DM1.CO.ID, AS: Makin meningginya tensi akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) versus China, membuat sejumlah anggota parlemen AS pun saat ini sedang berusaha untuk menerbitkan Undang-undang (UU) yang akan mempersulit para siswa maupun cendekiawan China yang ingin studi ke AS.
Partai Republik yang memenangkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, yang saat ini juga menguasai kongres di parlemen AS mengaku bertekat akan membatasi pelajar dan cendekiawan yang memiliki hubungan dengan militer di China untuk memasuki AS.
“Partai Komunis menyusup ke masyarakat AS untuk menyensor kebebasan berbicara dan mencuri penelitian yang sensitif,” ungkap Senator Partai Republik, Ted Cruz, salah seorang yang mendukung lahirnya UU pembatasan pelajar China ke AS tersebut, dilansir Reuters, Rabu (5/6/2019).
Diungkapkan, bahwa Trump dan kebanyakan anggota Partai Republik sangat menginginkan adanya kontrol yang lebih ketat terhadap China. Bahkan mereka ingin melakukan profiling siswa dan para akademisi China.
Namun, pandangan lain muncul dari American Council on Education. Menurutnya, AS harus menyadari juga kontribusi jutaan dolar AS dari 350 ribu orang China yang datang untuk meraih gelar sarjana dan pascasarjana di AS.
Wakil Presiden Senior American Council on Education, Terry Hartle menerangkan, pihaknya percaya bahwa jumlah siswa internasional yang sangat banyak dari semua negara datang ke sini dengan niat terbaik. “Dan, kami harus terus mendorong mereka untuk datang,” ujar Terry Hartle.
Sebetulnya, Kementerian Pendidikan China memang jauh-jauh sebelumnya telah memberi peringatan kepada kaum pelajar mereka untuk menyadari risiko studi ke AS, mulai dari validitas waktu yang lebih pendek hingga potensi penolakan visa.
“Sudah lama terjadi. Bahwa beberapa siswa China yang ingin belajar ke AS menghadapi pembatasan visa,” demikian keterangan tertulis Kementerian Pendidikan China.
Selain itu, Kementerian Pariwisata China juga ikut memberikan peringatan kepada warganya yang ingin melakukan kunjungan wisata ke AS, hendaknya berhati-hati dengan adanya potensi ancaman, seperti pelecehan, perampokan, hingga kekerasan senjata akibat makin tingginya tensi perang dagang antar kedua negara.
Dilansir oleh AFP, Kementerian Pariwisata China menyampaikan keterangan tertulis, bahwa akhir-akhir ini di AS kerap terjadi penembakan, perampokan dan pencurian. (sdm/dm1)
Sen Jun 10 , 2019
Wartawati/Editor: Dewi Mutiara DM1.CO.ID, GORONTALO: Ditemukan sosok mayat laki-laki di dalam selokan di sekitar Kantor Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Senin (10/5/2019). Teridentifikasi mayat bernama AJ alias Ahmad (48), warga Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan. Mayat AJ yang biasa disapa Rehan itu pertama kali ditemukan oleh […]