DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Desa Lembah Subur terletak jauh dari ibukota Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Desa ini dihuni ratusan Kepala Keluarga (KK). Umumnya, kehidupan warga Desa Lembah Subur ini bergantung di bidang pertanian, yakni berkebun dan bersawah.
Ada nuansa religi yang cukup “kental” di desa yang terletak di Kecamatan Dangia ini, yaitu kegiatan majelis taklim sejak tahun 2017 tetap dihidupkan hingga saat ini.
Setiap dua kali sebulan, awal tanggal dan pertengahan tanggal bulan, kegiatan majelis taklim aktif dilakukan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yakni baca kitab suci alQuran (Yasinan) dan terakhir ditutup dengan baca doa.
Biasanya, kegiatan Yasinan dipimipin langsung oleh Kepala Desa (Kades) Lembah Subur, H. Tajuddin. Namun, adakalanya pula dipimpin oleh imam desa atau imam dusun.
Menurut Tajuddin, kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat berbeda, yakni di Masjid Raya Nur Taqwa serta di Masjid Annur Jannah, Dusun III Simpati, Lembah Subur.
“Kalau tanggal 1 (atau awal bulan) kami laksanakan di Masjid Raya Nur Taqwa. Sedangkan di pertengahan bulan, kami laksanakan di Masjid Annur Jannah. Sepengetahuan kami, majelis kami satu-satunya yang menghidupkan kegiatan keagamaan setiap bulannya,” kata Tajuddin, pada Selasa (15/3/2022).
Ia mengaku selalu berusaha untuk senantiasa menghadiri setiap pelaksanaan majelis taklim. ”Namun kalau bertepatan dengan kegiatan di kabupaten, maka itu baru saya tidak hadir. Saya secara pribadi selalu mengatur waktu untuk mengikuti kegiatan ini,” sambungnya.
Majelis taklim ini dibentuk tepat di era Tajuddin, dan selalu ikut atau ambil bagian di setiap kegiatan MTQ (Musabaqah Tilawati Quran) kabupaten, mewakili Kecamatan Dangia, khususnya pada lomba Tilawah Quran. Meski sejauh ini belum dapat menyumbangkan juara.
Hal yang sangat disayangkan, ternyata majelis taklim tersebut sejauh ini belum sempat mendapat “sentuhan” dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Koltim, dalam hal ini Setda Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), terutama dari segi pembinaannya.
Tajuddin mengatakan, kegiatan majelis taklim setiap bulan yang dilakukan biasanya menggunakan anggaran swadaya dari setiap anggota. Yakni, biasanya dipungut biaya atau iuran sebesar Rp.2.000 per orang untuk konsumsi serta Rp.2.000 per orang untuk sumbangan sosial.
Tajuddin berharap majelis taklim di desa ini bisa menjadi wadah yang berorientasi pada peningkatan pendidikan spritual, dan juga dapat menjadi ajang untuk semakin memperkokoh tali silaturahim sesama anggota majelis.
“Kegiatan ini sebelumnya tidak pernah dilaksanakan. Di masa pemerintahan kami baru terlaksana. Banyak sisi positif dari kegiatan ini, apabila ada warga yang mengalami kedukaan, maka seluruh anggota majelis bisa ikut memberi andil dalam pengajian Yasinan,” ujar Tajuddin.
Sedangkan untuk sumbangan sosial yang dikumpulkan, menurut Tajuddin, bisa dipergunakan untuk membantu atau meringankan beban anggota majelis yang sedang sakit atau disumbangkan ke masjid.
Untuk mempertahankan eksistensi majelis taklim ini, Tajuddin pun berharap, hendaknya dapat senantiasa menjadi menjadi perhatian bersama serta mendapat support dan mendapatkan suntikan dana pembinaan, terutama dari Pemkab Koltim.
“Kami mengharapkan pemerintah daerah kabupaten juga dapat membantu majelis taklim kami untuk bisa mendirikan Taman Pengajian AlQuran (TPA) meskipun ukuran yang tidak besar. Sehingga ibu-ibu majelis taklim bisa mengajari anak-anak di desa kami untuk pandai baca alQuran,” harap Tajuddin.
Sementara itu, ketua Majelis taklim Desa Lembah Subur, Hj. Nurhayati mengungkapkan, bahwa saat ini jumlah anggota majelis yang terhitung aktif mencapai 45 orang. Terbagi dalam enam dusun yang ada.
“Kalau dulu bisa sampai 60 orang. Akan tetapi sudah banyak yang pindah domisili khususnya di daerah Morosi, (salah satunya) karena ikut suami. Jadi sekarang tinggal 45 orang,” kata Nurhayati.
Nurhayati membenarkan, setiap usai kegiatan biasanya para anggota dimintai Rp2.000 per orang iuran untuk konsumsi pada pelaksanan majelis berikutnya. Juga dipungut sumbangan sosial Rp.2.000 per orang yang diarahkan untuk anggota majelis yang sakit dan sumbangan masjid. Selain itu, ada juga tabungan jamaah majelis yang besarannya bervariasi, mulai dari Rp.20 Ribu hingga Rp.100 Ribu per orang.
“Uang itu adalah tabungan pribadi dari anggota majelis taklim. Bulan Januari dimulai dan bulan Desember nanti baru dibuka (dicairkan),” jelas Nurhayati seraya menjelaskan, bahwa total uang yang telah dikumpulkan mulai Januari, seluruhnya akan diberikan atau diterima oleh anggota yang menabung di majelis taklim ini.
Selain masjid, lanjut Nurhayati, kegiatan majelis ta’lim (yasinan) biasa juga dilaksanaka di rumah anggota secara bergiliran. “Harapan kami, majelis ini dapat semakin berkembang, semakin maju dan tetap selalu dalam semangat kebersamaan. Tetap terjalin silahturahmi serta tetap selalu kompak. Semoga pula, di desa kami bisa segera ada TPA, sehingga kami dapat pergunakan untuk mengajar kepada anak-anak yang belum pandai baca alQuran,” harapnya.
Salah seorang imam Masjid Annur Jannah, Dusun III Simpati Lembah Subur, H. Nasrun, juga mengharapkan adanya bantuan dari Pemkab Koltim, sehingga di desanya bisa berdiri TPA. Sebab, menurutnya, di Desa Lembah Subur sudah layak dan sangat membutuhkan adanya TPA.
“Apalagi banyak sekali anak-anak di desa kami sebagai generasi penerus yang mau diajarkan untuk baca alQuran (mengaji). Kadangkala saya juga biasa mengajar mengaji di rumah. Kadangkala pula biasa di masjid selepas salat Ashar atau Magrib,” jelas lelaki berusia 68 tahun ini.
Nasrun menggambarkan, jika di desa ini sudah memiliki TPA sendiri, maka tak hanya anak-anak yang bisa menjadi santri mengaji, akan tetapi orang-orang dewasa juga dapat ikut serta memanfaatkannya untuk belajar mengaji. (rul/dm1)