Salim Umar: SLB Kab. Gorontalo Persiapkan Diri Jadi Sekolah Rujukan

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, KOTA GORONTALO:  Hingga saat ini Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kabupaten Gorontalo terus memperlihatkan eksistensinya dalam bentuk pengabdian kepada para siswanya, yang secara umum tentunya adalah demi kemajuan bangsa dan negara ini.

Dan meski baru dalam  tahap penyiapan untuk tahun 2017, namun pihak sekolah (SLB Kabupaten Gorontalo) saat ini sedang mempersiapkan segala aspek penunjang untuk memenuhi kriteria sebagai sekolah rujukan  melalui Dinas Direktorat Pendidikan dan Pengajaran, bahwa SLB itu akan menjadi seperti sekolah umum.

Hal tersebut dikemukakan oleh Salim Umar, S.Pd selaku Kepala Sekolah (Kepsek) SLBN Kabupaten Gorontalo di ruang kerjanya, saat bincang-bincang dengan wartawan DM1.CO.ID, Kamis  (17/11/2016).

Untuk tahun 2017, kata Salim, setiap daerah akan ada satu sekolah rujukan. Sehingga satu sekolah rujukan tentu harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Persyaratan dimaksudnya salah satunya adalah minimal harus ada 3 sekolah binaan. “Misalnya, seperti SLB Paguyaman, Gorontalo Utara, dan Boalemo. itu sudah paling minimal dan kemudian akan di susun bersama-sama termasuk untuk grand design program ke depanya itu seperti apa,” jelas Salim.

Dikatakannya, kalau untuk menjadi sekolah rujukan itu harus lengkap. Salim pun menganalogikan definisi sekolah rujukan yang harus lengkap tersebut. Yakni, ibarat sebuah rumah sakit rujukan  itu syaratnya harus  lengkap, terutama dari segi peralatan medisnya agar pasien dapat dilayani dengan baik.

Begitupun, kata Salim, dengan sekolah rujukan haruslah juga dapat memenuhi syarat, yakni harus lengkap. “Mulai dari kualifikasi gurunya, kompetensi siswanya, dan sarana penunjang lainya harus lengkap,” ujar Salim.

slbn-kabgtlo1

 

Pemerintah Harus Benahi Kesejahteraan Guru

Jelang momen Hari Guru Nasional (HGN) tahun ini, SLB Negeri kabupaten Gorontalo untuk setiap tahunnya juga mengadakan sejumlah kegiatan yang diintegrasikan dengan Hari Disabilitas Internasional pada bulan desember.

Sejumlah kegiatan yang dimaksud di antarnya adalah kunjungan ke tokoh-tokoh pendidik, lomba olahraga seperti tenis meja, voly ball, catur dan lain sebaginya. Pesertanya diikuti oleh antar-guru dan juga antar-siswa.

Hal ini, menurut Salim, adalah bertujuan untuk saling memperkokoh solidaritas serta kebersamaan di antara guru dan para siswanya.

“Selain itu, pihak sekolah juga memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap pensiunan guru di lingkungan sekolah ini, karena mereka sudah meletakkan pondasi dasar sumber daya manusia di sini (di SLBN Kab. Gorontalo). Termasuk dengan beberapa kepala sekolah yang sudah purnabakti diberikan apresiasi dan penghargaan,” ujar Salim.

Pada momen HGN kali ini, mantan aktivis mahasiswa ini juga mengemukakan sejumlah pandangan serta uneg-unegnya. Di antaranya, Salim berharap hendaknya pemerintah harus lebih mendorong semangat para guru melalui perbaikan kesejahteraan para guru itu sendiri.

“Karna kesejahtraan guru adalah menjadi salah satu jaminan bagi proses peningkatan sumber daya manusia,” ujar Salim serius seraya mengaku teringat dengan sejarah peristiwa hancurnya Nagasaki dan Hiroshima, di mana ketika itu yang pertama-tama Kaisar Jepang (pemerintah) tanyakan adalah berapa guru yang masih hidup.

Salim merasa perlu untuk mengemukakan kesejahteraan guru, sebab sejauh ini ia menilai apresiasi dari pemerintah masih kurang memadai terhadap para guru.

“Mereka (pemerintah) masih cenderung lebih mementingkan guru yang ada di perkotaan dari pada guru yang ada di tempat terpencil atau di pelosok. Bahkan ada guru yang digaji dari partisipasi murid dan orangtua. Ini sungguh ironis!” ujar Salim.

Selain itu, Salim juga menyayangkan tentang perlindungan hukum kepada guru. “Ketika siswanya berprestasi, gurunya hanya sebatas dibanggakan. Namun ketika gurunya dinilai salah, langsung diangkat  (dijatuhkan) dan di proses secara hukum,” kata Salim.

Kurangnya kegiatan-kegiatan kompetensi guru, studi komparasi antara lembaga, antara person dan antara negara, menurut Salim, itu masih jarang terjadi. Sehingga ketika guru bisa berprestasi, maka kualitas seperti apa yang diharapakan oleh negara itu bisa terjadi. “Karna siswa yang bertanggung jawab dihasilkan oleh guru-guru yang bertanggung jawab. Dan siswa yang hebat hanya dilahirkan oleh guru-guru yang hebat,” pungkas Salim.

(Safril-Vhia/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

4,505 views

Next Post

Menuju UNBK 2017, SMP Negeri 6 Kota Gorontalo Kekurangan Komputer

Sen Nov 21 , 2016
DM1.CO.ID, GORONTALO : Bisa dipastikan, semua sekolah yang ada di Kota Gorontalo kini sedang menyambut peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 25 November, yakni dengan melakukan berbagai kegiatan lomba. Namun untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo tidak hanya fokus mengadakan lomba kegiatan dalam memeriahkan HGN tersebut. Sebab sekolah ini sedang mempersiapkan […]