Rizal Ramli: Kebijakan di Indonesia Banyak Dibeli Oleh Pengusaha Besar

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, AMBON: Mantan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian era Presiden Gus Dur, Dr. Rizal Ramli, mengatakan struktur ekonomi Indonesia saat ini adalah sosialisme terbalik, sehingga menjadi sumber ketidak-adilan dalam kedaulatan ekonomi masyarakat.

“Sosialisme yang terbalik menjadi sumber ketidak-adilan sosial. Selama struktur ekonomi di Indonesia masih seperti ini, jangan bermimpi tentang keadilan dan kedaulatan ekonomi kerakyatan,” tutur Rizal Ramli di Ambon dalam Seminar Kedaulatan Politik, Hukum dan Ekonomi, Sabtu (25/2/2017). Seminar ini merupakan bagian dari kegiatan Tanwir Muhammadiyah yang digelar di Ambon mulai 24 hingga 26 Februari 2017.

Sebagai contohnya, mantan Menko Kemaritiman dan Sumberdaya di Kabinet Kerja ini dengan tegas mengungkapkan, bahwa kebijakan penting di Indonesia sudah banyak dibeli oleh pengusaha besar, sehingga yang di atas selalu menguasai segalanya.

Akibatnya, kata Rizal Ramli, sedikitnya 40 juta usaha kecil rumah tangga kesulitan beroperasi dengan hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit sekali, sebab kebijakan yang ada lebih berpihak dan dapat dibeli oleh pengusaha besar.

Hal tersebut, menurut anggota panel ekonomi PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) ini, tidak banyak diamati oleh pakar ekonomi tanah air, sehingga akar masalah struktur ekonomi Indonesia belum bisa tertanam di lapisan bawah.

“Di atasnya, ada sekelompok kecil pengusaha-pengusaha BUMN yang tidak efisien yang selama ini diberikan perlindungan, previlege, bantuan, untuk terus menjadi besar. Di bawahnya kecil sekali. Artinya, pengusaha menengah yang independen nyaris tidak ada. Inilah struktur ekonomi kita setelah 70 tahun Indonesia merdeka,” jelas Rizal Ramli seraya mengangkat gelas. Yakni, ia menganalogikan struktur ekonomi Indonesia saat ini seperti ‘gelas anggur’.

“Bagian atas yang besar merupakan pengusaha-pengusaha besar, sedangkan bagian bawah yang kecil merupakan pengusaha menengah dan pengusaha kecil. Banyak pengusaha besar yang tidak efisien, namun terus dibantu untuk lebih menjadi besar,” ujar Rizal Ramli lagi.

Jika Indonesia ingin menjadi negara yang berdaulat ekonomi dan sosial, menurut Rizal, struktur ekonomi yang telah terbentuk secara keliru ini harus diubah, ditransformasi dengan inovasi yang lebih kreatif, serta dengan ide dan gebrakan yang out of the box.

Rizal Ramli pun menyarankan hendaknya pemerintah bisa segera mengubah struktur ekonomi “gelas anggur” tersebut menjadi struktur piramida.

Selain memberi saran kepada pemerintah, Rizal Ramli juga mendorong dan mengajak Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi massa Islam agar lebih menajamkan perannya dengan melibatkan diri dalam upaya perbaikan struktur ekonomi Indonesia saat ini. “Demokrasi akan lebih sustainable. Inilah tugas besar bagi Muhammadiyah dan NU. Struktur gelas anggur harus menjadi struktur piramida,” ujar Rizal Ramli.

(dbs-ams/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

2,148 views

Next Post

Menurut Susi, Ini sebab Anjloknya Jumlah Nelayan

Ming Feb 26 , 2017
DM1.CO.ID, MALANG: Selama kurun waktu 10 tahun, atau sejak 2003 hingga 2013, ratusan rumah tangga nelayan di Indonesia menghilang karena sumber daya laut tidak mampu menopang kehidupan mereka.