Mentang-mentang Mentan, Amran Geram Saat Ditanya Soal Harga Cabai yang Meroket

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, MAROS: Saat ini, harga cabai yang meroket bukan hanya terjadi di Jakarta dan daerah Kalimantan saja. Sejak dua hari lalu harga cabai di Bandung bahkan mencapai Rp.130 ribu perkilo. Juga di Pasar Sentral Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, harga cabai ikut meroket dengan kisaran harga Rp.100 ribu hingga Rp.110 ribu pada Jumat (6/1/2017).

Dan sejak rezim Kabinet Kerja yang dinakhodai oleh Presiden Jokowi ini, harga-harga kebutuhan hidup rakyat  sangat banyak yang telah meroket. Yakni, mulai dari BBM (Bahan Bakar Minyak), listrik, harga rokok, sembako, dan bahkan siap-siap biaya BPKB dan STNK juga ikut dinaikkan 3 kali lipat. Dan kini, giliran harga cabai yang meroket.

Dalam kondisi serba sulit yang kini melilit dan mencekik ekonomi masyarakat akibat kenaikan-kenaikan harga kebutuhan hidup tersebut, maka masyarakatlah yang mestinya marah terhadap pemerintah karena tak mampu melindungi bangsa ini dari kesulitan-kesulitan ekonomi dalam negeri.

Namun anehnya, dalam masalah kenaikan harga cabai beberapa hari terakhir ini, justru pemerintah yang memperlihatkan sikap geram terhadap masyarakat, seolah-olah pemerintah tak ingin disalahkan.

Sikap geram itu diperlihatkan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman usai meninjau Balai Penelitian Jagung dan Serealia (Balitjas) Kabupaten Maros, Sabtu siang (7/1/2017). Amran Sulaiman geram saat wartawan menanyakan harga cabai di Maros masih tinggi.

“Cabai lagi, kita terlalu cengeng. Cabai aja diputar, jadi kita bingung, cabai lagi yang dipikir. Hati-hati, begitu aku fokus ke cabai, bisa berantakan yang lain. Ini yang jantungnya aku pegang, kemudian rambutnya terpotong satu, rambut ini yang dibahas,” lontarnya.

Ia menegaskan, bahwa tugasnya selaku Mentan bukan hanya memikirkan satu komoditas strategis. Melainkan ada 14 komoditas strategis yang harus diperhatikan. Salah satunya persediaan beras.

“Tolong, persoalan cabe naik, dari 14 komoditas strategis cuma satu yang naik. Impor beras tidak ini tahun. Itu yang paling strategis. Kalau tanpa beras mati orang, sakit. Jadi tolong, cabai itu masih terkendali,” lontarnya lagi.

Mungkin mentang-mentang punya banyak tugas sebagai Mentan, Amran yang seolah-olah tak mau disalahkan itu pun menjelaskan, bahwa persoalan harga cabai tidak mudah untuk diselesaikan secepatnya. Apalagi dengan banyaknya program lain yang harus ia perhatikan.

“Beras turun 0,9 persen, aman beras. Bawang tidak impor kan. Enam bulan terakhir ini banyak persoalan, tidak bisa diselesaikan sekaligus, kita punya keterbatasan juga,” ungkapnya.

Dari 14 komoditas strategis, kata Amran lagi, hanya satu yang naik, yaitu cabai. “Jadi kita itu fokusnya ada 14 komoditas strategis, cuma satu yang naik. Ada yang turun produksinya, kedelai. Tapi yang lain masih stabil,” tuturnya.

(dbs/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

1,905 views

Next Post

Guru Ini Sarankan Nama Bandara di Buol Diganti

Ming Jan 8 , 2017
DM1.CO.ID, BUOL : Kabupaten Buol adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah 3.507 km² dan berpenduduk sekitar 132.352 jiwa (2015). Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Buol.