Rekam Jejak Rizal Ramli di Kabinet Kerja: 11 Bulan 19 Terobosan Riil

Bagikan dengan:

(DM1, Jakarta): MESKI hanya diberi kesempatan 11 bulan berada di dalam Kabinet Kerja selaku Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, namun Dr. Rizal Ramli mampu memunculkan 19 terobosan atau kinerja sebagai sosok penganut Trisakti yang senantiasa berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara.

Berikut ini adalah uraian “Grafis Jejak Kerja” Rizal Ramli selama 11 bulan berada di dalam Kabinet Kerja:

  1. Rizal Ramli memperingatkan kepada Garuda Indonesia agar lebih fokus serta memperkuat jalur penerbangan domestik dan regional daripada membeli 30 unit pesawat Airbus A 350 XWB (hanya cocok penerbangan internasional). Pada April 2016, pemerintah akhirnya beli 14 unit pesawat Airbus A 330 (bahan bakar lebih efisien daripada A 350).
  1. Rizal Ramli mengevaluasi kebijakan listrik 35.000 MW. Kritik Rizal Ramli ini pada akhirnya diakui oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada 3 Februari 2016 dan Menko Luhut BP, bahwa pada 2019 sekitar 20.000 hingga 25.000 MW saja yang sudah beroperasi penuh memasok listrik atau Commercial Operatin Date (COD).
  1. Rizal Ramli berhasil menghentikan rencana Menteri ESDM yang akan memberikan perpanjangan kontrak karya Freeport sebelum waktunya. Sesuai dengan UU Minerba No. 4 Tahun 2009, perpanjangan kontrak hanya dapat dilakukan 2 tahun sebelum kontrak Freeport habis pada 2021.
  1. Rizal Ramli berhasil menurunkan Dwelling Time Pelabuhan Tanjung Priok sesuai target awal Presiden Jokowi. Bahkan dalam kesempatan Jokowi berkunjung kembali ke pelabuhan ini pada 13 September 2016, diakui bahwa Dwelling Time sudah 3,2 hari.
  1. Rizal Ramli berhasil mendorong pemberian Jaminan Sosial kepada nelayan (BPJS kesehatan dan BPJS ketenaga-kerjaan).
  1. Rizal Ramli berhasil mengeluarkan kebijakan Bebas Visa kunjungan bagi 169 negara guna meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dari 10 juta menjadi 20 juta pada 2019, kecuali wisatawan dari negara-negara pengekspor narkoba dan pendukung gerakan radikal.
  1. Mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia menjadi tenaga profesional Indonesia sebagai solusi atas problem ketenaga-kerjaan yang disampaikan oleh Menaker Hanif Dhakiri. Dorongan dan gagasan Rizal Ramli ini kemudian menjadi agenda pembahasan dalam Rapat Kabinet Terbatas di Istana Negara, 13 September 2016.
  1. Memoles DKI Jakarta untuk dikemas menjadi 5 jenis destinasi wisata meliputi Business Tourism, Maritim Tourism, Culinary Tourism, Health Tourism, serta Art and Culture Tourism. Pengembangan wisata maritim akan difokuskan di wilayah Kepulauan Seribu.
  1. Kebijakan pembentukan Badan otoritas Pariwisata untuk capai target pendapatan sebesar US$ 20 Miliar dari sektor Pariwisata.
  1. Pengembangan destinasi Wisata Danau Toba dengan memperpanjang Bandara Sibisa, pembangunan resort turis, Pembangunan Tol Medan-Parapat, hingga penambahan wilayah wisata Danau Toba sebesar 500 Hektar sebagai eco-tourism.
  1. Menghapus CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory) yang terlalu administratif, diganti dengan IT based untuk men-detect masalah-masalah keamanan. Kini, melalui sistem online, izin masuk cruise kurang dari 5 hari dan yacht kurang dari 24 jam.
  1. Revaluasi aset di Paket Ekonomi ke-V. Meskipun baru sebagian BUMN yang melakukan revaluasi, namun total aset BUMN dapat bertambah Rp.800-an Triliun dan memasukkan penerimaa pajak Rp.20-an Triliun.
  1. Mendorong pembangunan Industri Perikanan Nasional sebagai tindak-lanjut atas kebijakan pemberantasan Illegal-Fishing.
  1. Pembenahan industri garam nasional dari sistem kuota menjadi sistem tarif guna membuka peluang persaingan usaha yang lebih kompetitif di antara para importir garam. Penerapan sistem tarif ini dilakukan agar ada dukungan yang menguntungkan bagi pemerintah pada umumnya, juga petani garam lokal pada khususnya.
  1. Rizal Ramli berhasil memperjuangkan aspirasi rakyat Indonesia, khususnya rakyat Maluku yang menghendaki Kilang Gas Blok Masela dengan menggunakan metode kilang darat (onshore) sebagai sarana penggerak ekonomi Indonesia Timur.
  1. Paket Ekonomi ke-VIII di sektor Penerbangan, pada bagian ketiga menyebutkan bahwa Bea Masuk Nol % bagi spare-parts untuk industri penerbangan mendapat apresiasi dari PT.Dirgantara Indonesia.
  1. Pasca Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Natuna pada Juni 2016, Rizal Ramli menindak-lanjuti dengan mengeluarkan kebijakan 4 Pilar pengembangan Natuna, yakni: 1). Pengembangan sektor perikanan dengan memindahkan sekitar 400 kapal tradisional dari wilayah Pantura ke Natuna agar kapasitas tangkap nelayan Natuna bertambah, serta membangun pasar ikan berskala internasional; 2). Pengembangan pariwisata di Natuna; 3). Pengembangan industri migas dan pendukungnya, sebab cadangan migas di Natuna cukup besar; 4). Peningkatan pertahanan kawasan Natuna. Pemerintah akan mengerahkan TNI untuk menambah kapasitas segi pertahanan.
  1. Indonesia bersama Malaysia membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPO-PC) atau Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit guna meningkatkan kesejahteraan para petani sawit kecil bagi kedua negara tersebut.
  1. Pengembangan 10 Destinasi Wisata Prioritas untuk meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja dari 3 juta menjadi 7 juta di tahun 2019. Fokus 10 tujuan wisata ini dimaksudkan agar ada capaian terukur dan dapat menjadi percontohan di daerah lain untuk tahun berikutnya.
    (ams/dm1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

4,313 views

Next Post

Rizal Ramli Sosok Pejuang Negeri Seluruh Kaum, Bukan Tokoh Rasis

Rab Sep 28 , 2016
(DM1, Jakarta): PADA Senin (26 September 2016) kemarin, beredar secara luas sebuah pamflet di sejumlah media sosial, terutama di Twitter. Pamflet tersebut sepertinya merupakan ajakan untuk mengikuti sebuah seminar atau diskusi umum yang bertemakan: “Bahaya Cinaisasi di Balik Reklamasi Teluk Jakarta”, dan diduga akan diselenggarakan oleh HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), […]