DM1. CO.ID, KOLAKA TIMUR: Persoalan karut-marut proyek pembangunan Masjid Jabal Nur Kelurahan Rate-rate, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) belum juga berakhir.
Padahal, para pihak kontraktor telah diberi kesempatan beberapa waktu lamanya untuk melakukan pembenahan, namun air hujan yang mengguyur dengan deras masih saja menembus dan jatuh merembes ke ruang saf jamaah dan di sejumlah titik di dalam masjid tersebut.
Ketidakberesan konstruksi atap bangun Masjid Jabal Nur Rate-rate inipun mengundang keprihatinan yang mendalam dari Syukur Adam, seorang Anggota Legislatif (Aleg) sekaligus Wakil Ketua DPRD Koltim.
“Sangat prihatin, karena sudah menelan anggaran miliaran rupiah. Namun hasilnya mengecewakan. Apalagi saat musim penghujan seperti saat ini, kebocoran terjadi di mana-mana. Sehingga air menjadi tergenang di dalam masjid. Sementara bulan Ramadan sudah dekat, bagaimana jamaah bisa beribadah dengan tenang jika kondisinya seperti itu?” gerah Syukur Adam.
Kepada redaksi Pemberitaan Online DM1 Biro Koltim, Aleg asal Partai Keadilan Sejahterah (PKS) ini menduga, bahwa kebocoran yang tak kunjung bisa dibenahi di Masjid Jabal Nur Rate-rate ini, adalah akibat pengerjaan yang tidak becus.
“Kami meminta kepada pemerintah kabupaten untuk mengevaluasi penyedianya, pengerjaannya dan pengawasannya,” ungkap Syukur Adam melalui WhatsApp (WA) yang dikirim ke Kepala Biro DM1 Koltim, Ahad malam (20/3/2022).
Selain menegaskan soal evaluasi, Syukur Adam juga meminta kepada Pemda Koltim untuk menunda proses pengerjaan Masjid Jabal Nur Rate-rate ini untuk tahap IV, jika kondisi masjid masih bocor-bocor seperti itu.
Sebab, menurut Syukur Adam, pekerjaan tahap IV akan memasuki tahap finishing, dan jangan sampai semakin membuat kerusakan yang lebih parah lagi.
Meski kebocoran yang terjadi di Masjid Jabal Nur ini sudah pernah ditangani secara langsung oleh pihak DPRD Koltim, dan bahkan kala itu pihak DPRD mengundang penyedia jasa, kontraktor tahap I, II dan III untuk membicarakan kebocoran yang terjadi, namun hasilnya saat ini masih saja tak mampu diatasi secara tuntas.
Syukur mengingatkan, bahwa saat itu terjadi kesepakatan yang sangat berarti dan tak bisa diremehkan. Yakni, pihak kontraktor tahap I, II dan III di depan sejumlah anggota dewan menyatakan bersedia memperbaiki dan bertanggungjawab atas kebocoran Masjid Jabal Nur.
Tak hanya itu, Suhaemi Nasir selaku Ketua DPRD Koltim bersama beberapa anggota dewan lainnya bahkan sempat memantau langsung kondisi sesungguhnya pengerjaan Masjid Jabal Nur.
Syukur Adam menegaskan, bahwa hasil RDP (Rapat Dengar Pendapat) beberapa waktu silam itu, penyedia tahap I dan II siap bekerja sama dengan penyedia tahap III untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Namun kenyataannya hari ini, apa yang kita dapati malah bocornya semakin parah. Kami masih akan meminta itikad baik dari semua pihak, baik itu leading sektor, penyedia dan semua pihak terkait untuk memberi penjelasan dan mencari solusi terbaik terlebih dahulu,” tegas Syukur Adam. (rul/dm1)