50 Unit Rumah Nelayan di Kabila Bone Tak Disuplai Air dari PDAM, Ini Alasannya

Bagikan dengan:

Wartawati/Editor: Dewi Mutiara

DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Sebanyak 50 unit perumahan nelayan bantuan pemerintah daerah Bone Bolango yang diresmikan pada Jumat (18/10/2019), menyisakan keluhan-keluhan dari warga penerima bantuan.

Sejak diresmikan, warga yang menempati perumahan yang berada di Desa Bintalahe, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango tersebut kesulitan untuk mengakses air, hal ini disampaikan oleh salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Bintalahe, Martianus Makisake.

Saat diwawancari oleh kru DM1 beberapa waktu yang lalu, Martianus mengungkapkan, warga diwajibkan untuk langsung menempati rumah pasca peresmian perumahan digelar, padahal setiap unit rumah belum terpasang instalasi air.

“Warga menuntut tersedianya air, karena unit-unit rumah yang mereka tempati belum tersedia air, sehingga mengalami kesusahan dalam aktivitas sehari-hari, memasak, mandi, dan lain-lain, disini mereka kebingungan harus mengadu kemana,” ungkap Martianus.

Martianus mengatakan, saat peresmian, pemerintah kabupaten menjanjikan pihak PDAM akan memberikan suplai air yang didistribusi melalui mobil tanki.

“Sejak peresmian, pihak PDAM hanya menyuplai dua kali, dan sampai hari ini sudah tidak ada suplai lagi,” ungkap Martianus.

Lanjut Martianus, untuk mendapatkan air, warga terpaksa mengambil di area bawah dengan jarak sekitar 500 meter, karena letak perumahan berada di tengah bukit.

“Mereka ambil air di bawah, bolak balik mereka angkut sampai ke rumah mereka,” tutur Martianus.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Asni Daud (40). Asni adalah pengungsi gempa dari Sulawesi Tengah, salah satu warga penerima bantuan rumah nelayan.

“Cuma 2 kali mereka mengisi, seterusnya sudah tidak pernah lagi, jadi saya ambil air ke bawah, bolak balik,” tutur Asni.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Bintalahe, Ruslan Tomelo, saat dikonfirmasi kru DM1 di kantor desa mengatakan, perumahan nelayan itu sejatinya belum akan diresmikan, karena belum terpasang instalasi jaringan pipa untuk akses air.

“Namun warga penerima manfaat itu yang selalu bertanya-tanya kepada pemerintah desa juga pemerintah kecamatan, kapan perumahan ini bisa ditempati,” tutur Ruslan.

Pemerintah Desa Bintalahe kemudian mengumpulkan warga penerima manfaat untuk menyampaikan kendala peresmian, namun yang terjadi, warga menegaskan tetap ingin segera menampati unit rumah yang sudah diberikan dengan segala konsekuensi yang ada.

“Tiga bulan sebelumnya belum ada realisasi, mereka datang sendiri ke kantor desa, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan menuntut perihal air jika mereka sudah menempati rumah itu,” jelas Ruslan.

Karena desakan warga, Pemerintah Desa Bintalahe berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bone Bolango terkait permintaan warga.

“Sudah disetujui oleh Pemkab Bone Bolango, koordinasi dengan dinas perumahan, boleh-boleh saja segera ditempati tapi dengan catatan mereka harus buat berita acara, artinya kalau mereka memang memaksa untuk segera dapat menempati rumah itu, jangan dulu mengeluh perihal air karena sementara dalam perencanaan,” tukas Ruslan.

Untuk memenuhi permintaan warga, maka diresmikanlah perumahan nelayan bantuan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango itu pada 18 Oktober 2019 yang diresmikan langsung oleh Bupati Bone Bolango Hamim Pou.

Namun seiring waktu, kebutuhan akan air semakin tidak terbendung, oleh karena itu Ruslan berkoordinasi dengan pihak PDAM Bone Bolango untuk mengatasi persoalan kesediaan air.

“Karena jaringan pipa air belum terpasang, sebab jarak perumahan dengan sumber mata air cukup jauh, maka kami pemerintah desa mencoba mengatasinya dengan meminta bantuan kepada pihak dinas perumahan dan PDAM Bone Bolango untuk memberikan suplai air melalui mobil tangki air,”

Ditanya soal PDAM yang tak lagi memberikan suplai air sesuai yang dijanjikan kepada warga, Ruslan tak menampik, ia berharap pemerintah Bone Bolango dan PDAM dapat memenuhi kebutuhan air warga yang menjadi kebutuhan krusial sehari-hari.

“Kami pemerintah desa mengharap ke pemerintah Bone Bolango dan ke PDAM, dengan suplai air 1 tangki saja 1 hari mereka sudah cukup senang. Karena yang saat ini terjadi adalah warga mengambil air di bawah di mata air yang saya kelola dari dana desa, mereka bolak balik itu memang sedikit kesusahan, maka suplai air 1 hari 1 kali oleh PDAM itu yang kami pemerintah desa harapkan saat ini,” ujar Ruslan.

Sementara itu, kepada kru DM1, Kepala Seksi Perencanaan PDAM Bone Bolango, Taufik Talib saat dimintakan konfirmasi melalui sambungan telepon, membenarkan pihaknya hingga saat ini belum mengirimkan suplai air kembali.

“Kemarin sudah diberi tahu, akan di drop dengan tanki, kemarin sudah dua kali, cuma permasalahannya adalah kran yang belum terpasang dan jaringan pipa yang bocor, jadi ketika suplai air masuk, rugi, terbuang sia-sia,” terang Taufik.

Taufik menambahkan, pihaknya hingga saat ini menunggu pergerakan dari Dinas PUPR untuk melakukan penggantian instalasi.

“Kran ini sudah terpasang dari pihak PU, tapi karena lama menunggu proyek ini selesai, mungkin ada yang mengambil akhirnya kran-kran di rumah itu hilang, kami sudah konfirmasi dengan dinas PU, pihak PU mengatakan akan mengganti kran yang hilang dan memperbaiki jaringan pipa yang bocor, jadi kami menunggu itu dulu,” pungkas Taufik. (dmk/dm1)

Bagikan dengan:

Dewi DM1

11,158 views

Next Post

"Merampok" Uang Rakyat Lewat R-APBD Boalemo 2020, Fakta atau Isu?

Sab Nov 30 , 2019
DM1.CO.ID, BOALEMO-EDITORIAL: Kabupaten Boalemo selama berjuluk “Damai Bertasbih”, sepertinya masih sangat jauh dari kata dan suasana damai.