisi ASN). “Silakan, saya tunggu di Boalemo, saya tunggu di Alun-alun ini. Mau Lawan Saya? di ujung kuku kalian,” lontar Darwis.

Pada kesempatan tersebut, selain mengungkapkan kebanggaannya berijazah paket C, Darwis Moridu juga mengungkapkan kekesalannya, karena beberapa waktu lalu pernah melakukan mutasi dan non-job, lalu sejumlah ASN “menggugat” ke KASN dikawal oleh salah seorang anggota DPD-RI di kala itu.

“Di dukung oleh mantan DPRD saya tidak pernah takut, bahkan ada anggota DPD yang ke KASN, tapi saya tidak pernah takut, tetapi (tetap) dikembalikan ke paket C (dirinya),” celoteh Darwis.

Darwis melontarkan kebanggaannya sebagai sosok yang berijazah paket C, dan bukan sarjana hukum, tetapi mampu menghukum-hukum sarjana.

Olehnya itu, Darwis Moridu pun menantang untuk siap membiayai ASN yang ingin menggugatnya ke PTTUN ataupun ke KASN. “Kenapa, mau lawan saya? Saya kasih uang yang mau lawan sama saya, ini uang urus ke PTUN lapor ke KASN, nanti saya biaya,” kata Darwis.

Kekesalan Darwis Moridu terhadap ASN eselon II lantaran dinilai tidak punya loyalitas dan kinerja sebagaimana yang diharapkan. “Eselon dua ini kurang ajar semuanya, tidak maksimal pelayanan terhadap masyarakat, Asal Bapak Senang,” semprot Darwis Moridu.

Darwis bahkan mengungkapkan, ASN eselon II tidak jarang menyiksa eselon III dan IV. “Saya tahu semua. Saya orang open-open Pak, saya orang kontan, kontan membayar orang punya hak, kontan membayar orang punya pembicaraan,” tutur Darwis.

Pada kesempatan itu, Darwis selaku bupati juga menyoroti secara terang-terangan adanya sejumlah ASN yang terlibat dalam permasalahan dengan rakyat terkait uang. “Sekarang, masih ada juga ASN yang belum menyelesaikan pembicaraan (masalah uang) dengan masyarakat, sampai hari ini, itu ASN kurang ajar namanya,” tegas Darwis.

“Saya tidak main-main, kembalikan uang rakyat (sambil menunjuk Kadis Kesehatan agar memediasi penyelesaian terkait ASN yang diduga mengambil uang rakyat) selesaikan ini hari pak Kadis. Kalau tidak, kalian saya akan non-job ini hari. Jangan bikin malu rakyat Boalemo, jangan bikin malu bupati. Masaa.. ASN pinjam uang di rakyat, sudah terbalik sebenarnya ini,” tandas Darwis.

Kemurkaan Darwis Moridu terkait kinerja dan ulah ASN memang sulit dibendung lantaran selama ini TKD (Tunjangan Kinerja Daerah) bagi para ASN telah diberlakukan sebesar 50%, sehingga seharus para ASN bisa bekerja secara profesional dengan hasil yang maksimal.

“Saya sudah anggarkan untuk kenaikan TKD kalian 50 persen, ternyata kalian tidak maksimal untuk melayani masyarakat Boalemo. Berarti kalian makan uang haram,” tandas Darwis.

“Tapi insyaAllah mereka-mereka ASN ini bisa sadar adanya kepemimpinan saya dengan pak Anas (Wabup), pasti sadar. Kalau tidak sadar berarti binatang itu namanya,” ketus Darwis.

Menyikapi lontaran Darwis Moridu yang diluapkan secara terbuka dan penuh emosi tersebut, sejumlah ASN pun memberi komentar, namun minta jatidirinya tidak disebutkan.

Salah seorang ASN yang secara sengaja menghubungi redaksi DM1 menyayangkan, bahwa seharusnya Darwis Moridu selaku bupati tidak menilai secara keseluruhan ASN di Boalemo sebagai munafik, makan uang haram, dan golojo jabatan.

“Seharusnya jangan diteriakkan di tempat umum begitu, tolong jaga wibawa kita sama-sama,” ujar seorang ASN tersebut seraya mengakui bahwa lontaran-lontaran Darwis Moridu tersebut memang maksudnya baik, tetapi disampaikan secara tidak patut, karena bisa berpotensi menimbulkan masalah-masalah baru lagi. (kab/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

57,315 views

Next Post

Hati-hati, Justru Pimpinan yang Menjadikan ASN Makan Uang Haram

Kam Mei 28 , 2020
Oleh: Arman Naway* DM1.CO.ID, OPINI: ASN adalah perangkat kerja, abdi negara yang oleh negara diangkat untuk membantu kerja kerja rutin negara. ASN adalah SDM yang dimiliki negara untuk memastikan terpenuhinya pelayanan kepada publik, pengelolaan keuangam yang akuntabel, pembangunan yang merata. Di tangan merekalah semua terjadi.