DM1.CO.ID, MEDAN: Banyak hal menarik yang dikemukakan oleh tokoh pergerakan perubahan nasional, Dr. Rizal Ramli, di hadapan Kongres Umat Islam Medan dan Nongkrong Politik bersama Rizal Ramli, di salah satu rumah kopi di Medan, pada Sabtu (31/3/2018).
Di antaranya, Rizal Ramli (RR) mengambarkan, bahwa untuk membangun Indonesia yang lebih maju, adil, sejahtera dan damai di masa depan, masyarakat Indonesia pada era perdagangan bebas ASEAN-China seperti saat ini, harus segera bangkit dan memulai dengan kompetisi gagasan dan pemikiran. Tidak bisa jika hanya terus-terusan dengan pertarungan kepentingan dan pencitraan.
Olehnya itu, guna mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan berkembang, maka Pilpres 2019 harus betul-betul dijadikan momen yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk segera meninggalkan pertarungan kepentingan dan pencitraan.
Menurut RR, bangsa Indonesia harus bisa mencari dan menentukan siapa pemimpin nasional yang memiliki gagasan dan pemikiran untuk membawa Indonesia yang jauh lebih baik setelah tiga tahun ini RI menghadapi stagnasi ekonomi, naiknya harga energi (listrik, BBM) dan harga pangan, serta makin mahalnya biaya demokrasi.
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian era Presiden Gus Dur ini mengungkapkan tiga faktor yang membuat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di level 5 persen.
“Pertama, praktik korupsi yang sudah sampai pada level sistemik. Kedua, bangsa kita yang kurang ulet, kurang inovatif dan kurang berani. Ketiga, sejak era Presiden Soeharto sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah sistem neoliberal ala Bank Dunia. Padahal, ada alternatif sistem yang tersedia, seperti yang dilakukan oleh China dan Vietnam,” ungkap Rizal Ramli.
Jika saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya stagnan di titik 5 persen, maka tidak sedikit pihak dan kalangan yang percaya serta yakin Rizal Ramli bisa membawa Indonesia mencapai pertumbuhan di level 10 persen, tentu saja itu akan benar-benar terjadi apabila rakyat Indonesia bisa memilih Rizal Ramli menjadi Presiden pada Pilpres 2019.
Apa yang membuat banyak pihak dan kalangan merasa sangat yakin terhadap kemampuan Rizal Ramli?
Di hadapan Kongres tersebut, Rizal Ramli sendiri yang menjelaskannya. Bahwa jika menjadi Presiden RI, maka Rizal Ramli akan betul-betul membangun paradigma ekonomi kerakyatan sesuai pasal 33 UUD 1945; mewujudkan Trisakti dengan membangun basis produksi seluas mungkin di sektor pertanian atau perkebunan dan kelautan untuk memperkuat sekaligus memberdayakan jutaan rakyat.
Selain itu, Rizal Ramli yang selama ini tak diragukan “pergaulannya” di tingkat internasional juga bertekad akan memimpin kembali ASEAN dan Asia Afrika, tentu saja dalam kerangka kerjasama global yang setara dan berbasis solidaritas Asia Afrika.
Bukan cuma itu, Rizal Ramli juga akan memperkuat kerjasama dengan Jepang, Korsel, AS dan Uni Eropa yang lebih nyata, sehingga tidak seperti era sekarang yang hanya lebih condong ke China (RRC).
Rizal Ramli yang dikenal bertangan dingin karena telah banyak terbukti mampu mengatasi berbagai masalah saat berada di dalam pemerintahan (baik di era Presiden Gus Dur maupun Presiden Jokowi) itupun bertekad akan menjadikan BUMN-BUMN sebagai raksasa di ASEAN.
“BUMN-BUMN kita akan saya kembangkan di ASEAN. Pindad, PT. PAL dan PT. Dirgantara Indonesia, misalnya. Ketiga BUMN itu sudah tumbuh,dan agar berkembang kuat, maka akan saya tawarkan sahamnya ke para anggota ASEAN untuk dibeli. Agar kalau negara-negara tetangga di ASEAN membutuhkan senjata, kapal dan pesawat bisa membeli dari Indonesia, sehingga pasar kita bertambah dan leverage ekonomi-politik kita semakin kuat,” jelas Rizal Ramli.
Tak hanya sampai di situ, Rizal Ramli bahkan akan menggalang kekuatan Asia-Afrika seperti yang dirintis Presiden Soekarno melalui Konferensi Asia-Afrika 1955 agar RI memimpin Asia-Afrika untuk kerjasama pembangunan global.
Dengan begitu, kata mantan Menko Kemaritiman ini, ekspor komoditi Indonesia maupun produk Pindad, PAL, dan Dirgantara Indonesia mendapat pasar di Asia-Afrika sebagai alternatif terhadap produk China, Barat, Rusia yang sangat mahal. “Dengan cara demikian Indonesia kuat di ASEAN dan Asia-Afrika,” ujar RR lantang. (kof/*-dm1)