Dinilai “Diam-diam” Bagi BLT, Ini Klarifikasi Sautia Kades Talodo

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Memasuki musim kampanye dialogis Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sekarang ini, ada-ada saja ulah mencurigakan yang dilakukan oleh sejumlah oknum Pemerintah Desa (Pemdes) se-Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara.

Setelah dikabarkan adanya pembagian sembako menjelang tengah malam di Desa Peatoa, Kecamatan Loea, yang diduga kuat menggunakan kendaraan dinas pribadi Kepala Desa (Kades) setempat; serta pembagian sembako juga di malam hari di Desa Keisio yang diduga menggunakan mobil milik Camat Lalolae.

Kini, fenomena unik dan langka juga diinformasikan terjadi di Desa Talodo, Kecamatan Lalolae, Kamis (29/10/2020). Yakni, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dampak pandemik Covid19 diberikan secara “diam-diam” oleh Kades kepada sejumlah warga penerima. Parahnya, BLT itu juga dibagikan secara “sembunyi-sembunyi” oleh Kades kepada warga di pasar tradisional.

Menurut seorang warga Desa Talodo, Samsul Alam, pembagian BLT bulan Oktober yang dilakukan Kades tidak sesuai dengan prosedur (inprosedural).

Samsul menyebutkan, selain dilakukan di rumahnya sendiri (rumah Kades) dan di pasar tradisional, pembagian BLT itu juga dilakukan tanpa melibatkan petugas Kamtibmas, Babinsa maupun Pengawas Kelurahan/Desa (PKD).

“Pemberian BLT itu harus dihadiri dari pihak Kecamatan, Bhabinkamtibmas, Babinsa, pendamping desa, dan karena suasana Pilkada maka juga harus ada dari PKD,” ujar Samsul.

Pembagian BLT itu, menurut Syamsul, harus dilakukan secara terbuka dan transparan. “Apalagi ini bukan uang pribadi kepala desa, tetapi uang negara. Harus ada dokumentasi sebagai bahan untuk laporan pertanggungjawaban anggaran, (harus) ada bukti tanda terima. Ini malah pemberian BLT dilakukan kepala desa di pasar,” tutur Samsul heran.

Samsul Alam mengaku benar-benar merasakan keganjilan dengan adanya pembagian BLT yang dilakukan secara “diam-diam” itu. Sehingga sebagai masyarakat awam, ia pun “mencium bau” keanehan dalam pemberian bantuan Covid19 itu, yang terasa beraroma Pilkada.

Selama ini, lanjut Samsul, pembagian sembako dan BLT itu dibagikan di balai desa, dan harus dikawal oleh aparat dalam hal ini Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Namun kali ini, kata Samsul, pembagian BLT itu malah dilakukan tanpa pengawalan maupun pengawasan dari pihak-pihak terkait. Sehingga Samsul pun mengaku  sempat bertanya-tanya dalam benak, apakah ini uang pribadi atau murni anggaran BLT? Terlebih lagi diinformasikan bahwa ada warga yang sama sekali tidak pernah menerima BLT, tiba-tiba dapat “jatah” di bulan Oktober ini.

Anehnya, setelah dilakukan secara diam-diam di pasar, pembagian BLT Desa Talodo itu malah dilaksanakan secara resmi pada Sabtu (31/10/2020) di balai desa.

Dari situ disampaikan warga yang tercatat menerima bantuan tunai ini sebanyak  61 orang. Pada kesempatan resmi itu sudah disaksikan oleh pendamping desa, PKD dan Paswascam Lalolae. Sayangnya, Bhabinkamtibmas maupun Babinsa tidak sempat menghadiri acara tersebut.

Sautia selaku Kades Talodo kepada wartawan DM1, memang mengaku telah memberikan uang kepada beberapa warga penerima BLT, baik di pasar maupun di rumahnya sendiri.

Namun, kata Sautia, pembagian itu bukan dengan maksud dilakukan sembunyi-sembunyi atau secara diam-diam, melainkan karena memang kondisi sejumlah warga tersebut yang sudah sangat membutuhkan uang di saat acara resmi pembagian belum dilaksanakan, sehingga Sautia pun meminjamkan uang pribadinya dengan kesepakatan bahwa akan ditukar (dikembalikan) pada saat acara pembagian resmi.  

“Saya sampaikan kepada mereka, kalau tidak salah ada 5 orang, bahwa hari sabtu itu (31/10/2020) ada pembagian BLT di kantor desa. Tetapi apa mereka bilang, kalau ada uangmu di situ  kasi mi dulu bu desa, kasiang. Nanti-pi hari sabtu kita ganti. Ada juga di rumah terpaksa saya kasi. Tapi bukan uang BLT dari dana desa yang saya berikan, melainkan uang pribadi saya,” tampik Sautia, Sabtu (31/10/2020).

Dari pengakuan Sautia itu, tentulah dapat dijelaskan, bahwa karena sejumlah warga penerima BLT sudah sangat membutuhkan uang dan tidak ingin menunggu lagi acara resmi pembagian, maka Kades Talodo ini pun akhirnya berinisiatif memberikan uang pribadinya, dengan catatan warga yang telah mendapat talangan pribadi itu akan melakukan pengembalian setelah acara pembagian resmi BLT.

Dari penjelasan dan klarfikasi langsung yang diberikan oleh Kades Talodo ini kepada wartawan DM1, maka pertanyaan dan prasangka adanya keanehan dari sejumlah pihak pun akhirnya terjawab. (rul/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

10,731 views

Next Post

Humas Pemprov Gorontalo “Protes” Gubernur “Dilibatkan” dalam Pemberitaan Tambang Ilegal, Pertanda Apa?

Sab Okt 31 , 2020
DM1.CO.ID, GORONTALO: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada minggu lalu telah mengeluarkan peringatan dini secara resmi kepada masyarakat Indonesia agar senantiasa mewaspadai fenomena alam La Nina yang diprediksi berlangsung pada Oktober 2020 hingga Maret 2021.