Kisah Perselingkuhan Oknum Pejabat: Mengharukan, Ini Cerita Sebenarnya Soal “Masbro” di Mata Eta

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO:  Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Gorontalo, Masbro (nama samaran), pada Jumat malam (28/5/2021) telah memberikan klarifikasi atas tudingan perselingkuhannya dengan wanita bernama samaran Rindi, yang juga merupakan seorang PNS serta masih berstatus sebagai istri orang lain.

Pada momen klarifikasi yang berlangsung di salah satu ruangan Kantor Kesbang-Pol Provinsi Gorontalo kala itu, Masbro membeberkan panjang lebar kisah perjalanannya dengan Eta (nama samaran) dari nikah hingga kini berada di ambang kehancuran, alias cerai.

Kisah perjalanan maupun pengakuan dalam bentuk klarifikasi dari Masbro itupun telah dipublikasikan di media pemberitaan online DM1 ini, pada Sabtu (19/6/2021).

Sayangnya, pengakuan dan pengungkapan kisah yang menjadi klarifikasi versi Masbro tersebut, dinilai oleh Eta sebagai “karangan bebas” yang berupaya untuk memutar-balikkan fakta.

Mendapat izin dari Ridwan Abdul, SH sebagai pengacaranya, Eta pun memberikan keterangan langsung kepada DM1, pada Rabu (23/6/2021), untuk menyanggah semua “karangan bebas” yang dibeberkan oleh Masbro tersebut.

Pertama, kata Eta, dirinya tidak menyangka jika Masbro dari dulu sudah terinformasi adalah tipe suami yang doyan berselingkuh.

“Saya dengar informasi seputar Masbro yang memang disebut-sebut sudah berselingkuh sejak istri pertamanya masih hidup,” ujar Eta seraya menambahkan bahwa informasi tersebut didengar langsung dari adik almarhumah istri pertama Masbro yang berdomisili di Tondano.

Bahkan, kata Eta, dari pihak keluarga Masbro juga menginformasikan bahwa Masbro nyaris menikah dengan seorang wanita yang berada di Jakarta. Padahal, ketika itu istri pertamanya masih hidup.

Sehingga informasi-informasi itulah yang membuat Eta saat ini menjadi sadar, bahwa Masbro memang adalah tipe suami yang doyan berselingkuh dengan wanita satu ke wanita lainnya, hingga akhirnya kepergok sedang bersembunyi di bawah tempat tidur di dalam kamar rumah Rindi, pada Sabtu tengah malam (6/2/2021).

Terkait pengakuan Masbro yang menyatakan bahwa Eta berkali-kali mengalami kesurupan hingga sempat terjatuh dan roboh ke lantai, dijawab oleh Eta.

Menurut Eta, dirinya roboh dan terjatuh ke lantai karena memang tekanan batin dan sakit hati yang sudah sangat sulit untuk ditahan, yakni lantaran berkali-kali mendapati isi percakapan perselingkuhan via WhatsApp (WA) di Handphone Masbro dengan sejumlah wanita.

Eta yang juga berprofesi sebagai seorang guru di salah satu SD di Kelurahan Sipatana, Kota Gorontalo ini juga membantah jika dirinya disebut sering tidak pamit atau minta izin apabila keluar rumah.

Eta menegaskan, setiap kali ingin keluar rumah atau untuk pergi ke mana saja, pasti dirinya pamit dan minta izin melalui WA ke Masbro sebagai suami yang sedang berada di kantor. Dan jika hari libur sedang berada di rumah, maka pasti Eta minta izin ke Masbro secara langsung jika ingin keluar rumah.

Tudingan sering mengambil uang di saku baju dinas atau di dalam tas pribadi di saat Masbro sedang tidur, juga dibantah keras oleh Eta.

Sebagai istri, Eta mengaku memang kadang harus terpaksa mengambil uang di saku atau dari dalam tas di saat Masbro sedang berbaring dalam keadaan sadar. Dan itu dilakukan tidak dengan cara diam-diam, melainkan diikuti dengan pemberitahuan langsung kepada Masbro. Dan uang yang diambil itupun adalah untuk dibelanjakan kepada pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Eta juga membantah jika dituding kerap membentak anak-anak Masbro di saat sedang diajar pelajaran sekolah di rumah. Sebab, sebagai guru SD, Eta selama ini memperlakukan seluruh siswanya secara baik. Apalagi dengan anak sendiri, yang meski berstatus sebagai anak tirinya.

Tentang pengakuan Masbro yang mengatakan bahwa telah membelikan seluruh kelengkapan alat-alat pembuatan kue, dibantah oleh Eta. “Dia (Masbro) hanya membelikan meja untuk pembuatan kue. Sementara mixer, blender dan alat-alat kelengkapan lainnya untuk penunjang pembuatan kue, itu saya yang beli,” ungkap Eta tersenyum.

Mengenai pemberian pelayanan sebagai istri kepada Masbro selaku suami, Eta mengaku sudah melakukannya dengan maksimal, meski memang diakui tidaklah sempurna karena harus membagi waktu sebagai guru SD.

Tudingan Masbro yang menyebut bahwa sering tidak ditemani duduk saat menyantap makanan di meja makan, juga dibantah oleh Eta.

Bersama pembantu, Eta mengaku sering menyediakan makanan untuk semua anak-anaknya (kandung dan juga anak tiri), terutama untuk Masbro sebagai suami. Namun setelah tersaji di meja makan, justru Masbro yang kerap lebih memilih makan di tempat atau di kursi lain sambil menyuruh anaknya memindahkan piring-piring makanan itu ke tempat lain tersebut.

Tentang pelayanan berhubungan suami-istri “ML”, Eta mengaku memang pernah menolak. Namun seingat Eta, penolakan itu hanya terjadi satu kali lantaran dirasa benar-benar sangat lelah. Bukan sering atau berkali-kali. Apalagi, menurut Eta, persoalan kebutuhan biologis, bukan menjadi kebutuhan suami saja, melainkan juga dibutuhkan oleh seorang istri.

Hal yang Eta sangat sayangkan, yakni ketika penolakan yang hanya terjadi satu kali itu Masbro mengaku terpaksa melakukan “swalayan”. Dan parahnya, hal yang seharusnya “ditutupi” itu malah langsung dibeberkan Masbro dan curhat ke mana-mana, termasuk ke saudara-saudaranya, dan boleh jadi juga curhat ke sejumlah “wanita” lainnya dengan maksud menjelek-jelekkan Eta.

Mau Eta, Masbro sebagai suami jika merasakan kekurangan ataupun ada kesalahan yang tak sengaja diperbuat oleh istri menyangkut pelayanan, hendaknya dibicarakan atau dikomunikasikan di dalam rumah dengan istri. Bukan malah curhat ke orang lain!

Eta juga membantah jika disebut-sebut sering ambil utang tanpa memberitahu suami. Eta mengakui, memang dirinya pernah berutang di salah satu koperasi, tetapi itu diketahui oleh Masbro.

Seingat Eta, justru Masbro yang lebih menonjol berutang. Yakni, mengajukan pinjaman di salah satu bank dan juga di pegadaian dengan total utang sekitar Rp.60 Juta, yang katanya untuk keperluan bisnis solar dengan salah seorang koleganya sesama pejabat berinisial RS, namun belakangan terinformasi malah berbisnis solar dengan ayah Rindi (wanita yang diduga menjadi selingkuhan Masbro itu).

Eta tidak membantah terkait adanya keinginan atau permintaannya agar dapat dibelikan sebuah rumah. Hal itu, menurut Eta, memang sering disampaikan kepada Masbro sebagai suaminya.

Akan tetapi, kata Eta, permintaannya tersebut tidak dilakukan dengan cara pemaksaan, melainkan sebagai bentuk harapan yang harus diikhtiarkan sejak dini untuk kepentingan sang anak dari hasil perkawinannya dengan Masbro di masa mendatang.

Pasca penggerebekan Masbro di rumah Rindi, kata Eta, permintaan untuk dibelikan rumah akhirnya menjadi sebuah desakan lantaran Masbro sudah menyatakan akan menggugat cerai dirinya.

Dalam surat pernyataan, kata Eta, Masbro memang bersedia dan telah memperlihatkan keseriusannya untuk mengadakan 1 unit rumah.

Walaupun atas nama Eta, dan meski Masbro mengaku yang akan membayarnya per bulan secara berangsur, namun rumah yang Masbro ingin adakan itu terpaksa ditolak oleh Eta sendiri, karena dilakukan melalui KPR dengan uang muka standar.

“Saya khawatir, ke depannya (karena sudah bercerai) nantinya dia (Masbro) tidak lagi atau kesulitan membayar angsuran rumah itu, maka tentu saya yang akan kerepotan. Makanya saya minta untuk dibeli secara cash, atau paling tidak dengan uang muka yang tinggi,” jelas Eta.

Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Sebab selama menjadi istri seorang pejabat seperti Masbro, Eta mengaku keinginan ke salon untuk memanjakan diri pun sangat sulit.

“Kalau mau jujur, saya sangat ingin juga seperti istri-istri pejabat lainnya memanjakan diri dengan perawatan di salon, tetapi itu saya tak pernah tuntut karena saya tahu kemampuan suami, dan memang tak ingin mempersulitnya,” ungkap Eta tertunduk.

Kondisi “kemampuan” Masbro sebagai suami, menurut Eta, sangat ia pahami. Sampai-sampai ketika Masbro membutuhkan uang sekitar Rp.10 Juta untuk membayar sesuatu yang mendesak, Eta terpaksa harus ke kampung untuk mencari pinjaman demi membantu pemenuhan uang Rp.10 Juta yang dibutuhkan oleh sang suami tersebut, meski kala itu tak berhasil mendapatkan pinjaman di kampung lantaran sudah mendapat di tempat lain.

Anehnya, di belakangan justru Masbro menuding dan menyebut Eta sebagai istri yang tidak tahu bersyukur. Sehingga Eta pun mengaku sangat terpukul serta benar-benar sedih disebut dan dituding sebagai istri yang kufur nikmat.

Eta pun mengingatkan, bahwa Masbro saat menikah dengannya masih eselon III yang non-job. Namun selanjutnya, dalam perjalanan perkawinan mengarungi kehidupan berumah tangga dengan Eta, berangsur-angsur jabatan Masbro pun mulai membaik, hingga akhirnya berhasil menjadi seorang kepala dinas.

Artinya, diakui atau tidak, nikmat yang dicapai oleh Masbro saat ini seharusnya tidak diingkari adalah juga berkat doa dari sang istri. “Jadi sebetulnya siapa yang kufur nikmat?” tanya Eta dengan suara tersendat-sendat.

Hal “lucu” lain yang disoroti Eta setelah membaca klarifikasi Masbro yang dimuat di DM1, yakni penyampaian tanggal pernikahan. “Dalam klarifikasinya di DM1 itu, dia (Masbro) katakan tanggal pernikahannya dengan saya tanggal 13 September 2014. Kemudian dia ralat menjadi tanggal 21 Mei 2014. Padahal tanggal pernikahan saya dengan dia yang betul adalah tanggal 21 Juni 2014,” ungkap Eta geleng-geleng kepala seraya tersenyum.

Dengan adanya kesalahan penyebutan tanggal pernikahan tersebut, membuat Eta sedikit bercanda, bahwa jangan-jangan tanggal-tanggal yang disebutkan oleh Masbro itu adalah tanggal pernikahannya dengan wanita selain dirinya. “Tanggal-tanggal yang dia sebutkan itu kira-kira tanggal pernikahannya dia dengan siapa?” tanya Eta dengan nada bercanda.

Eta pun kembali mengingatkan, bahwa dengan melupakan tanggal pernikahannya tersebut, sampai-sampai dua kali menyebut dengan  salah, maka jangan-jangan justru itu sebagai tanda dari sebuah kufur nikmat.

Terlepas dari itu, menurut Eta, dirinya saat ini benar-benar sudah tak ingin kembali untuk bersama lagi dengan Masbro. “Hati saya sekarang sudah mati rasa kepada dia (Masbro),” lontar Eta.

Untuk diketahui, saat ini Masbro telah mengajukan gugatan cerai terhadap Eta. Begitupun dengan Rindi, terinformasi telah menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Kota Gorontalo.

Di sisi bersamaan, pada Jumat (4/6/2021), Eta melalui pengacaranya juga telah melaporkan Masbro ke Polres Gorontalo Kota atas perkara penelantaran istri dan anak. Sebab, Masbro diketahui tidak lagi memberi nafkah kepada Eta beserta anaknya. “Jelang lebaran dan lebaran hingga saat ini tidak pernah lagi memberi makan dan nafkah kepada saya dan anaknya,” ungkap Eta.

Eta membantah pengakuan Masbro yang mengatakan, bahwa jelang lebaran seorang keluarganya ia utus untuk menyerahkan ATM guna belanja kebutuhan Eta dan anaknya.

Yang benar, kata Eta, keluarga yang Masbro utus untuk menyerahkan ATM itu bukan di saat jelang lebaran, melainkan di awal bulan puasa, itupun hanya untuk berbelanja jajan berupa snack-snack di supermarket.

Dan kini, Eta mengaku benar-benar siap mengubur semua kenangan dan masa kebersamaannya dengan Masbro sebagai sejarah yang sangat kelam, sekelam malam di kala menyaksikan di hadapan mata sendiri sang suami “merangkak” keluar dari bawah ranjang wanita lain.

Anehnya, meski publik menilai perilaku Masbro telah mencoreng nama baik Pemerintah Provinsi Gorontalo, namun hingga kini Gubernur Gorontalo seakan menutup mata dan telinga terhadap “kelakuan” para pejabat yang terindikasi doyan berselingkuh seperti Masbro.

Saat Eta mengadu dan meminta keadilan kepada Gubernur Gorontalo via WhatsApp (WA), Rusli Habibie sebagai Gubernur Gorontalo memang sempat menjawab dan merespons WA tersebut. Namun sayangnya, hingga kini tidak ada tindak-lanjut sebagaimana yang diharapkan oleh Eta. “Saya sudah tegur keras yang bersangkutan (Masbro),” ujar Eta mengutip balasan Gubernur Gorontalo via WA, pada Sabtu (29/5/2021) . (dms/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

866 views

Next Post

Menilik Sekelumit “Kaca Buram” Dewan Pers: Ada Pidana Penyiaran & UU Pers yang Terabaikan

Jum Jun 25 , 2021
Oleh: Heintje G. Mandagie* DM1.CO.ID, OPINI: Beberapa tahun belakangan ini insan pers terbelah menjadi dua kelompok. Wartawan konstituen dan non-konstituen Dewan Pers. Bagi kelompok non-konstituen, sepertinya sudah lama sadar dan memilih memisahkan diri dari Dewan Pers dan menentang perlakuan diskriminatif dan kesewenangan Dewan Pers. Tak heran kelompok wartawan ini, termasuk […]