Pasien Operasi ini Mengaku “Dipaksa” Keluar dari RS Aloei Saboe

Bagikan dengan:
DM1.CO.ID, GORONTALO: Seorang pasien rawat inap di Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS), bernama Husin Ali (58), merasa mendapat pelayanan yang tidak memuaskan dari pihak rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Kota Gorontalo itu.
Pasien yang menempati ruang G2 lantai dua kelas 2 yang baru saja menjalani operasi di RSAS itu, mengaku telah dipaksa keluar untuk kembali ke rumahnya oleh seorang dokter dan staf administrasi.
Husin yang juga sebagai PNS di salah satu instansi di Provinsi Gorontalo itu menceritakan, ia mengalami kecelakaan (saling bertabrakan motor Vs motor) pada Senin malam (8/3/2021).
Dari kecelakaan itu, Husin mengalami pendarahan yang cukup berat akibat cedera di bagian kaki kiri dan patah jari-jari tangan kiri, hingga dilarikan ke UGD RSAS sekitar pukul 23.00 WITA.
Pada Selasa (9/3/2021) jelang sore, Husin pun dioperasi. Namun keesokan harinya, Rabu (10/3/2021), Husin telah diminta untuk pulang ke rumah oleh pihak rumah sakit. “Sudah boleh pulang, Pak!” ujar Husin mengutip ucapan seorang dokter kepadanya.
Mendengar anjuran yang bernada perintah itu, Husin pun merasa heran dan terkejut. “Saya kaget. Saya bilang, ini kaki saya saja masih bengkak sama jari tangan kiri kelingking patah, belum normal, tapi kenapa sudah diminta pulang, disuruh keluar?” tutur Husin kepada Wartawan DM1, pada Sabtu malam (13/3/2021).
Pada Kamis (11/3/2021), kata Husin, ia kembali didatangi oleh pihak rumah sakit, dengan maksud yang sama, yakni meminta untuk pulang. “Pak, sudah bisa keluar. (Saya jawab) saya ndak mau keluar, karena belum merasa sehat,” ujar Husin kembali mengutip permintaan pihak rumah sakit.
Selanjutnya, pada Jumat (12/3/2021) pihak rumah sakit (seorang dokter) lagi-lagi meminta Husin agar kembali pulang ke rumah. Namun permintaan itu tidak membuat Husin harus bergegas keluar dari rumah sakit, karena proses pemulihan dirasa belum mencapai 50 persen.
“Sejak hari Jumat (12/3/2021) itu saya tidak lagi mendapat pelayanan dan pengobatan, infus saya sudah dicabut. Namun diberikan obat, yang katanya ini obat untuk pulang,” tutur Husin.
Mendapat “tekanan” seperti itu, Husin mengaku akhirnya menghubungi seorang teman yang kenal dengan direktur RSAS. “Saya WA (WhatsApp) ke teman saya, yang kebetulan kenal dengan direktur rumah sakit,” ungkap Husin.
Tak lama kemudian, kepala ruangan tiba-tiba marah. “Kenapa melapor langsung-langsung ke direktur? (Saya jawab) bagaimana saya harus ketemu kepala ruangan? Saya kan tidak bisa jalan. (Berkata kepala ruangan) sekalipun kenal presiden, jangan langsung melewati kami. (Saya jawab lagi) Lah kalian yang sarankan saya harus keluar, lalu ke mana lagi saya mengadu (mengeluh)?” kata Husin mengutip percakapannya dengan pihak rumah sakit.
Husin mengaku sangat menyayangkan sikap pihak RSAS yang seakan tidak memperdulikan psikologis pasien seperti dirinya.
Oleh sebab itu, dengan pertimbangan karena tak lagi diberi pelayanan sebagai pasien rawat inap, Husin pun akhirnya memutuskan keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumahnya, pada Sabtu sore (13/3/2021).
Namun sebelum pulang, Husin masih menyempatkan diri untuk meminta rincian seluruh biaya perawatan dan pengobatan, untuk dijadikan sebagai dokumen dalam pengurusan asuransi kecelakaan di Jasa Raharja. Sayangnya, menurut Husin, pihak rumah sakit malah enggan memberikan rincian tersebut.
Sementara itu, dr. Andang Ilato, SH, MM selaku Direktur RSAS saat dikonfirmasi terkait keluhan yang dialami Husin Ali, tak bersedia memberikan komentar namun mengarahkan untuk menghubungi salah seorang dokter. “Coba hubungi dokter Bobby,” tutur dr. Andang kepada Wartawan DM1 seraya mengirimkan nomor telepon dokter Bobby via WA, Sabtu malam (13/3/2021)
Sayangnya, saat dihubungi via telepon hingga tiga kali berturut-turut dengan nada sambung yang terdengar berbunyi, dr. Bobby tak kunjung mengangkat teleponnya. (dms/dm1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

1,463 views

Next Post

Musrenbang di Ladongi dan Dangia, Bupati Samsul Tekankan Prioritas kebutuhan Urgen

Sel Mar 16 , 2021
DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Pemkab Koltim) saat ini mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2022 secara maraton.