DM1.CO.ID, GORONTALO: Beberapa bulan terakhir ini, sejumlah jemaah Masjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo mengaku kesal terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo yang hingga kini belum juga mampu menyelenggarakan secara sah pemilihan badan takmir baru di masjid tersebut.
Padahal, kepengurusan badan takmir periode kemarin telah berakhir pada 1 Maret 2024 silam, yakni ditandai dengan ditunjuknya Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Arifin Mohamad selaku Plt Ketua Takmir Masjid Baiturrahim oleh Wali Kota Gorontalo.
Namun hingga usai masa jabatan Marten Taha selaku Wali Kota Gorontalo, pada 2 Juni 2024, dan bahkan sampai detik ini pun, Plt. Ketua Takmir tersebut belum juga mampu memunculkan kepengurusan takmir periode baru melalui pemilihan yang dianggap sah di mata jemaah.
Akibatnya, kondisi jemaah di masjid terbesar di Kota Gorontalo itu pun kini bagai anak ayam yang kehilangan induknya, alias sangat kurang terurus. Misalnya, dalam hal pelayanan penyediaan konsumsi bagi jemaah yang menunaikan puasa sunah Senin-Kamis. Juga dengan kondisi imam, marbot dan juru azan pun mulai kurang mendapat perhatian.
Olehnya itu, sejumlah jemaah aktif di masjid ini pun mengungkapkan kekesalannya. Di antaranya Ichsan Naway dan Dedi Muslim, tak hanya menyatakan kekecewaannya, tetapi juga mengaku prihatin dengan Masjid Baiturrahim yang kini mengalami kondisi yang boleh dikata “kurang sehat”.
Terlebih saat ini, kata Ichsan dan Dedi, semua isi kotak amal yang ada di masjid ini, tiap sore “diamankan” oleh staf yang mengaku dari Bagian Kesra Setda Pemkot Gorontalo. Dan menurut mereka, hal ini sebetulnya tak bisa dilakukan secara sepihak oleh Pemkot tanpa sepengetahuan atau tanpa melibatkan jemaah dalam penghitungannya. “Sudah pasti ini hanya akan menimbulkan kesan negatif,” ujar Ichsan.
Agar pengelolaan Masjid Baiturrahim dapat kembali terurus dengan baik, Ichsan dan Dedi pun meminta atas nama seluruh jemaah masjid, agar Plt Ketua Takmir segera secepatnya menggelar pemilihan badan takmir di masjid ini.
Ichsan mengungkapkan, sebetulnya Arifin Mohamad selaku Plt Ketua Takmir Masjid Baiturrahim sudah pernah melaksanakan pemilihan, dengan menghasilkan Anis Naki sebagai Ketua Takmir. “Tapi kami para jemaah menolak hasil pemilihan yang dianggap tidak sah tersebut, yakni karena tidak melibatkan jemaah dalam pemilihan sebagaimana arahan dari Pak Marten saat memberi petunjuk pelaksanaan pemilihan takmir,” jelas Ichsan.
Hasil pemilihan takmir yang sudah diselenggarakan oleh Arifin Mohamad tersebut, menurut Ichsan, sangat patut untuk dianulir, sebab sangat terkesan dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi alias diam-diam.
“Waktu pelaksanaan pemilihannya dilakukan pada hari libur di Kantor Wali Kota Gorontalo, serta tidak melibatkan jemaah masjid. Dan ini tidak sesuai dengan arahan pak Wali Kota, serta tidak memenuhi prosedur, sehingga wajar jika para jemaah pun menolak hasilnya karena dianggap itu tidak sah,” tegas Ichsan kepada Wartawan DM1, Jumat sore (7 Juni 2024).
Ichsan menceritakan, ada sekitar 100 jemaah yang menandatangani surat penolakan atas hasil pemilihan yang dilakukan oleh Arifin Mohamad. “Surat tersebut kami sampaikan langsung ke Pak Marten di rumah dinas Wali Kota. Alhasil, Pak Marten kala itu menegaskan akan segera memerintahkan Plt Ketua Takmir untuk melakukan pemilihan ulang dengan wajib melibatkan jemaah. Sebab, menurut pak Wali Kota, masjid ini milik para jemaah, bukan milik pemerintah kota, bukan pula milik golongan atau kelompok orang per orang,” ujar Ichsan menirukan pernyataan Marten Taha.
Usai mendapat arahan dari Wali Kota, kata Ichsan, sejumlah perwakilan jemaah masjid Baiturrahim pun menghadap ke Arifin Mohamad di ruang kerjanya. “Beliau (Arifin Mohamad) pun menjanjikan akan segera melakukan pemilihan kembali. Namun setalah sekitar 3 minggu berlalu, janji itu tak kunjung ditepati, maka para jemaah pun akhirnya mengambil inisiatif membentuk panitia sendiri, sehingga pemilihan takmir pun dapat dilangsungkan pada Selasa 28 Mei 2024 dengan menyepakati Kapten TNI Roy Bumulo sebagai Ketua Takmir,” jelas Ichsan.
Namun hasil pemilihan versi inisiatif jemaah itu pun, kata Ichsan, juga dianulir oleh Sekda Ismail Madjid yang kini sebagai Plh Wali Kota Gorontalo, dengan alasan karena pemilihan tersebut tidak dihadiri Tuan Kodi dan pihak MUI, sehingga harus dilakukan pemilihan kembali untuk ketiga kalinya.
“Sebetulnya Tuan Kodi dan MUI kami undang, tapi mereka tidak sempat hadir dalam pemilihan tersebut. Namun meski begitu, kami siap patuhi anulir dari Pak Ismail Madjid tersebut dengan catatan agar Plt Ketua Takmir juga bisa segera kembali melakukan pemilihan secepatnya,” tutur Ichsan.
Namun Ichsan beserta sejumlah jemaah lainnya lagi-lagi mengaku kecewa dan kesal terhadap sikap Arifin Mohamad selaku Plt Ketua Takmir yang dianggap sangat lambat merespons “rekomendasi” dari pihak-pihak berkompeten, termasuk tidak sigap menyikapi aspirasi dari para jemaah masjid yang sudah sangat menginginkan secepatnya terbentuk kepengurusan takmir yang baru.
Munculnya semacam “konflik” atau pertentangan terkait pemilihan takmir di masjid yang telah didirikan pada tahun 1728, dan usai purna-pugar diresmikan oleh Presiden BJ. Habibie pada 13 Oktober 1999 tersebut, membuat Ketua Takmir Masjid Baiturrahim periode yang baru saja berakhir, Yusri Deu, angkat suara.
Yusri menyatakan sepakat jika pemilihan takmir baru hendaknya memang segera harus diselenggarakan secepatnya, agar pengelolaan masjid dapat terarah maksimal, serta urusan-urusan pelayanan terhadap jemaah dalam menunaikan ibadah di masjid ini pun dapat segera tertangani secara baik dan benar.
Menurut Yusri, istilah atau penyebutan Plt Ketua dalam kepengurusan takmir masjid itu, sebetulnya tidak ada landasan ketentuannya. “Sebenarnya yang namanya Plt itu tidak ada di dalam takmirul. Makanya, satu bulan sebelum berakhir (kepengurusan takmir) itu sudah harus ada pemilihan,” ujar Yusri Deu kepada Wartawan DM1 via sambungan WhatsApp, Jumat malam (7 Juni 2024).
Yusri Deu juga mengaku tidak menyangka situasi Masjid Baiturrahim bisa jadi seperti saat ini, yakni terkesan dan seolah ingin dikelola langsung oleh Pemkot. “Kalau saya lihat ya memang mereka (Pemkot) yang ingin kelola, kan ini lucu. Terus terang ini sudah tidak sejalan dengan visi-misi masjid Baiturrahim yang salah satunya sebagai masjid adat,” tutur Yusri Deu.
Yusri mengaku tidak tahu-menahu alasan Pemkot sampai harus mengulur-ulur waktu pelaksanaan pemilihan takmir baru. Sepengatahuan Yusri, Pemkot melalui Arifin Mohamad dan juga disepakati oleh Marten Taha selaku Wali Kota Gorontalo, saat itu menjanjikan paling lambat sesudah Idul Fitri pengurus takmir baru sudah terpilih. Namun nyatanya hingga saat ini kepengurusan takmir yang baru Masjid Baiturrahim belum juga bisa terbentuk.
Yusri pun bertanya-tanya tentang apa sebetulnya yang menjadi kendala atau hambatan besar bagi Pemkot Gorontalo, sampai-sampai terkesan begitu sulit melaksanakan pemilihan takmir yang baru dengan segera?
Sementara itu, dihubungi secara terpisah oleh Wartawan DM1, Arifin Mohammad yang mengaku sedang berada di Jakarta memberikan penjelasannya. “Karena ini (situasinya) masih ribut. Jadi nanti insyaAllah setelah Idul Adha,” ujar Arifin Mohamad.
Terkait isi kotak amal masjid yang “diamankan” di Bagian Kesra Setda Kota Gorontalo, menurut Arifin Mohamad, itu tak perlu dikuatirkan, karena semua pemasukan dan pengeluaran masjid dibacakan dan diumumkan setiap Jumat. “Kita transparan semuanya. Dan saya tidak punya kepentingan di situ. Saya cuma menjalankan tugas sebagai Plt sesuai penunjukan dari Pak Wali Kota. Jadi setelah Idul Adha ini kita akan laksanakan pemilihannya,” tegas Arifin Mohamad. (dms/dm1)