Warga Dusun II Protes: Jalan Ditutup Sepihak untuk Wisata Lampu di Tingkohubu Timur

Bagikan dengan:
DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Keberadaan lampu-lampu hias yang dimaksudkan sebagai objek wisata di Desa Tingkohubu Timur, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, mendapat sorotan dan bahkan keresahan tersendiri bagi warga, terutama di dusun II pada jalur bawah desa.
Pasalnya, jalan di jalur tersebut tak bisa lagi dilintasi karena sengaja dipalang oleh pihak pengelola lampu hias dengan alasan untuk kenyamanan bersama.
Alasan itu pun dipandang tidak logis, sehingga warga menolak jika jalan yang menjadi akses itu kini malah tidak bisa dilalui lagi sebagaimana biasanya.
Salah seorang warga Desa Tingkohubu Timur, Daniel Mokoagow, kepada wartawan DM1, pada Ahad (28/2/2021), menumpahkan kekesalannya terhadap penutupan jalan secara sepihak tersebut.
Daniel dengan tegas mengaku sangat tidak setuju apabila jalan yang menjadi akses dalam memperlancar urusan dan kepentingan umum itu, ternyata harus ditutup tanpa didasari oleh keputusan ataupun peraturan yang jelas.
“Sekalipun wisata lampu ini hanya ada di malam hari, namun cukup membingungkan warga dusun dua untuk akses keluar masuk. Mengingat itu adalah akses jalan kami, ditambah lagi akses jalan yang satunya sudah rusak parah,” ujarnya.
Aksi protes juga datang dari sejumlah netizen di media sosial. Mereka menumpahkan keluhan dan uneg-unegnya, di antaranya dengan menulis status maupun komentar di Facebook.
Misalnya, ada yang menanyakan, bahwa apakah jalanan umum bisa ditutup sepihak lalu dijadikan lokasi wisata? Apakah itu tidak melanggar?
“Jalan itu sarana prasarana umum.. Mo bekeng tampa rekreasi… Tidak melanggar itu? Jawaban krna ini jalan trang pe tanah.. Adoh..??’
Selain menyayangkan sikap main tutup jalan yang dilakukan oleh pengelola wisata tersebut, para netizen juga menyoroti kondisi jalan satunya yang rusak parah karena hingga kini pemerintah belum juga melakukan perbaikan.
Namun pemilik akun bernama Aldi Sabubu dalam komentarnya mengaku, bahwa meski sudah ditutup, tetapi dirinya akan tetap berusaha untuk melintas di jalan tersebut, dan apabila pihak pengelola melakukan penghalangan, maka itu disebut pencegatan.
“Kalau saya tetap mo lewat situ, kalau tetap drang mo pele itu depe nama pendolaan,” tulisnya.
Di sisi lain, beberapa netizen juga mempersoalkan pengadaan lampu-lampu hias yang dimaksudkan untuk menarik orang-orang agar berwisata. Menurut mereka, hal itu terlalu menghambur-hamburkan dana desa, dan akan sangat tidak efisien karena pengeluaran serta pendapatan tidak akan sesuai.
Bahkan ada seorang warga yang minta identitasnya disembunyikan mengatakan, bahwa wisata lampu itu sangat terkesan mengada-ada, dan sepertinya hanya ingin menonjolkan dan mempercantik dusun mereka sendiri, sementara di Dusun II yang harus tersiksa karena akses jalan mereka dipalang.
Di konfirmasi terkait hal tersebut, salah seorang pengelola wisata lampu itu menanggapi dengan santai dan seolah “tutup telinga”.  Ia menyatakan, bahwa wisata lampu tersebut akan berlanjut terus seperti ini setiap harinya.
“Kalau masalah jalan yang diributkan, mohon maaf tanah yang jadi akses jalan ini tanah kami, jadi kami berhak,” tandasnya. (res/dm1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

462 views

Next Post

Apel Perdana Bupati dan Wakil Bupati Koltim Terpilih

Sel Mar 2 , 2021
DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Setelah resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Timur (koltim) terpilih pada Pilkada 2020, Samsul Bahri Madjid didampingi Andi Merya Nur, memimpin  apel perdana di halaman Kantor Bupati Koltim, Senin (1/3/2021).