DM1.CO.ID, GORONTALO: Pada Juni 2018 mendatang, warga Kota Gorontalo kembali akan memilih pasangan Walikota Gorontalo yang baru, periode 2018-2023.
Pasangan walikota saat ini, Marten Taha dan Budi Doku, dipastikan akan kembali maju bertarung. Namun keduanya bisa dipastikan tak lagi berpasangan pada ajang Pemilihan Walikota (Pilwako) 2018 tersebut. Mengapa?
Entahlah! Yang jelas, menurut berbagai kalangan di kota ini, Budi Doku yang saat ini sebagai Wakil Walikota jauh-jauh hari telah lebih dahulu me-mamerkan “perselingkuhannya” dengan WIL (Walikota Idaman Lain).
Menurut keterangan sejumlah pengamat politik di daerah ini, Budi Doku secara jelas-jelas telah memperlihatkan sikap untuk “bercerai” dengan Marten Taha, dan lebih memilih untuk berpa-sangan dengan seorang yang pernah menjadi rivalnya pada Pilwako 2013, yakni Adhan Dambea. Sekali lagi, mengapa, dan ada apa??
Entahlah!! Yang jelas Marten Taha yang dulu berpasangan dengan Budi Doku pada Pilwako 2013 yang dikenal publik sebagai sebutan pasangan “Madu” (Marten-Doku) itu, kini dengan sendirinya “habis”.
Dan memang, “Madu” kini benar-benar telah habis. Terlebih lagi ketika Budi Doku yang masih sebagai Wakil Walikota itu, di mata publik, kini nampaknya lebih banyak giat “bergerilya” di dunia nyata maupun di dunia maya.
Sementara Marten Taha di jelang akhir masa jabatannya saat ini justru nampak lebih giat menunaikan tugas-tugasnya, yakni dengan kian memacu diri untuk dapat lebih meningkatkan capaian kinerjanya sebagai walikota. Marten seolah tak ingin terpengaruh dengan “kemes-raan” yang kian dipertontonkan oleh Budi Doku dengan pasangan barunya itu.
Di saat bersamaan, ketika Budi Doku diketahui telah mendapatkan “Madu” lain, sejumlah figur pun mulai merapat ke Marten Taha agar dapat “dipinang” sebagai calon pendamping di Pilwako 2018.
Di mata Marten Taha, sejumlah figur yang merapat kepada dirinya tersebut adalah sosok-sosok terbaik. Tetapi, Marten Taha mengaku tak ingin gegabah dalam memilih dan menentukan calon Wakil Walikota yang akan mendampinginya pada Pilwako 2018 mendatang.
Ia bahkan mengaku tak ingin menentukan calon pendamping seenak atau menurut seleranya sendiri. Sebab, Marten menilai, penentuan dan pemilihan pasangan kepala daerah bukanlah ajang yang dapat diatur-atur sesuai keingin sendiri. Dalam prosesnya, tentu harus diikuti dengan aturan serta kebijakan yang memenuhi seluruh kepentingan.
Olehnya itu, mengenai siapa yang bakal mendampingi sebagai calon Wakil Walikota, Marten Taha menyerahkan keputusan sepenuhnya sesuai kehendak rakyat dan juga sesuai kebijakan dari para partai politik yang akan mengusungnya.
Artinya, selain harus menggali suara dari lapisan bawah, Marten Taha mengaku pula harus tunduk dengan keputusan dan sikap dari parpol yang menaunginya sekaligus dari parpol yang akan mengusung dan mendukungnya.
Dan, hanya dengan proses serta mekanisme seperti itu, Marten Taha bisa dengan sendirinya menemukan calon Wakil Walikota ideal yang akan mendampinginya di Pilwako 2018. Lalu sudahkah proses dan mekanisme itu terselenggara?
Entahlah! Yang jelas dari sejumlah nama yang lama ber-edar di tengah-tengah masyarakat dan disebut-sebut cocok mendampingi Marten Taha, akhirnya sebagian besar kalangan dari berbagai penjuru Kota Gorontalo pun nampaknya lebih cenderung bersuara dengan menyebut satu nama, yakni Ryan Kono.
Alhasil, setelah sekian lama publik merasa amat pena-saran, Marten pun akhirnya membenarkan nama tersebut sebagai sosok yang akan mendampingi di Pilwako 2018.
Pada Jumat (27/10/2017), usai menghadiri pertemuan dengan jajaran pendidik dan Komite Sekolah di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo, Marten Taha kepada wartawan akhirnya buka mulut dan mengakui, bahwa dirinya akan berpasangan dengan Ryan Kono pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo 2018.
Marten bahkan membeberkan, pengumuman dan pe-ngukuhan secara resmi pasangannya tersebut akan dilakukan dalam sebuah acara deklarasi pasangan Marten Taha dan Ryan Kono, yang rencananya akan digelar pada akhir November 2017.
Dari pengamatan langsung awak Majalah DM 1 A di lapangan pada sekitar sebulan lalu, pasangan ini sudah mu-lai nyaring disuarakan dengan sebutan “Matahari” (Marten Taha-Ryan Kono). Bahkan sejumlah kalangan menyebutnya “Habis Madu, Terbitlah Matahari”.
Maka lengkaplah, selain sudah fix diusung oleh Partai Golkar, pasangan Matahari ini juga ikut diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB). Di mana di DPRD Kota Gorontalo, Partai Golkar memiliki 4 kursi dan PBB 2 kursi.
Dengan begitu, pasangan Marten-Ryan ini pun dianggap telah memenuhi persyaratan 20 persen untuk maju sebagai kontestan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018.
Meski begitu, Marten Taha mengungkapkan, bahwa pihaknya saat ini masih terus membangun komunikasi dengan sejumlah parpol, salah satunya adalah Partai Demokrat. Marten bahkan berharap koalisi (Golkar-Demokrat) yang terbangun pada Pilgub Gorontalo 2017 juga akan terjadi pada Pilwako 2018.
“Saya telah melakukan komunikasi dengan Demokrat dan sudah hampir dipastikan Demokrat akan bergabung dengan kita. Tinggal satu langkah lagi yang harus diselesaikan, yakni persyaratan administrasi,” ungkap Marten sambil tersenyum.
Sementara itu, banyak kalangan yang mengaku optimis, bahwa tidak akan rugi bagi para parpol yang mengusung dan mendukung pasangan “Matahari” ini.
Sebab, menurut mereka, meski sebetulnya hanya genap menghabiskan 4 tahun menunaikan tugasnya sebagai walikota, Marten nyatanya mampu mempersembahkan yang terbaik buat kemajuan Kota Gorontalo. Dan itu dibuktikan dengan capaian berbagai prestasi yang sebelumnya sulit dan bahkan tidak diraih oleh pemerintahan terdahulu.
Olehnya itu, tidak sedikit kalangan pun menilai, bahwa betapa dahsyatnya perkembangan dan kemajuan yang akan dicapai oleh Kota Gorontalo apabila Marten Taha kembali terpilih sebagai walikota dan Ryan Kono sebagai wakil walikota.
Seperti diketahui, Marten Taha adalah sosok sarjana ekonomi sekaligus master pembangunan ekonomi, yang sejauh ini keilmuannya tersebut dikolaborasikan dalam bentuk pengabdian di dunia politik, sosial, dan pemerintahan.
Sementara itu, Ryan Kono selain sebagai pengusaha sukses, ia juga kini menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Gorontalo.
Jika kedua sosok ini yang terpilih, maka ekonomi rakyat Kota Gorontalo benar-benar akan “bersinar” bersamaan terbitnya “Matahari” sebagai sumber energi. Dan menurut banyak pihak, jangan takut panas, karena “Beringin” akan siap memberikan keteduhannya, dan malam akan memberikan keindahannya di bawah sinar “Bulan dan Bintang”.
—–
Sumber Majalah DM 1 A || Edisi 2
(ams/dm1)