DM1.CO.ID, SIGI: Subuh tadi, Sabtu (29/9/2018) pukul 05:24 WITA, Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali digoyang gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter (SR).
Titik gempa kali ini berada di wilayah 34 Km Tenggara Sigi, di garis lintang: -1,52 LS dan di garis Bujur: 120,16 BT. Sigi adalah Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Donggala, Sulteng.
Gempa tersebut tercatat sebagai gempa yang ke-15 kali sejak Jumat siang kemarin (28/9/2018).
(Baca berita terkait: Jumat Siang Hingga Malam, Donggala 14 kali Digoyang Gempa)
Hingga saat ini, kondisi di Donggala, Sigi, serta di Kota Palu dan sekitarnya masih sangat memprihatinkan setelah gempa bumi tektonik 7,7 SR Jumat kemarin mengguncang Donggala, jaringan telekomunikasi lumpuh akibat aliran listrik PLN terputus.
Mengetahui hal tersebut, kemarin pihak Kementerian Kominfo telah mengirim 30 telepon satelit ke Donggala guna membantu penanganan bencana di sejumlah titik.
Kendati begitu, warga di luar Sulteng sama sekali belum dapat mengetahui situasi terkini di lokasi gempa. Begitupun dengan warga terdampak gempa belum bisa melakukan komunikasi kepada keluarga yang berada di luar Sulteng.
Namun, dari informasi yang berhasil dihimpun menunjukkan, terdapat sejumlah korban jiwa yang berserakan usai dihantam tsunami, yakni di daerah Anjungan Nusantara yang terletak di Pantai Talise, hingga di Taman Ria, Kota Palu.
Bahkan Jembatan Kuning Ponulele di kawasan tersebut juga ambruk.
Jembatan Kuning adalah jembatan lengkung pertama di Indonesia, yang memiliki panjang 250 meter, dengan lebar 7,5 meter, titik tertinggi lengkungan 20,2 meter, dan dengan luas besi total 6234,40 m2.
Meski belum ada informasi resmi dari pemerintah tentang kondisi riil yang dialami oleh warga di sekitar gempa, namun hampir dipastikan terdapat ratusan rumah warga mengalami rusak berat, dan bahkan ada yang nyaris rata dengan tanah.
Gempa bumi yang tiba-tiba mengguncang Sulawesi Tengah hingga ke Sulawesi Barat itu, pada Jumat (28/9/2018), bahkan membuat beberapa ruas jalan beraspal mengalami retak dan menganga 2 cm hingga 30 cm.
Pihak SAR dan BPBD setempat dibantu TNI/Polri telah melakukan penanganan dan pertolongan maksimal sejak awal kejadian. Yakni, dengan mengevakuasi warga, baik yang mengalami luka-luka maupun korban jiwa.
Hingga saat ini, para keluarga di luar Sulawesi Tengah masih sangat panik dan harap-harap cemas. Sebab, pada Sabtu pagi (29/9//2018) ini belum juga bisa saling berhubungan komunikasi dengan sanak keluarga mereka di luar maupun di dalam Sulteng.
Mereka pun meminta agar pemerintah dapat melakukan langkah-langkah secepatnya mengatasi jaringan komunikasi tersebut.
“Sejak sore kemarin kami kehilangan kontak, dan samasekali tidak bisa tersambung. Kita sangat cemas, ndak bisa tidur, membayangkan tsunami yang katanya BMKG tidak ada, tapi nyatanya ada. Kami mohon pemerintah bisa bekerja cepat, orangtua dan keluarga kami ada di sana (Donggala, Sulteng),” tutur seorang warga di Kota Gorontalo ke redaksi DM1, Sabtu (29/9/2018).
Sementara itu redaksi DM1 yang coba menghubungi via telepon Kepala BPBD Donggala, Akris Fattah Yunus, dan sejumlah pihak seperti SAR Donggala dan Palu, hingga berita ini diturunkan belum juga berhasil tersambung. (ams-dm1)