Bagai Anak Ayam Kehilangan Induk, 13 Atlet Futsal Koltim Terancam Batal Berlaga di Porprov

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Sebanyak 13 atlet futsal Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) hasil seleksi Asosiasi Futsal Kabupaten Kolaka Timur (AFK), pada 27 Juli 2022, kini bagai anak ayam yang kehilangan induknya, dan terancam batal berangkat  berlaga dalam ajang Pekan Olahraga tingkat Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dijadwalkan di Kota Bau-bau, November 2022 ini.

Hal itu diduga dipicu dengan munculnya perkara dualisme kepemimpinan KONI, adanya isu impor atlit futsal dari luar Koltim, yakni Kota Kendari serta bakal turunnya caretaker Ketua AFK.

Menurut Manajer futsal Koltim, Muhammad Alwi Akib, informasi mengenai hal itu sudah menjadi rahasia umum. Bahkan, dua persoalan yang menimpa dunia olahraga di Koltim saat ini sudah menyebar di media sosial (medsos).

Jauh sebelumnya, kata Alwi, informasi mengenai hal ini sudah terhembus dan terdengar ketika mengikuti kejuaraan futsal di Kabupaten Konawe Utara (Konut) dalam tahap uji coba, pada 29 September 2022.

“Kami tidak pusing waktu itu karena terkait rekomendasi ada pada kami sebagai manajer yang ditunjuk oleh Ketua AFK, Andyka Budi Permana. Tetapi belakangan ini, sepertinya, adanya atlit futsal impor dan turunnya careteker Ketua AFK, akan terjadi. Apalagi sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai pelaksanaan latihan bersama (TC) yang diinformasikan kepada kami dari pengurus AFK,” ungkap Alwi ketika diwawancarai melalui telepon, Ahad (13/11/2022).

Alwi curiga (menduga), jangan-jangan di balik ketidakjelasan TC hingga kini adalah sebuah skenario untuk “’menghabisi”  status kepengurusan Andyka sebagai Ketua yang akan berakhir tanggal 14 November 2022 (hari ini). Sehingga dengan begitu, maka ditunjuklah seorang caretaker.

Alwi juga mencium adanya keanehan, yakni untuk mendaftarkan diri sebagai peserta musyawarah di provinsi diwajibkan dan harus mengantongi surat rekomendasi dari PSSI, padahal di daerah lain tidak diberlakukan menegasan seperti itu.

Sehingga, Alwi pun menduga, penegasan tersebut boleh jadi hanya sebagai upaya untuk mempersulit (menghalang-halangi) seseorang mendaftarkan diri sebagai peserta musyawarah di provinsi.

“Ketika caretaker Ketua AFK turun, maka secara otomatis bukan atlet lokal kami lagi yang akan mewakili Koltim, tetapi atlet futsal versi caretaker,” keluh Alwi seraya pertanyaan tanggungjawab Andyka sebagai Ketua AFK kepada para atlet hasil seleksi yang pernah dikeluarkannya.

Alwi pun mengaku merasa prihatin bercampur sedih melihat beban psikologis yang dirasakan oleh anak didiknya akibat ketidakjelasannya mereka mengikuti Porprov.

Alwi merupakan manajer futsal Koltim yang terpilih melalui hasil rapat bersama AFK dengan club futsal se-Koltim. SK penunjukannya tertanggal 3 Oktober 2022 dan ditandatangani oleh Ketua AFK, Andyka Budi Permana.

Sesuai SK tersebut, Alwi diberi kuasa dalam proses Training Center (TC) atlet futsal Koltim yang bakal diboyong bertanding pada perhelatan Porprov. Ada 13 orang atlet yang rencananya mengikuti TC. Dan mereka adalah atlet yang dijaring melalui seleksi AFK pada tanggal 27 Juli 2022.

Atas persoalan tersebut, Alwi pun berharap dan memohon kiranya Plt Bupati Koltim tidak tinggal diam berpangku tangan, segera menyelamatkan “nasib” para atlet futsal lokal yang ada di Koltim. Apalagi mengingat waktu pelaksanaan Porprov sudah sangat dekat.

“Saya yakin dan percaya bahwa pak Bupati tidak terlalu banyak mengetahui terkait apa yang sebetulnya terjadi. Beliau kemungkinan besar hanya mendapatkan informasi sepotong-sepotong, baik terkait KONI maupun AFK. Persoalan dualisme kepemimpinan KONI maupun isu atlet AFK dari luar, saya lihat sudah tersebar di media sosial. Bahkan seorang pemerhati futsal di Koltim, Haji Baharuddin bersedia mem-PTUN-kan persoalan ini, bahkan bakal bersurat ke Ombudsman. Sekarang semua tergantung pak Bupati sebagai user,” tandas Alwi.

Mengaku sangat kecewa, Alwi yang mengaku tak punya daya dan kekuasaan membawa anak-anaknya berlaga di ajang Porprov Bau-bau, maka ia pun menyatakan dan memutuskan mengundurkan diri sebagai manajer futsal Koltim.

Sementara itu, salah seorang atlet futsal Koltim, Riki, juga mengaku diselimuti kekecewaan yang mendalamatas persoalan krusial yang terjadi di internal AFK saat ini.

Harapan serta mimpi pengabdian Riki untuk dapat berlaga dan berjuang mengharumkan nama baik Koltim di ajang Porprov pun menjadi sirna. Latihan demi latihan yang telah dilakukan selama ini bersama teman-temannya seakan-akan tak ada artinya.

Lelaki berusia 22 tahun ini pun menitip harapan sekaligus “menantang” Plt Bupati selaku pembina tertinggi olahraga di Koltim untuk dapat membuktikan diri sebagai kepala daerah yang peduli dengan kemajuan Koltim di bidang olah raga, yakni dengan segera mengirim mereka sebagai anak lokal Koltim pada pertandingan Porprov.

“Sebetulnya kami mendapatkan tawaran dari kabupaten lain, tetapi kami tidak mau. Kami ingin tetap membawa nama daerah tercinta kami, yakni Koltim,” tutur Riki. (rul/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

484 views

Next Post

Beredar SK Plt Bupati Koltim Berisi Atlet Futsal “Impor”

Sel Nov 15 , 2022
DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Kecurigaan Manajer Futsal Kolaka Timur (Koltim), Muhammad Alwi Akib, tampaknya mulai mendekati kebenaran. Kecurigaan tersebut adalah dugaan kuat adanya upaya-upaya dari pihak tertentu untuk “membatalkan” anak didiknya berangkat berlaga futsal di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kota Bau-bau.