DM1.CO.ID, GORONTALO: Satu unit rumah di Perumahan Belle Moyoto Indah di Jalan Jakarta 1, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, nyaris diamuk massa warga setempat, pada Ahad pagi (9/4/2023).
Pasalnya, rumah kontrakan tersebut diduga dijadikan rumah bordil, alias tempat prostitusi dan bertransaksi seks komersial oleh penghuninya.
Sebetulnya, aktivitas janggal yang mengarah ke perbuatan asusila (prostitusi) di rumah kontrakan milik seorang oknum pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo itu, telah kerap dipantau dan diamati oleh sejumlah warga setempat, yakni sejak pertama kali menempati rumah tersebut, atau sekitar 2 bulan yang lalu.
Sehingganya, para warga di perumahan itu pun mengaku sangat resah dan merasa tidak nyaman dengan kehadiran para penghuni rumah kontrakan itu. “Hampir tiap malam rumah itu dikunjungi oleh orang-orang dari luar secara bergantian, dan biasanya sampai pagi,” ujar seorang warga.
Bahkan, menurut warga setempat, tak jarang ada keributan di tengah malam di saat orang-orang di sekeliling sedang istirahat.
“Mereka pernah terdengar sedang bertengkar di depan rumah tetangga, tengah malam, laki-laki dan perempuan. Mereka bertengkar tentang tarif. Si laki-laki terdengar meminta kembali uangnya karena mengaku tidak puas dengan ‘pelayanan’ yang dia dapat,” ungkap seorang warga.
Meski telah menimbulkan keresahan, namun warga di perumahan tersebut masih belum mau ambil pusing terhadap keributan ataupun kegiatan amoral para penghuni dan pengunjung di rumah kontrakan, yang letaknya bersebelahan dengan rumah seorang anggota Polri itu.
Namun kesabaran warga akhirnya habis juga. Yakni, pada Ahad pagi, (9/4/2023), seorang pemuda berambut pirang yang diduga sebagai “pelanggan” di rumah kontrakan itu, tiba-tiba berjalan keluar di jalan sambil berteriak berkali-kali menantang orang-orang di sekitar untuk berkelahi.
“Sini, siapa yang berani lawan kita. Kita tidak takut,” ujar sejumlah warga menirukan teriakan pemuda pirang itu.
Teriakan pemuda pirang itu pun akhirnya membuat warga sekitar terbakar emosi. Beberapa pemuda lainnya terpaksa harus bertindak dan menyatakan siap menerima tantangan berkelahi.
Suasana pagi yang tenang di bulan Ramadan itu pun mendadak jadi ribut dan geger. Teriakan dan tantangan berkelahi dari pemuda pirang itu disambut dan diterima oleh sejumlah anak muda setempat.
Sejumlah warga bersama anak muda di perumahan itu pun mengejar pemuda pirang yang spontan langsung kabur masuk ke dalam rumah kontrakan tersebut. Beberapa butir batu sempat terlontar ke arah rumah “prostitusi” itu.
Para anak muda beserta warga setempat akhirnya mengepung rumah tersebut. Bahkan ada di antaranya tampak mencoba mendobrak pintu sambil diikuti dengan teriakan dari para warga lainnya. “Keluar, keluar, keluar ngana. Woeee… sini ngana, kita mau lawan ngana,” teriak dari sejumlah anak muda dengan emosi yang tampak tak lagi terbendung.
Suasana sedikit mereda ketika Ketua RT setempat mencoba meminta keterangan kepada penghuni rumah tersebut. Terdapat dua wanita pun keluar dari rumah itu, dan bergegas menaiki motor.
Wartawan DM1 yang berada di TKP pun mencoba menginterogasi wanita yang berpakaian tidak seronok tersebut. Sayangnya, wanita yang diduga PSK (Pekerja Seks Komersial) itu membantah jika dirinya “seprofesi” dengan penghuni rumah tersebut. “Saya cuma datang menagih utang,” ujar wanita itu dengan nada emosi karena tak ingin direkam video.
Sementara itu, Ketua RT ternyata tak bisa berbuat banyak. Ia mengaku sulit untuk mengajak bicara penghuni rumah yang kelihatan memperlihatkan perlawanan. Namun beruntung, pemuda pirang harus dipaksa keluar dari rumah kontrakan tersebut oleh orang tuanya yang mendapat informasi terkait kejadian tersebut, sehingga ia bergegas datang menjemput dan menyeret sang anak pulang ke rumahnya.
Tak lama kemudian, seorang wanita bertato di lengan dengan sikap angkuh keluar dan bersandar di pintu pagar sambil memperlihatkan pelecehannya terhadap bulan Ramadan, yakni dengan mengisap lalu mengepul-ngepulkan asap rokok di hadapan warga yang berkerumun di jarak yang telah menjauh.
Namun tak lama kemudian, mobil patroli Polisi dari Polsek Kota Tengah dan juga mobil Samapta Polres Gorontalo Kota, terlihat mendekat dan tiba di TKP.
Sejumlah anggota Polri yang muncul dari laporan warga itupun langsung melakukan penindakan. Namun, wanita bertato itu sempat menghalangi-halangi wartawan yang sedang meliput kejadian tersebut, yakni dengan merampas dan menjatuhkan HP milik wartawan.
Parahnya, wanita bertato dan bergigi kawat itu bahkan sempat memukul wajah wartawan, sehingga wanita yang diduga pelacur itu pun terancam akan dipidanakan dengan perkara lainnya.
Selanjutnya, setelah menggeladah rumah kontrakan dengan seluruh kamar yang tampak remang-remang itu, para anggota Polisi pun akhirnya menggelandang wanita bertato beserta seorang wanita kurus lainnya yang mengaku berasal dari Sulawesi Tengah itu, menaiki mobil Tahanan Polres Gorontalo Kota.
AKP Ondang Zakaria selaku Kasat Samapta Polres Gorontalo Kota, saat dihubungi menyatakan akan mengundang dan ikut memanggil pemilik rumah untuk dimintai keterangannya.
Sementara itu, RN selaku pemilik rumah saat coba dihubungi berkali-kali, belum sempat mengangkat sambungan telepon. Namun RN di beberapa jam sesudahnya hanya menyampaikan informasi melalui pesan WhatsApp bahwa dirinya sedang sakit panas menggigil.
Terkait dengan keributan di rumah kontrakan tersebut, seluruh warga setempat pun mengingatkan dan meminta secara tegas kepada pihak aparat berwenang beserta pemilik rumah, agar tidak lagi menerima penghuni rumah kontrakan yang menimbulkan keresahan dan mengganggu Kamtibmas, terlebih di saat bulan Suci Ramadan seperti ini.
“Cukup jalanan di perumahan ini yang rusak dan tidak mendapat kepedulian dari pemerintah, tapi tolong jangan dirusak ketenangan warga di sini. Kasihan ini bulan Ramadan, jangan dikotori, dan jangan mengundang murka Allah,” ujar warga. (dms-dm1)