DM1.CO.ID, JAKARTA: Meski Rusia dan Ukraina sementara membangun pembicaraan damai, namun situasi di Ukraina dikabarkan hingga kini masih terus memanas.
Sehingga memaksa pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, untuk juga terus berupaya memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sejumlah kota di Ukraina.
Pihak Kemlu-RI menyebutkan, total di Ukraina terdapat 138 WNI, yang kesemuanya sudah menjalin kontak dengan Kemlu-RI serta KBRI di Kyiv sesaat setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, pada Kamis (24/2/2022) lalu. Mayoritas dari mereka tinggal di Kota Kyiv dan Odessa, juga ada 11 WNI yang terdaftar tinggal di Ukraina Timur.
Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, dalam konferensi Pers yang digelar pada Selasa (1/3/2022) menyatakan, bahwa belum semua WNI dapat dievakuasi.
Namun, kata Retno, sebagian besar WNI sudah dapat dievakuasi keluar dari zona konflik. Mereka sudah berada di dua titik aman, yakni di Bucharest-Rumania, dan di Rzeszow-Polandia.
Retno mengungkapkan, saat ini sudah ada 99 WNI yang telah berada di luar Ukraina, termasuk 5 WNI yang melakukan evakuasi mandiri, dan juga ada 5 WNA keluarga dari WNI yang ikut dievakuasi.
Meski begitu, Retno menyebutkan, masih ada WNI yang masih tertahan dan belum bisa dievakuasi lantaran pertempuran sengit masih terus berlangsung. Yakni, 4 WNI di Kharkiv dan 9 WNI di Chernihiv, di sebelah Utara Ukraina.
Namun, kata Retno, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kiev dan KBRI Moskow terus melakukan kontak dan komunikasi dengan mereka.
“Informasi yang kami terima, mereka dalam kondisi sehat dan memiliki pasokan logistik yang cukup. Pemerintah masih terus menunggu saat yang tepat untuk dapat mengevakuasi mereka,” terang Retno.
Sementara, terdapat 24 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina karena alasan keluarga. Mereka diketahui menikah dengan warga negara Ukraina.
“Dari sejak awal kita sudah memperhitungkan bahwa evakuasi ini tidak akan mudah, memiliki tingkat kompleksitas dan bahaya yang cukup tinggi di tengah pertempuran yang masih terjadi,” jelas Retno.
Upaya lain yang ditempuh oleh pihak Kemlu-RI , yakni melakukan banyak komunikasi dengan sejumlah Menteri Luar Negeri untuk saling memberikan informasi mengenai situasi dan jalur aman untuk evakuasi.
“Komunikasi juga dilakukan dengan otoritas Ukraina, Rusia dan ICRC (International Committee of the Red Cross), terutama untuk memintakan safe passage pada saat pelaksanaan evakuasi demi keamanan dan keselamatan evacuee,” ujarnya.
“Jadi sekali lagi, setelah para evacuee aman di dua titik tersebut, maka langkah selanjutnya adalah penjemputan dengan pesawat untuk kembali ke Indonesia,” tandas Retno. (dms/dm1)