DM1.CO.ID, GORONTALO: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerhana Provinsi Gorontalo, mendadak menurunkan baliho dukungannya terhadap Hamka Hendra Noer selaku Penjabat Gubernur (Penjagub) Gorontalo, Sabtu dini-hari tadi (24/12/2022).
Baliho yang didesain dengan dominasi warna merah itu, bergambar di posisi atas terdapat foto Hamka berpakaian dinas kebesaran kepala daerah dan logo LSM Gerhana. Bertuliskan: “LSM Gerhana Mendukung Sepenuhnya Seluruh Program Kerja Penjabat Gubernur Untuk Mempercepat Pembangunan di Provinsi Gorontalo”.
Penurunan baliho besar berukuran 4 x 5 meter tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum LSM Gerhana, Djaber Tangoi, dibantu oleh beberapa anggotanya serta sejumlah rekan seprofesinya.
Babe (sapaan akrab Djaber Tangoi) kepada Wartawan DM1 tidak membantah, bahwa penurunan baliho yang telah berbulan-bulan lamanya berdiri kokoh dan terpajang di 15 titik serta tersebar di sejumlah daerah se-Provinsi Gorontalo itu, dilakukan secara mendadak.
Menurut Babe, penurunan baliho itu ia lakukan dalam kondisi sadar dan tanpa paksaan atau pengaruh dari pihak mana pun, sama persis kondisinya di saat pertama kali membuat dan memasang baliho tersebut.
Babe menyebut sejumlah alasan yang mengharuskan pihaknya untuk segera menurunkan baliho tersebut. “Yang jelas bukan alasan sepele, tetapi karena alasan prinsipiil,” ujar Babe singkat.
Saat Wartawan DM1 mencoba meminta uraian penjelasan alasan yang dimaksud, Babe sejenak tampak diam dan tertunduk seolah sedang bersedih. Sebab ia mengaku, bahwa hubungannya dengan Hamka secara pribadi sangat dekat dan sudah terjalin sejak dahulu.
Meski begitu, Babe menegaskan bahwa penurunan baliho itu sama sekali tidak didasari oleh persoalan individu atau alasan yang bernuansa kepentingan pribadi, melainkan murni karena melihat dan merasakan sendiri kondisi Gorontalo yang hingga saat ini tidak memperlihatkan tanda-tanda adanya perubahan sedikit pun.
Padahal, kata Babe, dirinya selama ini sudah secara maraton menyuarakan kepada semua pihak bahwa Hamka sebagai Penjagub adalah sosok yang tidak akan membuat masyarakat Provinsi Gorontalo menjadi kecewa dalam hal kinerja. “Tapi nyatanya, saat ini kondisi Gorontalo berpotensi gaduh karena sejumlah sikap Hamka yang membuat banyak orang jadi merasa kecewa,” ujar Babe.
Tak hanya itu, Babe juga mengungkapkan, selama ini dirinya adalah orang pertama yang paling dikenal publik sebagai pihak yang selalu tampil ngotot membela secara mati-matian Hamka selaku Penjagub. Sehingga, tidak sedikit orang menuduhnya sebagai salah seorang “pembisik” di lingkaran Hamka. “Tapi malam ini saya turunkan baliho sebagai bukti bahwa saya bukan pembisik, apalagi jika disebut sebagai penjilat,” lontar Babe.
Babe terpaksa mundur dan mencabut dukungan kepada Hamka dengan cara menurunkan baliho tersebut adalah merupakan langkah terhormat demi kebaikan bersama, daripada harus bertahan dengan rasa malu.
“Saya terpanggil, dan tidak ingin malu karena terus-menerus membela seseorang yang telah terbukti membuat banyak orang kecewa, serta jelas-jelas mendapatkan penilaian dari evaluasi dengan hasil yang boleh dikata kurang baik atau hanya cukup dari Kemendagri,” jelas Babe.
Babe sekali lagi menegaskan, bahwa dirinya menurunkan baliho itu adalah sebagai bentuk sikap mundur dari dukungan kepada Hamka. Dan sikap ini merupakan langkah terhormat yang harus diperlihatkan oleh pihak LSM Gerhana.
Langkah terhormat yang dimaksud oleh Babe, seharusnya bisa diikuti oleh para pemimpin di negeri ini, seperti halnya yang menjadi budaya bagi orang-orang Jepang. Yakni, mundur dari sebuah jabatan karena dianggap tidak berkinerja baik di negeri Jepang itu adalah hal yang lumrah, dan merupakan langkah yang sangat tepat untuk menjaga “kehormatan” sebagai pemimpin, bukan malah mempertahankan jabatannya dengan berbagai alasan yang justru akan dapat lebih menambah masalah-masalah lainnya bermunculan.
“Lihat itu orang Jepang. Mereka mundur ketika dinilai tidak berhasil meski belum habis masa jabatannya, seperti itulah yang saat ini diperlihatkan oleh LSM Gerhana,” tandas Babe tersenyum, mencoba tegar, seraya menambahkan bahwa dirinya bukan seorang ASN yang umumnya bersikap mau atau tidak mau harus tetap berusaha bisa membela atasan atau pemimpinnya di pemerintahan meski itu dalam posisi salah. (ams-dm1)