DM1.CO.ID, BOALEMO: Perkembangan teknologi yang demikian pesat seperti saat ini, tentulah sangat memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai momen dalam membangun dan memajukan dunia pendidikan.
Salah satunya, menurut mantan Presiden BJ Habibie, pemerintah hendaknya bisa memanfaatkannya dengan mendirikan sekolah terpadu tanpa kertas (Paperless School).
“Sekolah tanpa kertas artinya kita memanfaatkan teknologi gadget untuk menunjang proses belajar mengajar,” ungkap BJ Habibie saat menjadi pembicara kunci pada Konvensi Pendidikan yang digelar oleh Persatuan Guru RI (PGRI), dua tahun silam.
Apa yang dicetuskan BJ Habibie pada tahun 2014 tersebut , sebetulnya telah diterapkan pada tahun 2012 oleh SMK Negeri 1 Boalemo, Provinsi Gorontalo, sebagai sekolah pertama tanpa kertas.
“Siswa-siswi di SMK 1 Boalemo menorehkan sejarah pertama dengan menerapkan program sekolah tanpa kertas. Kami sudah menggunakan program ini (Paperless School) sejak 4 tahun yang lalu, atau 2 tahun sebelum Mantan Presiden B.J Habibie menyampaikan program sekolah tanpa kertas tersebut,” ungkap Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Boalemo, Abdul Azis J. Djakatara S.Pd, M.Pd.
Dijelaskannya, sekolah tanpa kertas itu mengubah sistem administasi sekolah dari yang manual ke digitalisasi/komputerisasi. Sehingga itu, katanya, yang dimaksud dengan paperless school adalah program sistem informasi manajemen sekolah yang berbasis IT.
Di samping itu, lanjutnya Kepsek Abdul Azis, sekolah ini ada program yang disebut JIBAS atau Jaringan Informasi Bersama Sekolah, dan itu terjaring melalui web aplikasi di sekolah.
Kepsek Abdul Azis memaparkan, banyak fitur-fitur yang ada dalam aplikasi ini. Salah satunya adalah sistem informasi guru.
“Yang kita ketahui bersama, biasanya guru yang ada di sekolah itu selalu membawa perangkat pembelajaran saat guru mengajar di kelas mulai dari silabus, rpp, daftar nilai, dan lain sebagianya. Nah, sekarang yang semua itu diubah ke dalam program, jadi guru sudah tidak memakai lagi yang namanya buku, mereka hanya membawa tab atau laptop ke dalam kelas saat mau mengajar,” urainya.
Kepsek Abdul Azis bahkan menyatakan, bahkan apabila dibutuhkan, maka pihaknya siap untuk menyosialisasikan program ini kepada seluruh sekolah di provinsi Gorontalo agar ilmu pengetahuan teknologi ini bisa dikembangkan.
Menyinggung mengenai SMK Negeri 1 Boalemo yang kini dikenal sebagai sekolah favorit unggulan, Abdul Azis tak menampik. Sebab, memang sejauh ini SMK Negeri 1 Boalemo telah mengukir banyak prestasi. Misalnya, dalam bidang ekstra kurikuler dan intra kurikuler baik dari olahrga, juga lomba kompetensi siswa dan dalam bidang keagamaan.
Bahkan SMK 1 Boalemo dalam 4 tahun terakhir selalu mengirim siswanya ke tingkat nasional dalam berbagai lomba olahraga, seperti volly-ball putra, futsal, basket, dan lain sebagainya. “Dalam 3 tahun terakhir basket disekolah kami adalah basket terkuat yang tak terkalahkan di Provinsi Gorontalo,” ungkap Kepsek Abdul Azis.
Bukan cuma itu, sambungnya, SMK Negeri 1 Boalemo juga meraih tingkat pertama nasional untuk sekolah pengembang pendidikan Agama Islam. Pasalnya, di sekolah tersebut juga menerapkan pola semi pesantren, di mana sekali seminggu mengadakan majelis zikir, dan setiap hari jumat mengadakan kuliah tujuh menit (kultum) bersama, juga setiap hari mengadakan sholat dzuhur berjamaah di sekolah.
Tak hanya sampai di situ, SMK Negeri 1 Boalemo juga kerap mengikuti olimpiade kompetensi siswa tingkat nasional. Yang tak kalah menariknya, untuk program Benchmarking kepala SMK dan kepala sekolah se-Indonesia SMK Negeri 1 berhasil meraih peringkat pertama, untuk kemudian diberi kepercayaan mewakili Indonesia ke New York, Amerika Serikat.