DM1.CO.ID, DEPOK: Pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2017, mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, DR. Rizal Ramli, tampil sebagai pembicara seputar perekonomian.
Selain menggambarkan situasi ekonomi di negeri ini, Rizal Ramli dalam pidatonya juga menumpahkan uneg-unegnya dengan memperingatkan agar PKS jangan terbawa arus apalagi mendukung sistem ekonomi neo-liberalisme.
“Mohon maaf, dalam bidang ekonomi, PKS garisnya tidak jelas. Selama ini PKS mendukung ekonomi neo-liberalisme. Pendukung kebijakan neo-liberalisme itu pintu masuk neo-kolonialisme,” ujar Rizal Ramli dalam Rakornas PKS, di Hotel Bumi Wiyata, Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/3/2017).
Rizal Ramli mengingatkan kepada PKS, bahwa tidak ada negara yang makmur jika menerapkan ekonomi neo-liberalisme. Alasannya, negara penganut neo-liberalisme bergantung pada utang.
Rizal Ramli menegaskan hal itu, sebab menurut pengamatannya, terdapat segilintir tokoh PKS yang kadang nyaris mendukung ekonomi neo-liberalisme. “Ini harus diungkapkan ke publik, apa dampaknya, seperti gelas anggur. Pengusaha besar sekitar 200 keluarga yang menguasai sejak orde baru dilindungi, diproteksi, disubsidi sehingga makin lama makin besar,” ujar Rizal.
Olehnya itu, Rizal Ramli pun mengajak dan menantang PKS agar bisa benar-benar maksimal memperjuangkan ekonomi yang berkeadilan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Sementara itu, Presiden PKS Sohibul Iman menanggapi tantangan sekaligus kritikan yang membangun dari Rizal Ramli tersebut mengatakan, bahwa PKS merupakan partai yang memihak kaum miskin.
Kang Iman (sapaan akrab Sohibul Iman) pun menyontohkan pandangan ekonomi PKS dalam konteks Pilkada DKI. “Yang paling dekat sikap PKS dalam pilkada DKI. Kalau PKS tidak memiliki visi, tentu kita akan memilih yang punya potensi menang yaitu petahana. Sejak awal PKS menolak dengan petahana karena petahana menunjukan cara pembangunan yang tidak memihak,” jelas Kang Iman.
(dbs/DM1)