Guru Ini Sarankan Nama Bandara di Buol Diganti

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, BUOL : Kabupaten Buol adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah 3.507 km² dan berpenduduk sekitar 132.352 jiwa (2015). Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Buol.

Sama halnya dengan daerah lainnya, Kabupaten Buol saat ini juga sedang terus berupaya melakukan kegiatan pembangunan daerah di seluruh sektor dengan berbagai potensi dan sumber daya yang dimilikinya.

Mulai dari potensi pertanian dan perkebunan rakyat, kawasan hutan, perikanan dan kelautan, juga pertambangan dan energi, serta sektor pariwisata, yang secara keseluruhan boleh dikata masih sangat “perawan”.

Sehingga itu, dengan potensi dan kekayaan yang belum mampu tersentuh dan diolah secara maksimal tersebut, sudah pasti dapat menjadi peluang besar untuk dikelola dengan optimal, baik oleh pemerintah daerah maupun dari para investor lainnya.

Namun salah satu hal yang perlu dibenahi guna mengundang calon investor untuk dapat tertarik berinvestasi dalam pengelolaan potensi dan kekayaan alam di Buol, adalah mengenai bandara udara (bandara) sebagai akses perhubungan udara yang sejauh ini dinilai masih belum memadai, mulai dari masalah penyebutan nama maupun dari segi sarana dan fasilitas yang dimilikinya.

Dari data yang ada, sejak dibangunnya bandara di Buol pada tahun 1984 hingga saat ini, penyebutan atau penamaan bandara ini masih dinilai belum definitif. Sebab, masyarakat Buol masih kerap menyebut bandara tersebut dengan dua penyebutan. Yakni Bandara Pogogul, dan Bandara Ir. Abdul Karim Mbouw.

Olehnya itu, Lahamudin Rachman selaku seorang guru di daerah ini menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten Buol untuk kira segera mendefinitifkan nama Bandara di Buol tersebut.

Namun Lahamudin mengaku, bahwa dirinya sejauh ini telah banyak menyerap berbagai pendapat dari berbagai kalangan tentang penyebutan nama Bandara di Buol tersebut. Hasilnya, menurut Lahamudin, umumnya kalangan menghendaki nama Bandara di Buol ini lebih pantasnya dinamai Bandara Ir. Abdul Karim Mbouw.

Alasannya, menurut Lahamudin, selain adalah sosok kepala daerah (bupati) pertama di Kabupaten Buol, Ir. Abdul Karim Mbouw adalah juga dikenal sebagai tokoh utama pemekaran Kabupaten Buol.

Sementara nama Pogogul, kata Lahamudin, sangat tidak tepat digunakan sebagai nama bandara di Buol. Sebab, Pogogul adalah merupakan istilah yang saat ini digunakan oleh masyarakat Buol yang ada di luar daerah (perantau).

Bagi mereka (perantau), menurut Lahamudin, nama Pogogul dipakai sebagai simbol keberkahan dalam menjalani kehidpan di luar Buol. “Jadi tidak bisa dipakai untuk nama bandara, jalan, gedung, dan lain-lain,’’ ujar Lahamudin.

Olehnya itu, Lahamudin beserta sebagian masyarakat Buol menyarankan, bahwa tak ada salahnya apabila bandara di Buol ini didefinitifkan dengan nama Ir. Abdul Karim Mbouw. Sebab, nama bandara di hampir seluruh daerah di tanah air mengambil dari nama tokoh di daerah mereka masing-masing. Misalnya, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Hasanuddin, Bandara Djalaluddin, Bandara Juanda, Bandara Pattimura, dan lain sebagainya.

(Safril/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

2,773 views

Next Post

2 Penyuap Panitera PN Jakpus Hadapi Vonis di Pengadilan Tipikor

Sen Jan 9 , 2017
DM1.CO.ID, JAKARTA: Dua terdakwa penyuap panitera PN Jakpus, Santoso, menghadapi vonis majelis hakim hari ini. Kedua terdakwa yakni pengacara Raoul Aditya Wiranatakusumah dan anak buahnya, Ahmad Yani.