Dulu Jokowi Pecat Rizal Ramli Karena Lawan Ahok, Kini Giliran Rakyat yang Mau “Dipecat”

Bagikan dengan:

perspektif

DM1.CO.ID, JAKARTA: “Kok demi seorang yg jadi “Biang Kekacauan” semua mau dikorbankan?...” Ini adalah kicauan sekaligus pertanyaan yang ditulis oleh Rizal Ramli dalam akun twitternya @RamliRizal, pada Ahad (13/11/2016).

Seperti diketahui, DR. Rizal Ramli adalah tokoh nasional yang sejak dulu hingga sekarang dikenal sangat konsisten pro-rakyat. Yakni, tegas membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat (negara dan bangsa ini), terutama rakyat di lapisan bawah.

Disebut konsisten, sebab warna dan karakter Rizal Ramli sebagai pejuang rakyat tak pernah pudar, baik di luar maupun ketika berada di dalam pemerintahan. Sikap dan perjuangannya kepada rakyat tidak setengah-setengah, yakni ia senantiasa rela mengorbankan dan mempertaruhkan diri dan jabatannya.

Ia pernah dipenjara saat sebagai aktivis mahasiswa karena melawan pemerintahan Orde Baru yang dinilainya otoriter. Ia juga sudah dua kali dipecat lantaran lebih memilih membela kepentingan rakyat.

Yakni pertama, pada tahun 2008, Rizal Ramli dipecat dari jabatannya “basahnya” sebagai Presiden Komisaris PT. Semen Gresik, karena ikut-serta dalam unjuk-rasa bersama rakyat menolak secara tegas kebijakan Presiden SBY menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Yang kedua, Rizal Ramli diberhentikan dari jabatannya selaku Menko Kemaritiman dan Sumberdaya karena sangat getol dan amat giat memperjuangkan kepentingan wong cilik dengan “mengobrak-abrik” sejumlah kebijakan di dalam Kabinet Kerja yang dinilainya hanya untuk kepentingan golongan tertentu.

Kebijakan yang “diobrak-abrik” oleh Rizal Ramli tersebut di antaranya, adalah mengenai rencana pembelian 30 unit pesawat airbus; proyek pembangunan listrik 35 ribu MW; Freeport; Blok Masela.

Dan yang terakhir, Rizal Ramli pun dipecat usai “melawan” kehendak Ahok yang ngotot melanjutkan reklamasi Pulau G. Di saat itu, Jokowi –yang katanya– sebagai presiden wong cilik, nyatanya tidak mendengar dan tidak peduli terhadap keluhan serta jeritan wong cilik (para nelayan yang menolak reklamasi dan warga korban penggusuran).

Jokowi sangat nampak lebih tunduk dengan kehendak dari Ahok. Dan indikasi ini sangat terlihat terang benderang ketika pengganti Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Luhut B. Panjaitan, menyatakan reklamasi Pulau G dilanjutkan. Ketika itu, selera Ahok pun terpenuhi.

Dan kini, ketika rakyat dari berbagai kalangan (terutama umat Islam) “mengamuk” untuk melawan Ahok karena dinilai telah menistakan alQuran, Jokowi sebagai presiden pun tidak tinggal diam untuk membela Ahok.

Jokowi seolah-olah jadi budak Ahok: “Siapa saja yang berani melawan Ahok, Jokowi yang pasang badan”.

Setidaknya, indikasi tersebut terlihat ketika Rizal Ramli melawan Ahok, di mana tak lama berselang Rizal Ramli pun dicopot dari jabatannya dengan alasan kerap bikin gaduh. Gaduhan mana dengan Ahok?

Dan ketika kini rakyat melawan Ahok melalui aksi demo bela Islam jilid II pada 4 November 2016, Jokowi pun langsung turun tangan. Laksana “membela” Ahok, Jokowi mendadak sibuk mondar-mandir ke sana ke mari menemui sejumlah kesatuan TNI dan Polri, juga merapat seolah ingin “membujuk” sejumlah ulama.

Jokowi memang berhasil memecat Rizal Ramli karena melawan Ahok. Sekarang, apakah Jokowi juga akan mampu “memecat” (menaklukkan) rakyat terutama umat Muslim yang ingin membela Islam, yang juga sekaligus membela keutuhan NKRI dari seorang pemicu konflik yang bernama Ahok?

Jika Jokowi berhasil “memecat” (menaklukkan) rakyat tersebut, maka di saat itu juga kedaulatan negara ini sesungguhnya bukan lagi di tangan rakyat, melainkan sudah berada di “toilet” Ahok. Entahlah???

(AMS/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

8,667 views

Next Post

HGN, SDN 13 Gorontalo: Dari Lomba Hingga “Polisi Tidur”

Sen Nov 21 , 2016
DM1.CO.ID, KOTA GORONTALO: Antusias para guru menyambut Hari Guru Nasional (HGN) tahun ini sudah terlihat di mana-mana. Dan hampir semua sekolah di tanah air, khususnya di Kota Gorontalo telah mempersiapkan berbagai kegiatan untuk memeriahkan HGN tersebut, salah satunya adalah SD Negeri 13 Kota Barat-Kota Gorontalo.