DM1.CO.ID, BONE-BOLANGO: Meski baru saja lulus di SD Negeri 3 Suwawa Timur, dan kini telah duduk di bangku kelas VII di SMP Negeri 1 Suwawa Timur, namun saat ini Iqen Qirana Yusuf Puneli telah mampu memperlihatkan jati-diri sebagai sosok wanita termuda Karate-do Wadokai di Provinsi Gorontalo, khususnya di Kabupaten Bone Bolango.
Bahkan, pada Ahad (22/8/2021), Iqen Qirana telah tampil sebagai tim penguji sekaligus salah seorang penilai ujian kenaikan tingkat karate-do Wadokai Bone Bolango.
Orang yang baru melihat sosok Iqen Qirana, tentu akan mengira ia adalah hanya wanita “kecil” yang kebanyakan dan umumnya biasa-biasa saja, namun siapa yang menyangka jika saat ini Iqen sudah berstatus senior di dunia karate-do Wadokai di daerah ini.
Wanita “kecil” (muda) namun telah mampu menjadi seorang pelatih sekaligus penguji kenaikan tingkat Karate-do Wadokai itu berasal dari Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur. Dan tentu saja merupakan “aset” daerah yang sangat patut untuk dikembangkan.
Sebagai Kepala Desa (Kades) Poduwoma yang juga selaku ayah Iqen Qirana, Yusuf Puneli mengaku bangga dengan anaknya.
“Dia sangat kecil, dan seorang perempuan, namun dia tak gentar berada di atas dengan sikap aba aba menunggu lawan, bahkan saat ini dia berada di atas lagi sebagai tim penguji, siapa yang tidak bangga akan hal ini?” tutur Kades Yusuf Puneli.
Dengan besarnya semangat Iqen Qirana di dunia Karate-do Wadokai, Kades Yusuf Puneli pun berharap, semoga ilmu yang dimiliki oleh anaknya itu dapat lebih dikembangkan dan ditingkatkan, sehingga dapat mengharumkan nama Desa Poduwoma, Suwawa Timur, Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo. “InsyaAllah, kalau bisa sampai di kancah internasional,” ujar Kades Yusuf Puneli.
“Iqent sosok kawula muda milenial yang harus dipupuk dan diberikan jalan untuk meraih kesuksesan yang lebih baik. Semoga akan ada Iqen- Iqen lainnya,” kata Kades Yusuf Puneli.
Iqen Qirana pernah tercatat sebagai atlet tingkat nasional cabang Karate-do putri kategori siswi/pelajar. Ia sempat menjuarai pertandingan karate pada O2SN sekolah dasar tingkat kecamatan, kemudian lanjut ke tingkat kabupaten dan juga provinsi, hingga dinyatakan berhak lolos ke tingkat nasional, di Jogyakarta pada 2018. (res/dm1)