DM1.CO.ID, GORONTALO: Beberapa waktu lalu, beredar rekaman percakapan telepon yang diduga adalah suara Darwis Moridu (Bupati Boalemo) dengan seseorang.
Dalam rekaman tersebut, suara yang diduga Darwis Moridu itu mengaku dimintai uang ratusan juta oleh dua sosok politisi di Provinsi Gorontalo. Yakni, Adhan Dambea dan Ishak Liputo.
Uang tersebut, menurutnya, telah diberikan kepada kedua sosok itu untuk “mengamankan” kasus penganiayaan yang menempatkan Darwis Moridu sebagai tersangka, yang saat ini berkasnya masih sedang terproses di tingkat Polda dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Gorontalo.
Disebut-sebut dan dituding seperti itu, Adhan Dambea pun mengundang sejumlah wartawan (termasuk DM1), pada Rabu (26 Agustus 2020) di Yayasan AD Center.
Di sana, Adhan Dambea yang kini sebagai Anggota DPRD Provinsi Gorontalo itu mengaku tak bermaksud memberikan klarifikasi, tetapi hanya ingin menjelaskan kronologis duduk persoalan sebenarnya.
Wali Kota Gorontalo periode 2008-2013 itu pun menjelaskan kronologis yang dimaksud. Yakni, pada Sabtu siang (27 Juni 2020) Darwis Moridu berkunjung ke rumah Adhan Dambea.
“Dia (Darwis Moridu) datang di rumah saya jelang Zuhur. Datang minta tolong bagaimana meredam para pendemo. Menurut dia, bahwa pendemo ini mengganggu dia punya pikiran,” ungkap Adhan Dambea.
Mantan Ketua DPRD Kota Gorontalo itu pun dengan senang hati ingin membantu Darwis Moridu, yang pada hari itu juga langsung berangkat ke Tilamuta, Kabupaten Boalemo, untuk bertemu dengan para aktivis yang kerap mendemo Darwis Moridu.
“Kebetulan waktu itu hari Sabtu, saya pikir mau ke mana juga hari Sabtu itu, jadi saya langsung ke Tilamuta,” ujar Adhan Dambea seraya menunjukkan selembar foto sebagai bukti pertemuannya pada Sabtu itu dengan sejumlah aktivis di Boalemo.
Jadi Adhan menolak mentah-mentah jika dikatakan telah terjadi transaksi pemberian uang untuk mengamankan kasus Darwis Moridu di Kejati Gorontalo. “Tidak pernah ada pembicaraan seperti itu,” tutur Adhan Dambea.
Adhan Dambea mengaku kaget dengan tiba-tiba beredarnya rekaman pembicaraan yang menyebutkan, bahwa dirinya dan Ishak Liputo telah menerima sejumlah uang untuk mengamankan kasus Darwis Moridu tersebut.
“Kemudian karena dia (Darwis Moridu) merasa diri bahwa sudah keliru, datanglah dia (Darwis Moridu) di Ishak Liputo (pada Senin) tanggal 10 Agustus (2020) minta maaf,” jelas Adhan Dambea sembari kembali memperlihatkan sebuah foto kedatangan Darwis Moridu ke rumah Ishak Liputo.
Adhan Dambea menjelaskan, karena kedatangan Darwis Moridu itu adalah bukan hal biasa, maka Ishak Liputo pun menghadirkan anak mantunya sebagai saksi bahwa Bupati Boalemo itu telah minta maaf.
Sebelumnya, begitu ribut (mencuatnya ke publik rekaman) itu, Darwis Moridu pada bulan lalu mengutus anaknya (Wahyu Moridu) agar ketemu dengan Adhan Dambea untuk menyampaikan permohonan maaf.
“Anaknya dia suruh datang sama saya. Si Wahyu dia suruh datang atas nama keluarga minta maaf atas pernyataan ‘ujung kuku’ dan pernyataan soal uang (suap) itu,” ungkap Adhan Dambea.
Jadi, Adhan Dambea menegaskan, bahwa tidak ada pembicaraan sedikit pun terkait suap-menyuap untuk mengamankan kasus itu, apalagi dengan maksud menghentikan status tersangka Darwis Moridu itu. “Semata-mata cuma minta tolong dia (Darwis Moridu) soal meredam pendemo itu, dengan cara pendekatan (komunikasi) dengan para aktivis,” pungkasnya. (prd/dm1)
DM1.CO.ID, GORONTALO: Koran Sindo memberi apresiasi kepada sejumlah kepala daerah yang dinilai berhasil memperlihatkan keseriusan dalam upaya pemulihan dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah pandemik Covid19.