DM1.CO.ID, GORONTALO: Dugaan perselingkuhan yang berujung penggerebekan terhadap Kepala Dinas Kominfo Provinsi Gorontalo, Masran Rauf dengan seorang wanita bersuami bernama Rinny Sukardi, pada Sabtu tengah malam (6/2/2021), hingga kini ternyata masih menjadi luka perih yang menganga dan menyayat di hati Stenly (suami Rinny) dan juga Sri Eka (istri Masran).
Memang, sesaat pasca penggerebekan yang diberitakan secara awal di media ini hingga viral, Stenly tampak masih mencoba untuk membela istrinya dengan mengundang pemimpin redaksi (Pemred) DM1 untuk melakukan klarifikasi, di sebuah cafe di bilangan Bundaran Saronde, Kota Gorontalo, pada Selasa malam (9/2/2021).
Dalam momen klarifikasi itu, Stenly yang didampingi sang istri yang juga merupakan ASN di Badan Diklat Provinsi Gorontalo itu, membantah hampir seluruh materi berita DM1.
Bahkan, dalam klarifikasi tersebut, Rinny tampak sangat “agresif menyerang” dan menuding DM1 telah memberitakan peristiwa penggerebekan tersebut secara mengada-ada. Padahal, menurut Pemred DM1, berita itu tersaji bukan merupakan hasil karangan atau opini wartawan, melainkan murni pengungkapan keterangan dari sejumlah narasumber.
Dan meski begitu, redaksi DM1 masih tetap memberi ruang klarifikasi sesuai versi sudut pandang pasangan suami istri yang telah dikarunia tiga orang anak itu.
Stenly dalam klarifikasi itu, sangat tampak “berpihak” dan memberikan pembelaan, bahwa istrinya tidak melakukan perbuatan perselingkuhan dan amoral seperti yang dibayangkan oleh orang lain. Bahkan Stenly membantah jika disebut terjadi perbuatan tercela antara Masran Rauf dengan Rinny, istrinya.
Namun anehnya, pembelaan Stenly itu kemudian memunculkan tanda tanya besar. Bahwa, jika memang tidak mempermasalahkan perselingkuhan maupun penggerebekan itu, lalu mengapa sehari sebelum klarifikasi, Stenly harus menulis status: “Ada yang kenal degan Orang ini” lengkap dengan foto-foto Masran di grup Publik Facebook “Portal Gorontalo”, pada Senin (8 Februari 2021) pukul 10.34 WITA?
Keberpihakan terhadap istrinya tak berhenti pada momen klarifikasi, tetapi Stenly bahkan melanjutkan upaya pembelaannya dengan menanda-tangani surat pernyataan bermaterai, yang intinya tidak keberatan sebagai suami atas praktik pengkhianatan yang terukir dalam peristiwa penggerebekan tersebut.
Anehnya, meski klarifikasi sudah dimuat oleh redaksi DM1 dan juga telah menanda-tangani surat pernyataan tidak keberatan tersebut, namun di sisi lain Stenly malah menumpahkan atau mencurahkan jeritan hatinya (curhat) ke salah seorang anggota Komisi I (Bidang Hukum dan Pemerintahan) DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea (AD).
Dalam curhatnya melalui percakapan WhatsApp (WA) pada sekitar 3 minggu lalu, Stenly menyatakan dan mengungkapkan sejumlah hal penting, termasuk meminta tolong kepada mantan Wali Kota Gorontalo tersebut.
Mengetahui adanya percakapan tersebut, wartawan DM1 pun meminta izin kepada Adhan Dambea untuk menayangkan dalam bentuk tulisan maupun pemberitaan di media ini. “Iya, yaa, tidak apa,” jawab Adhan Dambea ketika wartawan DM1 meminta izin untuk menulis dan memuat hasil screenshot percakapan WA tersebut.
Berikut di bawah ini percakapan Stenly dengan Adhan Dambea, yang telah diedit seperlunya tanpa menghilangkan maknanya:
“Assalamu ‘alaikum, Pak. Saya Stenly Harun. Saya ingin ketemu,” tulis Stenly kepada Adhan Dambea, via WA.
“Assalamu ‘alaikum, Pak. Maaf saya belum sempat ketemu. Tapi saya dengar ini Kadis sampai sekarang belum di-nonjob. Bagaimana itu gubernur, wagub, dengan sekda terkesan memihak kepada kadis yang telah menghancurkan rumah tangga orang. Mohon pak AD. Tolong suarakan di DPRD Provinsi Gorontalo.. ???,” lanjut Stenly.
“Wa ‘alaikum salam, sebantar ada rapat (hearing) dengan Sekda,” jawab Adhan Dambea.
“Iya Pak.. pertanyakan sampai sekarang kadis itu masih melenggang-lenggang belum ada tindakan dari gubernur,” pinta Stenly.
“InsyaAllah saya akan ‘serang’ pemerintah (Provinsi Gorontalo),” tegas Adhan Dambea.
Setelah membaca ketegasan Adhan Dambea, Stenly pun berucap syukur. Dan ia tetap berharap agar semua isi dan jeritan hatinya dapat diwakili oleh Adhan Dambea.
Bahkan Stenly menyatakan keinginan agar Masran Rauf sebagai Kadis Kominfo Provinsi Gorontalo tidak hanya di-nonjob, tetapi juga bisa segera dipecat dari ASN oleh BKN Manado.
Mengetahui harapan Stenly seperti itu, Adhan Dambea pun menyatakan bahwa akan menyikapi dan tetap mengawal persoalan ini secara serius.
“Tolong, Pak. Pokoknya saya minta tolong Bapak wakili saya, harus ditangani serius. Rumah tangga saya hancur berantakan, termasuk tiga anak saya ikut jadi hancur. Jadi saya mau dia juga harus turut hancur, Pak ???,” harap Stenly.
Stenly mengungkapkan rasa perihnya, bahwa betapa besar upayanya menjaga keutuhan rumah tangga yang telah terbangun dan terbina selama 16 tahun ini, namun akhirnya harus hancur, serta sekaligus anak-anak dari hasil perkawinannya dengan Rinny juga jadi korban lantaran Masran yang dinilai selama ini ternyata telah menjalin cinta terlarang, yang akhirnya sebagai puncaknya dapat terbongkar dalam peristiwa penggerebekan di malam itu dengan alasan hanya karena ingin makan durian.
“Saya tidak ikhlas, saya tidak rela. Pokoknya ini Kadis (Masran) juga harus hancur, dan apapun saya akan tempuh,” tulis Stenly.
“Saya lebih semangat lagi dengan dorongan dari Stenly,” sahut Adhan Dambea. Selanjutnya ditanggapi dengan ungkapan terima kasih dari Stenly.
“Yaa Allah, semoga Bapak Adhan Dambea diberi kesehatan dan kekuatan untuk menghancurkan kezaliman ini. Aamiin Allahumma Aamiin???,” demikian untaian doa Stenly.
Dengan mengirim sebuah dokumen, Adhan Dambea lalu mempertanyakan dan mengonfirmasi adanya surat pernyataan tidak keberatan yang telah ditanda-tangani oleh Stenly.
Dokumen via WA yang dikirim Adhan Dambea itupun dijawab secara tegas oleh Stenly. “Ohh, ini cuma akal-akalan, Pak. Saya menanda-tanganinya karena istri saya bilang supaya dia (Rinny) tidak ada lagi urusan maupun konflik dengan mereka (Masran dengan istrinya),” jawab Stenly.
Untuk membuktikan bahwa surat pernyataan itu hanya “akal-akalan”, Stenly pun mengaku siap dihadirkan sebagai saksi bila dibutuhkan dalam proses pemeriksaan oleh pihak BKD Provinsi Gorontalo..
“Saya demi Allah SWT, demi Rasulullah., saya Stenly Harun bersumpah keberatan dengan kelakuan Masran Rauf, yang mengganggu dan merusak keutuhan rumah tangga saya. Saya tidak ikhlas, saya berdoa semoga Allah SWT membalas perbuatan Masran Rauf tujuh turunan. Ini sumpah saya, Allah SWT Maha Kuasa,” demikian sumpah yang diuntai Stenly, lalu dijawab dengan kalimat InsyaAllah oleh Adhan Dambea.
Rasa pilu sembilu yang tertancap di pori-pori hati Stenly dapat dilihat di akun facebook miliknya (dengan mengklik tautan di sini). Pada tautan video lagu berjudul “Cinta Aku Menyerah” dari Dygta di facebooknya, Stenly menulis tagar #LukainiTerlaluDalam #Menyerah.
Selain itu, juga ada video lagu lain yang di-upload Stenly pada 9 Februari 2021 (atau 4 hari pasca penggerebekan), berjudul “Bebaskan Diriku” dari Armada Band (untuk melihat, klik di sini).
Bukan hanya Stenly, namun juga ada ibu angkat Sri Eka bernama Mama Ina (nama samaran) yang ikut mencurahkan isi hatinya yang paling dalam kepada Adhan Dambea, sekaligus menumpahkan rasa kekecewaan dan kejengkelannya terhadap kelakuan Masran.
“Assalamu ‘alaikum wr.wb. Pak, ini Mama Ina. Tolong desak untuk memecat saja pejabat begitu. Si Eka, istrinya itu adalah anak angkat saya. Eka sudah jadi anak yatim-piatu sejak kedua orang tuanya meninggal saat ia masih kecil,” tulis Mama Ina seraya menambahkan bahwa setelah kedua orang tuanya meninggal, maka dialah yang memelihara Eka seperti anak kandungnya sendiri.
“Wa ‘alaikum salam, sudah pasti dipecat. Dan saya akan bikin ribut terus kalau tidak ada tindakan. InsyaAllah. Kau di mana?” sahut Adhan Dambea.
“Terima kasih, terima kasih banyak Pak. Saya di Manado, dan saat ini saya cuma bisa pantau dari media-media. Semoga Bapak tetap sehat wal ‘afiat. Aamiin,” tulis Mama Ina.
Mama Ina menceritakan, bahwa pada akhir Desember 2020 ia sempat ke Gorontalo, dan baru mengetahui jika rumah tangga Eka memang sudah kacau.
Masran sebagai suami, menurut Mama Ina, sudah tidak lagi memberi nafkah, untung saja Eka adalah seorang guru. Dan untuk menambal kebutuhan hidupnya, Eka terpaksa harus membagi waktu untuk membuat dan menjual kue-kue.
“Padahal saat ingin menikah, saya sudah beri pesan untuk dapat benar-benar menjaga anak saya, karena Eka itu sudah yatim-piatu,” sambung Mama Ina.
Mendengar hal itu, Adhan Dambea pun meminta mama Ina agar bisa mengarahkan Eka untuk bertemu dengannya. “Ok, Pak. Saya akan menyuruh Eka untuk ketemu dengan Bapak,” tulis Mama Ina seraya memohon Adhan Dambea membantu memperjuangkan anak-anak Eka agar mendapatkan hak-haknya.
Untuk diketahui, saat ini pengacara Eka telah memasukkan laporan ke Polres Gorontalo Kota. Ia melaporkan perbuatan perselingkuhan dan amoral dugaan perzinaan suaminya, Masran Rauf. “Iya (laporannya) sudah masuk, sementara proses, masih berjalan,” ujar Kapolres Gorontalo Kota, AKBP. Desmont Harjendro, AP, S.IK, saat ditemui usai menghadiri sosialisasi Kampung Tangguh Penanganan Covid19, di Hotel Grand-Q, Kota Gorontalo, Kamis (4/3/2021).
AKBP. Desmont membenarkan adanya mediasi yang sedang dilakukan antara Eka dengan Masran. Dalam tahap mediasi yang masih berlangsung hingga saat ini, Eka dikabarkan mengajukan sejumlah persyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh Masran.
Yakni, selain sejumlah uang dengan besaran yang telah ditentukan, Eka juga meminta agar Masran dapat menyediakan 1 unit rumah baru untuk kepentingan masa depan anak-anak mereka. “Iya itu, ada persyaratan itu,” tutur AKBP. Desmont membenarkan. (dms/dm1)
Rab Mar 10 , 2021
DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Pada Kamis (4/3/2021), kontingen Karate-do Wadokai Kecamatan Suwawa Timur (Sutim) sebanyak 17 atlet, berhasil diberangkatkan ke ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda), atau Kejuaraan Karate Open Turnament Cup II Shotokan Kandaga Indonesia (Shokaido), yang diselenggarakan dari tanggal 5-7 Maret 2021, di Kabupaten Boalemo.