DM1.CO.ID, GORONTALO: Ketika ekor-ekor terik sang surya mulai merayap di balik kaki-kaki langit Timur, ada kristal-kristal embun yang bersimpuh dan berkilau di dedaunan beringin.
Juga di kala butiran-butiran hujan usai meresap di akar-akar beringin di senja yang menguning di ufuk Barat, ada pelangi yang terbentang melingkar dan terukir di cakrawala khatulistiwa Serambi Madinah.
Kiranya demikian ilustrasi yang dapat digambarkan tentang suasana Partai Golkar di Provinsi Gorontalo dari masa ke masa, hingga kini.
Bahwa, di awal-awal menancapkan “bibit pohon beringin” di Bumi Gorontalo ini, sungguh tidak sedikit pikiran dan tenaga serta energi yang tercurah, juga berbagai bentuk pengorbanan serta tetesan keringat pengabdian dan perjuangan yang sangat melelahkan dari para perintis dan penggeraknya, hingga Partai Golkar pun benar-benar mampu tumbuh dan berdiri kokoh, berjaya serta berkilau mengkristal menguning laksana permata di Provinsi Gorontalo.
Namun seiring berjalannya waktu, para pejuang yang merintis maupun penggerak tumbuh dan majunya Partai Golkar di Gorontalo, saat ini satu per satu tak lagi “bernaung” di bawah “Pohon Beringin”, ada yang memang telah mangkat, juga ada yang “terpaksa” berhenti lalu melanjutkan “pencarian jati-diri” di dunia politik di partai lain.
Bahkan ada pula yang diberhentikan secara “fisik”, namun jiwa pengabdiannya masih tetap berkobar untuk berupaya membuat sang “Pohon Beringin” tetap berdiri kokoh di Gorontalo, yakni Ishak Liputo,S.IP.
Kini, Ishak Liputo bersama Jusuf Kalla (mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar), sedang aktif menakhodai Palang Merah Indonesia (PMI). Jusuf Kalla memimpin PMI Pusat, sementara Ishak Liputo menunaikan tugas-tugas di lembaga sosial kemanusiaan sebagai Ketua PMI Provinsi Gorontalo.
Sekilas menengok perjalanannya saat masih sebagai kader tulen di Golkar, Ishak Liputo tercatat pernah menjalani Pendidikan dan Latihan (Diklat) Golkar 1987, Diklat Juru Kampanye Golkar 1997, Diklat instruktur Pengkaderan Golkar 2002 dan 2005.
Tak hanya itu, Ishak Liputo juga pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua SOKSI Sulawesi Utara (Sulut) 1987, Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Gorontalo 2002, Wakil Ketua DPD 1 Gorontalo 2002, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dua periode dari Partai Golkar.
Bahkan, kantor DPD 1 Partai Golkar Gorontalo dapat dengan sukses berdiri, itu adalah tidak terlepas dari upaya Ishak Liputo yang berhasil “membujuk” dan mendatangkan Jusuf Kalla untuk melakukan peresmian penggunaan gedung DPD 1 Partai Golkar Gorontalo tersebut.
Saat kampanye pasangan Calon Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie-Idris Rahim pada periode pertama, di Lapangan Taruna Remaja, Idrus Marham selaku Sekjen Partai Golkar yang saat itu hadir dalam kampanye tersebut, bahkan spontan memeluk Ishak Liputo.
Kala itu, Idrus Marham seolah tak mampu menyembunyikan rasa hormat dan bangganya kepada Ishak Liputo yang mampu tampil di atas panggung kampanye dengan membawakan narasi yang berapi-api sebagai upaya memenangkan pasangan Calon Gubernur Rusli-Idris.
Dan meski kini tak lagi di Golkar atau di partai lainnya, namun eksistensi Ishak Liputo sekarang tak salah jika disebut sebagai sosok “pendekar” politik. Mengapa?
Sebab, tak bisa dipungkiri, bahwa Ishak Liputo layak dianggap sebagai sosok politisi yang telah banyak mempersembahkan upaya-upaya signifikan guna membesarkan Partai Golkar di Provinsi Gorontalo bersama sejumlah pejuang dan penggerak partai berlambang Pohon Beringin tersebut.
Juga selain itu, meski tak lagi aktif sebagai kader di partai politik mana pun, namun Ishak Liputo saat ini tampak tak mengenal lelah untuk terus mengerahkan dan mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan berdiri di atas kaki sendiri.
Buktinya, meski pada usianya yang mulai senja di angka 64 tahun, namun Ishak Liputo kini masih tampak segar bugar bertindak sebagai Presiden Forum Demokrasi Gorontalo (FDG) yang dibentuknya bersama sejumlah elemen masyarakat di daerah ini.
Melalui FDG inilah, Ishak Liputo yang tak lagi terikat dengan partai politik manapun, mampu penempatkan diri sebagai sosok independensi. Dan di dalam arena FDG itu pula, Ishak Liputo memberikan dan membuka ruang kepada semua pihak untuk dapat dengan lantang menyuarakan “ayat-ayat” aspirasi rakyat dari seluruh lapisan.
Segudang tema atas permasalahan yang muncul, mulai dari persoalan politik, pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi, hukum dan bidang-bidang penting lainnya, telah dibahas dalam diskusi di FDG tersebut.
Ada hal yang sangat menarik sebagai kabar terbaru dari keberadaan Forum Demokrasi tersebut. Yakni, Ishak Liputo berencana mencari momen tepat untuk menggelar acara “Reuni Akbar Gorkar” Gorontalo.
Jika gagasan yang dicetus oleh Ishak Liputo untuk menyelenggarakan reuni akbar Golkar tersebut dapat terwujud, maka diyakini akan menjadi ajang untuk “menyatukan” kekuatan yang sangat dahsyat dari para “mantan-mantan” kader Golkar Gorontalo dari masa ke masa.
Ishak Liputo mengungkapkan, bahwa Golkar ini lahir dari Orde-Baru (Orba). Ada jalur A, B, dan G. A adalah ABRI, B adalah Birokrat, dan G adalah Golkar. Pada masa yang panjang itu A, B dan G termasuk purnawiran ABRI, pensiunan guru-guru dan PNS itu adalah para pejuang-pejuang Golkar yang hari ini kurang dan bahkan tidak lagi tersentuh oleh Golkar. Sehingga inilah yang membuat mereka jadi bercerai-berai, bagai anak ayam yang kehilangan induknya.
Ishak Liputo juga mengaku sangat memahami rentetan dan proses perjalanan awal para pejuang-pejuang Golkar terdahulu di Gorontalo yang sangat militan dengan memegang kuat doktrin. Di antaranya, Ahmad Pakaya (alm), Iwan Bokings (alm), Sun Biki, Adhan Dambea, Marten Taha, Nizam Dai, Fadel Muhammad, Gusnar Ismail, Rustam Akili, Amin Mootalu, Makmun Djaafara, David Bobihoe Akib (alm) bersama istri, Arifin Djakani, Lahmudin Hambali, Nasir Tongkodu, Hais Nusi, Ludin Olii, Habu Wahiji, Kilat Wartabone, Saleh Hemeto, Yusuf Yantu, Ismet Mile, Rum Pagau, Syarif Mbuinga, Nixon Ahmad, Sintje Kadji, Antoni Karim, Niko Ilahude, Suwandi Musa, dan masih banyak lagi.
“Kawan-kawan yang pernah berjuang bersama membesarkan Golkar di Gorontalo, yang sebagian besar dan hampir semuanya saat ini telah berada di partai politik warna lain, jika berhasil kembali disatukan, maka akan muncul ‘pelangi’ yang sangat indah di atas cakrawala menguning nan senja di langit Gorontalo,” ungkap Ishak Liputo di kediamannya, saat bincang-bincang dengan wartawan DM1, Rabu siang (25/1/2023).
Apabila gagasan atau rencana Reuni Akbar Golkar ini dapat disepakati untuk diselenggarakan, maka langkah selanjutnya yang akan ditempuh Ishak Liputo adalah melakukan pertemuan untuk konsolidasi sekaligus membicarakan tempat dan waktu pelaksanaannya.
Ishak Liputo menyebutkan tujuan diselenggarakannya reuni tersebut, yakni selain sebagai momen untuk menjalin kembali silaturahmi, juga adalah sebagai ajang untuk menyatukan secara kuat langkah dan cita-cita bersama meski telah berada di partai lain.
Artinya, kata Ishak Liputo, meskipun saat ini pejuang-pejuang Golkar terdahulu sudah berkiprah di partai lain, tetapi melalui reuni ini nantinya diharapkan dapat solid bersatu untuk Gorontalo yang sejuk dan kuat. “Bagai pelangi, meski berbeda warna tetapi itulah keindahan dan kekuatan yang akan kita lukis bersama untuk Gorontalo yang lebih maju,” ujar Ishak Liputo, mengaku mengajak dan menunggu tanggapan dari para pejuang Golkar terdahulu di daerah ini. (ams-dm1)