DM1.CO.ID, BOALEMO: Bupati Boalemo, Darwis Moridu, bersama unsur Forkopimda dan seluruh elemen kesehatan di Kabupaten Boalemo, Rabu (11/3/2020), mendeklarasikan “Cegah Stunting menuju Boalemo Zero New Cases of Stunting”, di Lapangan Alun-alun Tilamuta-Boalemo.
Kegiatan yang diawali dengan jalan sehat dan senam pagi bersama masyarakat itu, juga diwarnai dengan penanda-tanganan komitmen bersama dalam pencegahan stunting di atas bentangan spanduk berwarna putih, serta pemberian penghargaan kesehatan kepada sejumlah elemen masyarakat.
Hadiri dalam kesempatan tersebut Bupati Boalemo, Ketua Tim Koordinasi Pencegahan Stunting Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Kepala OPD beserta seluruh staf se-Kabupaten Boalemo, instansi-instansi vertikal, Ketua Tim Penggerak PKK bersama anggota, camat, kepala desa, kepala Puskesmas, Kader Posyandu, dan Kader Tanggap Stunting se-Kabupaten Boalemo.
Bupati Darwis Moridu dalam sambutannya pada kesempatan tersebut mengajak seluruh lapisan masyarakat agar dapat menyukseskan gerakan pencegahan stunting di Kabupaten Boalemo.
Untuk mencapai harapan menuju Boalemo nol Stunting tersebut, menurut Bupati Darwis, tentunya diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.
Dalam kesempatan tersebut dibacakan poin-poin deklarasi pencegahan Stunting, yakni:
1. Membuat regulasi untuk pelaksanaan gerakan pencegahan dan penanganan Stunting.
2. Menggalang komitmen semua sektor dan seluruh lapisan masyarakat. 3. Menggerakkan tokoh masyarakat, ulama, akademisi, aktivis, dunia usaha dan organisasi masyarakat, untuk menekan pencegahan Stunting. 4. Menggalangkan seluruh masyarakat berprilaku hidup sehat dan bersih. 5. Memenuhi kebutuhan gizi melalui seribu hari pertama kehidupan. 6. Memastikan setiap bayi mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif, dan ASI lanjutan hingga bayi berusia dua tahun. 7. Memberikan makanan pendamping ASI sehat anak berusia enam bulan. 8. Memantau tumbuh kembang anak dan pemberian imunisasi dasar secara lengkap melalui Posyandu.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Boalemo, Alimuddin, M.Kes, dalam sambutanya mengatakan, dasar pelaksanaan Deklarasi Pencegahan Stunting di Kabupaten Boalemo ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Selain itu, lanjut Alimuddin, juga berdasar pada Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi Masyarakat; dan Surat Edaran Bupati Boalemo Nomor 05/Bappeda/III/2019 Tentang Inplementasi Komunikasi Perubahan Prilaku Masyarakat dan Aksi Konvergensi untuk Percepatan dan Penurunan Stunting Terintegrasi; serta Peraturan Bupati Boalemo Nomor 36 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Boalemo 2019.
Alimuddin menyebutkan, tujuan dilaksanakannya Deklarasi Cegah Stunting tersebut adalah untuk membangun komitmen dan juga kerja sama pemerintah daerah dengan instansi vertikal, tokoh masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan setiap organisasi komponen masyarakat secara signifikan dapat menurunkan angka Stunting.
Program pencegahan Stunting ini, kata Alimuddin, adalah merupakan program strategis nasional. “Sebagaimana kita ketahui, bahwa Kabupaten Boalemo merupakan kabupaten Lokus Stunting dari 160 kabupaten/kota di Indonesia,” ujar Alimuddin.
Ia mengungkapkan, sejauh ini Kabupaten Boalemo berhasil menurunkan angka Stunting Balita pada tahun 2016 sebesar 32,8%; tahun 2017 sebesar 32,5%; tahun 2018 sebesar 24%, dan tahun 2019 turun sebesar 15,5% dari target nasional 19%.
Untuk tahun 2020 ini, kata Alimuddin, penurunan Stunting di Kabupaten Boalemo dipatok 90% dari target 14%.
Menurut Alimuddin, terjadinya angka penurunan Stunting selama 4 tahun berturut-turut secara signifikan di Kabupaten Boalemo, adalah disebabkan dengan adanya dukungan kerja sama secara konvergensi oleh SOPD (Satuan Organisasi Perangkat Daerah) terkait melalui delapan aksi terintegrasi.
Selain itu, kata Alimuddin, juga berkat dukungan kebijakan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Boalemo melalui berbagai peran aktif, mulai dari level kabupaten, kecamatan, hingga ke tingkat desa melalui pendampingan program Desa Tanggap Stunting, dan program seribu hari pertama kehidupan menuju periode emas anak balita.
Yang yak kalah pentingnya, menurut Alimuddin, yakni adanya dukungan kebijakan pemerintah Kabupaten Boalemo melalui 14 Program Damai dan 14 Program ASN, serta masyarakat beramal, sehingga berdampak positif pada asupan gizi ibu hamil dan Balita yang tergolong miskin dan rentan Stunting.
Olehnya itu, untuk mengurangi angka Stunting khususnya di Kabupaten Boalemo yang menjadi Lokus Stunting di 24 Desa, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo berharap hendaknya masyarakat dapat benar-benar memahami betapa pentingnya upaya pencegahan Stunting.
“Untuk itu dukungan kebijakan dari pemerintah daerah melalui SOPD terkait, untuk kita sama-sama membuat kegiatan dari SOPD masing-masing, yang tujuanya adalah untuk pencegahan Stunting di Kabupaten Boalemo,” imbau Alimuddin. (kab/dm1)
Wartawan: Syarifuddin Diko || Editor: AMS DM1.CO.ID, POHUWATO: Sebagai program yang berorientasi pelayanan langsung kepada masyarakat, Gerakan Bersama Pelayanan Untuk Semua (Gema Panua), hingga kini makin terus digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato.