DM1.CO.ID, BONE-BOLANGO: Bantuan Langsung Tunai (BLT) kembali dilakukan oleh Pemerintah Desa Sogitia, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango, Selasa (26/7/2022). Disaksikan oleh Pendamping Lokal Desa (PLD) Sogitia, Jeri urumi, dan Darwis Lopuo, SE selaku pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sogitia beserta aparat desa setempat.
Penyaluran BLT yang dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sogitia itu merupakan penyaluran untuk triwulan ketiga, yakni Juli, Agustus dan September tahun 2022.
Menurut Kepala Desa (Kades) Sogitia, Sumitro Lopuo, SH.I, pelaksanaan penyaluran BLT triwulan ketiga yang bersumber dari Dana Desa (DD) itu, dihadiri oleh para penerima , yakni warga Desa Sogitia yang terkena dampak Covid19.
“Alhamdulillah pelaksanaan penyaluran BLT-nya berjalan lancar sesuai dengan prosedur yang diharapkan,” ujar Ayah Mito, sapaan akrab Kades Sumitro Lopuo.
Ayah Mito menyebutkan, penyaluran BLT triwulan ketiga ini sengaja diberikan lebih awal, itu dimaksudkan agar dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para penerima.
Manfaat yang dimaksud, menurut Ayah Mito, bisa jadi BLT yang diterima untuk 3 bulan sekaligus itu ada yang memanfaatkannya untuk tambah-tambah modal usaha bagi mereka yang ingin membuka usaha-usaha kecil, seperti jualan es, makanan dan lain-lain.
Menurut Ayah Mito, pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Desa Sogitia senantiasa berupaya untuk memberikan ruang gerak serta motivasi bagi para penerima BLT, agar dapat memiliki kesempatan dalam memperbaiki perekonomian rumah tangga masing-masing.
“Masyarakat harus diberikan kemudahan, bahkan kalau bisa diberikan kesenangan, juga perhatian dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka. Kita Pemerintah Desa menampung semua itu, sehingga apabila masyarakat puas dengan pelayanan, dan bisa sejahtera akan hal itu, maka saya sebagai pemimpin desa ini juga merasa puas dan senang. Bukankah hal itu yang sering dilakukan oleh pemerintah dulu di zaman nabi?” tutur Ayah Mito.
Dan meskipun ada segelintir suara-suara miring terkait BLT ini, namun Ayah Mito yang telah menjabat sekitar 14 tahun selaku Kades Sogitia ini mengaku tidak ingin mempermasalahkan semua itu.
Sebab, menurut Ayah Mito, suara-suara miring iu adalah hal yang wajar-wajar saja, artinya selalu ada pro-kontra terhadap apapun yang dilakukan atau yang ditempuh sebagai kebijakan oleh pemerintah.
Ayah Mito menjelaskan, adanya pro-kontra terkait hal ini, sebab memang masih banyak warga yang dianggap tidak bisa tercover BLT, sekalipun mereka dinilai layak dikarenakan kuota anggaran juga terbatas dari pemerintah pusat.
“Seandainya saya bisa, maka saya menginginkan semua warga desa saya mendapatkan BLT ini tanpa terkecuali, karena sesungguhnya masyarakat desa masih dalam kelas ekonomi menengah ke bawah, yang menurut saya pribadi memang masih layak untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Namun apalah daya, saya hanya pemerintah kecil yang tetap harus taat terhadap aturan yang ditetapkan dari atas,” tandas Ayah Mito yang juga kini menjabat selaku sekretaris Apdesi Kabupaten Bone Bolango. (res/dm1)
