DM1.CO.ID, BOALEMO: Hampir semua wilayah di seluruh penjuru dunia saat ini dinyatakan terserang wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid19). Dan khusus di Indonesia, sejumlah daerah telah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sebagai upaya pencegahan penularan Covid19 agar tidak meluas.
Namun untuk memberi ruang gerak kepada masyarakat agar tetap dapat beraktivitas di masa pandemi Covid19, pemerintah Indonesia pun mempersiapkan penerapan pola hidup “New Normal” bagi masyarakat.
Lalu, sikap seperti apa yang harus dilakukan oleh semua pihak, terutama masyarakat dalam menghadapi situasi yang sangat sulit seperti saat ini?
Dokter Roni H. Imran selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Boalemo, dalam bincang-bincangnya bersama Wartawan DM1, pada Ahad (7/6/2020), memberikan beberapa pemahaman dan pencerahan.
“Alhamdulillah, insyaAllah kita semua siap untuk memasuki New Normal Life,” ujar dr. Roni Imran memulai menyahuti perbincangan.
Tapi apakah masyarakat benar-benar sudah siap dengan kehidupan “baru” yang akan diterapkan tersebut? “Ini bukan masalah siap atau tidak siap. Tetapi kita semua harus mempersiapkan kehidupan yang baru di zaman pandemi Covid19,” kata dr. Roni.
Dokter Roni Imran mengungkapkan, para pakar virus termasuk dari WHO menyatakan, bahwa Covid19 akan lama berada di muka bumi, paling cepat 1-2 tahun baru bisa hilang.
“Maka hampir tidak mungkin kita mengurung diri dengan menerapkan PSBB atau Lockdown selama bertahun-tahun, maka akibatnya hampir semua sendi kehidupan akan hancur. Seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, keagamaan, pemerintahan, bahkan kehidupan bernegara,” ujar dr. Roni.
Penerapan New Normal, menurut dr. Roni, adalah sesuatu yang sulit untuk ditawar-tawar. “Tetapi harus berpedoman pada Protap (Prosedur Tetap) kesehatan yang ketat. Senantiasa pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, hidup bersih, makanan yang sehat dan bergizi. Hidup yang selalu optimis menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan,” tutur dr. Roni.
Selain kurva penularan yang harus diturunkan, menurut dr. Roni, pemerintah juga harus tetap memperhatikan fasilitas kesehatan, rumah sakit laboratorium, APD, dll. Juga Sosialisasi, edukasi dan komunikasi yang melibatkan lintas sektor, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat sehingga tidak menimbulkan resistensi dan mal-persepsi di tengah masyarakat.
Dokter Roni mengingatkan, bahwa kehidupan tidak mungkin berhenti. Denyut kehidupan harus tetap berdetak. Dunia terus berputar sesuai sunnatullah, membawa semua masalah kehidupan dalam pergantian siang dan malam.
“Hidup normal yang baru harus segera kita coba, dan harus kita jalani. Hidup bagi orang yang beragama dan beriman, bukan hanya masalah makan dan minum, tapi lebih dari itu,” ujar dr. Roni.
Ia menegaskan, bahwa hidup di dunia ini memang penting, tapi yang lebih penting lagi adalah kehidupan setelah mati. “Kehidupan beragama harus segera kita laksanakan dengan Protap kesehatan. Tempat ibadah seperti masjid sebagai central kehidupan beragama (umat Islam) akan dibuka kembali. Pelaksanaan syariat agama lainnya segera berjalan. Dan sekali lagi di New Normal, harus merujuk pada Protap kesehatan yang diatur oleh pemerintah,” jelasnya.
Dokter Roni juga mengingatkan, seberat apapun masalah yang diakibatkan oleh Covid19, maka harus hadapi oleh semua pihak, khususnya umat Islam, seperti yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW pada saat menghadapi tantangan kaum Jahiliyah dalam berdakwah. “Seandainya matahari diletakkan di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, sekali-kali aku tidak akan meninggalkan usaha dakwah ini hingga Allah memenangkannya atau aku binasa dalam perjuangan itu,” tutur dr. Roni mengutip sebuah hadis.
“Maka wahai saudaraku semuanya. Tetap kobarkan semangat, rapatkan barisan, bersatu padu untuk bersama-sama melawan dan mengalahkan Covid19. Jangan Saling menyalahkan dan saling menghujat,” ajak dr. Roni.
Takut pada penyakit seperti Covid19, lanjut dr. Roni, adalah hal yang wajar. “Tetapi kita jangan sampai ketakutan bahkan panik. Rasa takut adalah salah satu anugerah Tuhan, sehingga dengan itu manusia berusaha menghindari bahaya, agar dapat bertahan dalam hidup,” jelas dr. Roni.
Dokter Roni mengungkapkan, pada prinsipnya Covid 19 adalah sama dengan penyakit virus lainnya, yaitu sifatnya Self Limiting Diseases, bisa sembuh sendiri.
Ia pun mengingatkan, bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan penuh kesempurnaan, dilengkapi dengan berbagai macam sistem pertahanan tubuh dan imunitas untuk melawan dan membunuh bakteri atau virus yang menyerang. Sehingga secara normal tubuh akan berusaha melawan semua bahaya.
Kecuali, lanjut dr. Roni, bagi Kelompok rentan, seperti bayi, balita, anak anak, yang sistem imun-nya belum terbentuk sempurna, sehingga harus diproteksi dengan ketat terhadap Covid19.
Demikian juga, kata dr. Roni, para Lansia, apalagi yang mempunyai penyakit penyerta (bawaan) itu sangat rawan terkena Covid19, sehingga perlu dilakukan perlindungan yang maksimal. “Angka kematian paling tinggi ada di dua kelompok rentan ini,” ungkap dr. Roni.
Olehnya itu, dokter Roni pun mengajak semua pihak, agar saat ini bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kehidupan New Normal. “Yakni, dengan selalu memperhatikan Protap kesehatan yang ketat,” tegas dr. Roni.
Dokter Roni yang kini juga sebagai Kabid. Kesmas (Kesehatan Masyarakat) di Dinas Kesehatan Boalemo itu juga mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di pasar, pertokoan dan tempat-tempat umum lainnya, agar senantiasa memperhatikan Protap Kesehatan tentang jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan. Begitu juga di tempat-tempat umum, wajib menyiapkan fasilitas tempat cuci tangan.
Kepada semua pihak, dr. Roni juga mengharap agar tidak cepat terpengaruh dengan berita-berita yang belum jelas kebenarannya terkait masalah Covid19. “Khususnya masalah penentuan diagnosa Covid19. Sebab, petugas kesehatan sudah berlaku profesional, sudah sesuai SOP. Kalaupun ada hal yang perlu diklarifikasi, kami sangat senang dan terbuka untuk menjelaskan masalah tersebut,” ujar dr. Roni.
Dokter Roni pun mengajak masyarakat agar dapat semaksimal mungkin mewujudkan suasana nyaman dan aman di wilayah masing-masing, khususnya di Kabupaten Boalemo, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan baik.
“Inti dari New Normal adalah tingkat kedisplinan dari masyarakat untuk menjalankan semua Protap kesehatan. Masyarakat harus dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan untuk hidup bersih dan sehat. Karena kalau tidak, maka bisa terjadi gelombang kedua yang lebih dahsyat dan sangat berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat,” pungkas dr. Roni mengingatkan. (din/dm1)
Sel Jun 9 , 2020
DM1.CO.ID, BOALEMO: Pada Maret 2020 lalu, Bank SulutGo (BSG) Cabang Tilamuta telah menyerahkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boalemo, yang dimaksudkan untuk membantu kesulitan masyarakat setempat di masa pandemik Covid19.