DM1.CO.ID, GORONTALO: Pada Sabtu (2/5/2020), beredar isu yang menyebutkan adanya dugaan pungutan liar (Pungli) di lingkungan Universitas Bina Mandiri Gorontalo (UBMG), lantaran para mahasiswanya dimintai dana dengan angka yang telah ditentukan.
Menanggapi desas-desus tersebut, Frista Iin Wahyuni, SE, M.Pd, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UBMG membantah isu dan kabar yang telah beredar tersebut. Ia menyebutkan, itu sebuah kekeliruan sangat besar yang merupakan mis-komunikasi karena kurangnya pemahaman.
Frista Iin Wahyuni pun menjelaskan, bahwa pungutan itu bukanlah pungli, melainkan sebuah kesepakatan yang telah diprogramkan secara resmi di lingkup kemahasiswaan UBMG.
Di UBM Gorontalo, terang Frista, program kemahasiswaan dilakukan dengan dua pendekatan. yaitu secara top-down dan secara bottom-up. “Program kemahasiswaan secara top-down adalah program berasal dari institusi untuk pengembangan keilmuan dan pembentukan karakter mahasiswa, sedangkan program yang bottom-up adalah yang secara mandiri berasal dari organisasi-organisasi mahasiswa,” jelas Frista kepada Wartawan DM1, Ahad (3/5/2020).
Pungutan tersebut, kata Frista, adalah merupakan donasi mahasiswa Ramadan yang merupakan program resmi kemahasiswaan guna kegiatan bantuan sosial rutin tahunan. “Jadi itu bukan pungli,” tegas Frista.
Program ini, lanjut Frista, adalah termasuk dalam program institusi (secara top-down), khususunya bidang kemahasiswaan. “Di UBM Gorontalo, terdapat dua program kemahasiswaan yang kami wajibkan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, simposium dan lain-lain, serta program buka puasa bersama dan bantuan sosial yang sifatnya setahun sekali di bulan Ramadan,” terang Frista.
Program ini, lanjut Frista lagi, adalah program rutin yang telah dilakukan sejak 2008, yang tujuannya membangun kohensi dan kepekaan sosial mahasiswa, sebagai salah satu aspek penting yang perlu dibangun di lembaga pendidikan.
“Untuk itu saya tegaskan, bahwa program ini adalah program resmi kemahasiswaan, yang peruntukannya saat ini untuk membantu yang kurang mampu,” tutur Frista.
Isu yang menyebutkan apabila pungutan tersebut tidak dipenuhi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak akan diikutkan dalam Ujian Akhir Semester (UAS), juga dibantah keras oleh Frista.
“Ini benar-benar keliru, sebab sejak tahun 2008 hingga saat ini, tak pernah ada kasus mahasiswa tidak berpartisipasi yang serta-merta dibatalkan keikutsertaannya dalam UAS,” lontar Frista.
Sebab UAS, kata Frista, adalah kegiatan akademik, sedangkan program ini adalah program kemahasiswaan. “Jadi tidak relevan (tidak nyambung) jika dihubungkan satu dengan lainnya. Bagi mahasiswa yang kurang mampu dan hanya sanggup berpartisipasi dengan besaran tertentu, maka bisa mengonfirmasi keadaan dirinya kepada program studi masing-masing, dan kami memaklumi akan hal ini,” pungkas Frista.
Terkait isu pungli itu, Dr. Ir. H. Azis Rachman, MM selaku Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo, juga angkat suara.
Azis Rachman menjelaskan, salah satu visi UBM Gorontalo adalah membangun kecerdasan mahasiswa melalui berbagai aktivitas kemahasiswaan, selain kecerdasan intelektual (IQ) yang diperoleh melalui kegiatan akademik (kuliah) setiap semester.
“Namun tidak kalah pentingnya, membangun kecerdasan sosial dan emosional mahasiswa melalui berbagai program kegiatan yang disiapkan oleh bidang kemahasiswaan, yang waktu pelaksanaannya sesuai momentumnya,” tulis Azis Rahman dalam rilis yang ditembuskan ke Redaksi DM1.
Menurut Azis Rahman, momentum Ramadhan ini merupakan saat yang terbaik untuk membangun kecerdasan sosial (emosional) tersebut, dimana mahasiswa UBM Gorontalo menetapkan berbagai kegiatan, baik itu di dalam kampus maupun di luar kampus, sehingga diharapkan nantinya dapat menjadi generasi yang berkarakter responsive dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Kegiatan sosial kemahasiswaan pada Ramadan 1441 H ini, kata Azis Rachman, sangat berbeda dengan sebelumnya. “Dengan adanya pandemik virus Corona (Covid19), membuat para mahasiswa dan dosen menjalankan kegiatan akademik dan non akademiknya dari rumah,” jelas Azis Rachman, mengaku telah mengeluarkan Surat Edaran terkait hal tersebut.
Olehnya itu, menurut Azis Rachamn, kegiatan sosial kali initelah diprogramkan menjadi 2 program kegiatan sosial. Yakni, pertama, memberikan buka Puasa kepada anak-anak yatim/piatu di panti asuhan dan kegiatan lainnya.
Dan kedua, kata Azis Racman, yakni membantu masyarakat (kaum duafa) yang terdampak Covid19. “Yang nanti lokasinya akan diserahkan kepada setiap kelompok mahasiswa yang menjadi motor dan penggerak kegiatan sosial tersebut,” tutur Azis Rachman.
Konsep kegiatan kemahasiswaan tersebut, lanjut Azis Rachman, sama dengan kegiatan tahun sebelumnya sejak tahun 2008 (saat UBMG berstatus Sekolah Tinggi) telah tertanam semangat kegiatan yang dikenal “Dari Mahasiswa dan untuk Mahasiswa”.
Azis Rahman mengungkapkan, untuk menyukseskan kegiatan sosial di Bulan Ramadan kali ini, maka melalui rapat pimpinan disepakati secara resmi kegiatan di bidang Kemahasiswaan yang ditetapkan melalui Surat Edaran Nomor: 100/UBM/KM/IV/2020, tanggal 24 Februari 2020. Yakni, salah satunya diimbau menghimpun donasi sebesar Rp.100 Ribu per orang sebagai kontribusi atau partisipasi dari semua pihak di lingkungan UBMG, yakni mulai dari pihak yayasan, dosen, termasuk mahasiswa, serta sejumlah pihak lainnya.
“Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kemaslahatan bersama, dengan berbagi guna mencari dan meraih kemuliaan bulan Ramadan. Jadi itu bukan pungutan liar, tapi merupakan ketetapan resmi yang telah disepakati bersama,” ungkap Azis Rachman.
Azis Rachman menegaskan, kegiatan sosial Ramadan, merupakan kegiatan non akademik kemahasiswaan yang sama sekali tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan akademik. “Artinya, tidak pernah ada ketentuan dan aturan yang ditetapkan oleh program studi, bahwa mahasiswa yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial Ramadan akan diberikan sanksi tidak dapat mengikuti UAS. Pemahaman itu sangat keliru,” kata Azis Rachman.
Terlepas dari itu, Azis Rachman juga menjelaskan berbagai potret kegiatan sosial Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya telah dilakukan oleh pihak UBMG, di antaranya: menyiapkan menu buka puasa diperuntukan bagi anak-anak panti asuhan (secara bergilir), yang diikuti pemberian uang santunan (Zakat) dan bingkisan paket (sarung, songkok, mukena) untuk hari raya Idul Fitri untuk anak-anak panti asuhan (yatim/piatu).
Selain itu, juga ada penyerahan Program Yayasan Bina Mandiri Gorontalo berupa beasiswa bebas Pembayaran Kuliah kepada sejumlah anak panti asuhan yang memiliki keinginan melanjutkan ke jenjang (S1/D3) UBM Gorontalo secara gratis. “Itu semua dibiayai oleh pihak yayasan sejak masuk kuliah sampai selesai menjadi sarjana. Program tersebut telah berjalan lebih dari lima tahun di lingkungan Yayasan Bina Mandiri Gorontalo,” beber Azis Rachman.
Namun menurut Azis Rachman, pada kondisi saat ini (pandemik Covid19) dengan adanya imbauan social distancing atau physical distancing dari pemerintah, membuat metode kegiatan di UBMG juga akan disesuaikan, tetapi tetap melaksanakan kegiatan sosial, termasuk buka puasa dengan anak panti asuhan yang hanya dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dan dosen pembimbing,” pungkas Azis Rachman. (cal/dm1)
Sen Mei 4 , 2020
DM1.CO.ID, BOALEMO: Kepedulian sosial yang tinggi, kembali diperlihatkan oleh Bank SulutGo (BSG) Cabang Tilamuta. Yakni, pada Senin (4/5/2020), melakukan pembagian Sembilan Bahan Pokok (Sembako) kepada para pensiunan ASN yang telah mengabdi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boalemo.