DM1.CO.ID, JAKARTA: Dalam sebuah ceramahnya, Panji Gumilang selaku Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, kembali melontarkan pernyataan atau ungkapan-ungkapan yang kontroversial.
Yakni, Panji Gumilang menyebut bahwa masjid di Indonesia adalah tempat orang-orang yang putus asa, dan tempat melamun.
Pernyataan atau ungkapan ini, menurut Panji Gumilang, merupakan hasil dari studi komparasi yang pernah dilakukannya. Ia membandingkan gereja di Vatikan dengan masjid-masjid yang ada di Indonesia dalam hal mendapatkan sumbangan.
Ia menyebut Vatikan bisa begitu hebat karena sumbangan yang diperoleh tidak melalui celengan-celengan atau kotak-kotak amal keliling. Sehingga itu, Panji Gumilang menarik kesimpulan bahwa masjid yang sebenarnya ada di Vatikan.
“Saya melihat, dalam penelitian membaca sejarah Vatikan dengan gerejanya itu, semuanya setiap bulan itu rekening masuk dari fulan, fulan, fulan, fulan, setelah itu didistribusikan ke mana-mana. Sehingga berjalanlah. Saya ketika itu menyimpulkan, ooo… masjid itu adanya di Vatikan sana, di Vatikan. Di sini, tempat orang-orang putus asa masjid-masjid itu. Mengapa? (Karena) Hanya nungkluk dipaksa ngisi kaleng, keluar selesai,” ungkap Panji.
“Ini masjid peranannya, katanya, sebagai pusat peradaban, non-sen, tidak ada. Yang ada peradaban pengutan uang. Keliling. Kalau itu peradaban, memalukan. Maknanya, orang yang masuk masjid ini pelit, diedarkan kotak baru ngasih. Kalau peradaban, mestinya setiap penghuni masjid ini punya rekening khusus untuk ditransfer ke masjid, (nyatanya) itu tidak ada,” sambung Panji.
Olehnya itu, Panji mengaku punya pemikiran sebagai saran untuk merombak cara-cara masjid dalam melakukan pungutan sumbangan, yakni dengan membentuk LKM Lembangan Kesejahteraan Masjid.
“Saya punya pemikiran harus dirombak. Harus mempunyai lembaga yang nantinya seluruh aspek ditangani oleh masjid ini dan didistribusikan kepada yang berhak mendapat distribusi. Nah, itu dibentuklah LKM,” kata Panji. (dbs/dm1)