DM1.CO.ID, JAKARTA: Sejak libur Natal 2018 lalu, harga tiket pesawat domestik terus mengalami kenaikan. Bahkan, jelang lebaran 2019 ini, harga tiketnya ada yang tembus Rp.9 Juta hingga Rp.21 Juta sekali terbang.
Dengan harga tiket pesawat yang makin meninggi itu, tentu saja membuat konsumen merasa sangat “tercekik”.
Sayangnya, sejak awal kenaikan tiket pesawat itu, pemerintah malah hanya “mampu” meminta dan mengimbau masyarakat untuk ikhlas menerima kenaikan harga tiket pesawat tersebut.
Pemerintah melalui Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, meminta masyarakat tidak terlalu berlebihan dalam merespon kenaikan harga tiket pesawat tersebut.
Menanggapi imbauan Menhub tersebut, ekonom senior Dr. Rizal Ramli angkat bicara.
Menurut Rizal Ramli, harga tiket pesawat yang melambung tinggi itu tidak akan turun hanya dengan melakukan imbauan.
“Bisanya hanya mengimbau saja. Kalau cuma mengimbau, tiket gak akan pernah turun,” ujar Rizal Ramli dalam dialog ‘Indonesia Business Forum, di salah satu stasiun televisi swasta, awal Mei 2019 lalu.
Rizal Ramli yang pernah sukses membenahi permasalahan Garuda Airline saat menjabat Menko Perekonomian itu menilai, bahwa pemerintah gagal paham soal industri penerbangan.
Saat ini, menurut Rizal Ramli, pemerintah masih menganggap industri penerbangan di Indonesia masih bersifat kompetitif. “Sekarang strukturnya beda, bukan kompetitif lagi, tapi duopoly,” ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli menjelaskan, bahwa jika industri penerbangan di Indonesia bersifat kompetitif, maka itu memungkin dilakukan imbauan. Tetapi bila duopoly, maka tak cukup hanya dengan imbauan, tetapi perlu pengaturan yang jelas dari pemerintah.
Belakangan, menyikapi kondisi harga tiket yang makin melambung tinggi itu, Presiden Jokowi pun berencana mengundang maskapai-maskapai asing untuk masuk “bersaing” (berkompetisi) ke Indonesia pada rute domestik.
Langkah itu menurut Presiden Jokowi adalah solusi untuk mengatasi tiket mahal.
Jokowi mengaku selama ini Pemerintah juga sudah melakukan upaya untuk menurunkan harga tiket.
“Ya kan sudah turun, sudah diturunkan, hanya tidak kembali ke harga semula,” ujar Jokowi, Rabu (29/5/2019), dilansir kumparan.
Menurut Jokowi, dengan adanya maskapai-maskapai asing yang akan bersaing di rute domestik, maka membuat konsumen nantinya bisa memiliki lebih banyak pilihan.
Rencana Jokowi untuk mengundang maskapai-maskapai asing sebagai solusi untuk mendapatkan tiket murah, ditanggapi dengan tegas oleh Rizal Ramli.
Rizal Ramli menilai, solusi dari Jokowi itu sangat “dangkal” dan hanya bisa merugikan kepentingan nasional.
Sebab, menurut Rizal Ramli, pasar domestik di negara-negara besar itu adalah khusus untuk perusahan penerbangan (airline/maskapai) domestik.
Artinya, jika maskapai-maskapai asing yang ikut bersaing dalam pasar domestik, maka itu justru akan merugikan kepentingan nasional.
Anggota panel ekonomi di badan dunia (PBB) inipun menyarankan, agar menteri yang terkait dalam permasalahan ini sebaiknya belajar cara mengatur duopoly.
“Maaf Pa @jokowi, kok solusinya cetek dan merugikan kepentingan nasional ? ? Pasar domestik di negara2 besar khusus untuk airline domestik. Suruh mentrinya belajar cara ngatur duopoly supaya tidak rugikan konsumen ??,” tulis Rizal Ramli di akun twitter-nya @RamliRizal. (ams/dm1)
Sab Jun 1 , 2019
Wartawati/Editor: Dewi Mutiara DM1.CO.ID, JAKARTA: Berjuang melawan penyakit kanker yang diderita sejak awal 2019, Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , kini telah meninggal dunia di National University Hospital Singapura (NUH) pukul 11:50 waktu Singapura, Sabtu (1/6/2019). Kepergian Ani Yudhoyono meninggalkan duka mendalam bagi Indonesia, khususnya […]