Delapan Tahun, Tino Belum Juga Diberi Bantuan Rumah Dari Pemerintah Boalemo

Bagikan dengan:
Wartawan : Kisman Abubakar~
Editor : Vita Pakai ||

DM1.CO.ID, BOALEMO: Tekad Pemerintah Kabupaten Boalemo untuk mengatasi masalah kemiskinan tampaknya masih perlu lebih diseriusi. Pasalnya, masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang belum pernah tersentuh ataupun mendapatkan rumah bantuan dari pemkab Boalemo.

Kondisi itu dialami pasangan suami istri, Tino (36) dan Ely (30). Pasutri de-ngan dua orang anak yang masih kecil-kecil itu masih tinggal di gubuk reyot berukuran 4 x 7 meter. Mereka tinggal di rumah tak layak huni yang masih berdindingkan pitate (bambu) dan beratapkan rumbiya, persisnya di Dusun 6, Desa Polohungo, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo.

Sudah hampir delapan tahun mereka selalu berjuang untuk mendapatkan rumah layak huni dari pemerintah, namun apalah daya mereka hanya bisa pasrah dan menerima keadaan seperti itu. Tinggal di rumah seadanya membuat Tino harus bekerja ekstra keras setiap saat agar bisa membenahi kondisi dinding dan atap rumah yang ditempati keluarganya. Sebab jika tidak segera dibenahi, setiap malam keluarganya harus menahan dingin angin. Apalagi disaat hujan, ketika orang lain sudah tertidur nyenyak, Tino dan keluarganya tidak bisa merasakan tidur dengan nyenyak karena atap berlubang dan dinding berlubang membuat air masuk me-netes membasahi tempat tidur mereka.

Tino yang hanya sebagai petani jagung pun belum bisa mencukupi kebutuhan dasar keluarga kecilnya sehari-hari. Sementara sang istri mengasuh kedua putrinya yang saat ini masih duduk di bangku sekolah. “Namun untuk membantu suami menambah penghasilanya mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, sang istri seringkali membuat kerajinan tangan yang terbuat dari rotan yakni kopiak karanji untuk dijual. Meskipun Tino dibantu oleh sang istri, penghasilan merekapun tidak akan bisa mencukupi jika harus memperbaiki rumah. Walaupun begitu, mereka merasa sedikit tercukupi dan bersyukur karena mereka juga bisa makan dari hasil kebun seperti umbi dan pisang.

Selain membutuhkan rumah layak huni, keluarga Tino juga sangat membutuhkan air bersih. Karena sumber mata air yang ada sangat jauh dari tempat tinggalnya. Membutuhkan jarak sekitar 1 km untuk mencapai sumber mata air dan itupun ditempuh dengan hanya berjalan kaki serta ditampung didalam ember dengan volume 10 liter.

“Jika pemerintah bisa mengerti apa yang kami alami, kami berharap bisa mendapatkan perhatian,” ungkap Tino dan di aminkan oleh sang istri. (kab/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

4,594 views

Next Post

Direktur Baru RSTN, Siap Mendukung Program Kesehatan Pemda Boalemo

Rab Jan 10 , 2018
Wartawan : Kisman Abubakar Editor : Ams/Zein DM1.CO.ID, BOALEMO: Dua pekan mendapat mandat pasca dilantiknya Direktur RSTN Boalemo yang baru oleh Bupati Boalemo H. Darwis Moridu. dr. Rahmawaty Dai, Mars. yang dulunya menjabat sebagai Sekretaris RSTN Boalemo, kini harus bekerja extra untuk mencari terobosan demi meningkatkan pelayanan maksimal di RSTN […]