Rusia dan Ukraina Mulai Bangun Pembicaraan, Ini Sekilas Rangkaian Konflik

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, UKRAINA: Memasuki lima hari penyerangan pasukan Rusia yang memicu terjadinya perlawanan dari tentara Ukraina, dikabarkan pada Senin (28/2/2022) para pejabat kedua negara yang berkonflik ini mulai membangun pembicaraan.

Mengingat serangan ke Ukraina yang dilakukan oleh Rusia melalui invasi militer ini merupakan serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia (PD) kedua, membuat Rusia dan Ukraina pun memutuskan untuk memulai melakukan pembicaraan di perbatasan Belarusia yang merupakan wilayah sekutu kuat Rusia.

Pembicaraan resmi antara delegasi Ukraina dan Rusia di Belarusia itu diketahui dari unggahan akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Belarusia yang dikutip redaksi DM1, Senin (28/2/2022). Namun dalam pembicaraan tersebut tidak tampak presiden dari kedua negara itu.

Meski Kremlin (Pemerintah Rusia) menolak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pembicaraan tersebut, namun informasi dari Kantor Kepresidenan Ukraina menyebutkan, bahwa gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia menjadi poin penting sebagai tujuan dari pembicaraan itu.

Sebelumnya, pada Ahad (27/2/2022), sebuah referendum menyetujui konstitusi baru yang menghapus status non-nuklir Belarus. Penghapusan ini bersamaan di saat Belarus menjadi landasan peluncuran bagi pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina.

Sementara itu Kantor berita Interfax pada Senin (28/2/2022) mengabarkan, bahwa dua kota kecil di Tenggara Ukraina dan daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir jatuh ke tangan tentara Rusia. Namun wilayah lain yang diincar tak mudah dikuasai Rusia karena mendapat perlawanan sengit dari pasukan Ukraina.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia membenarkan, bahwa pasukan militer mereka telah mengambil alih Kota Berdyansk dan Enerhodar di wilayah Tenggara Zaporizhzhya, Ukraina. Termasuk daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya.

Namun Interfax juga melaporkan, pengakuan dari Kemenhan Rusia tersebut dibantah oleh pihak Ukraina bahwa pembangkit nuklir itu tidak jatuh di tangan Rusia. Sebab, perlawanan dari Ukraina mulai mampu mengimbangi serangan Rusia. Di antaranya, yakni sepanjang Ahad malam terjadi pertempuran di sekitar kota pelabuhan Ukraina, Mariupol.

Juga diberitakan adanya ledakan yang terdengar sebelum fajar, pada Senin (28/2/2022) di Ibu Kota Kyiv dan di kota besar Timur Kharkiv. Namun upaya pasukan darat Rusia untuk merebut pusat-pusat kota besar itu lagi-lagi gagal karena Ukraina mampu membalas dengan perlawanan keras.

Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat membeberkan, bahwa Rusia telah menembakkan lebih dari 350 rudal ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022). Dan beberapa rudal menghantam infrastruktur sipil. “Tampaknya mereka mengadopsi mentalitas pengepungan,” ujar pejabat itu, tanpa menyebut namanya. 

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta agar Uni Eropa segera memberikan izin kepada Ukraina untuk menjadi negara anggota di Benua Biru tersebut. “Tujuan kami adalah untuk bersama semua orang Eropa, dan yang paling penting, untuk menjadi setara. Saya yakin kami pantas mendapatkannya,” tutu Presiden Zelenskyy.

Saat ini maskapai penerbangan Rusia mendapat larangan melintas di wilayah udara Uni Eropa. Hal ini membuat maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, terpaksa membatalkan semua penerbangan dengan tujuan Eropa sampai menunggu larangan tersebut dicabut.

Tak hanya maskapai penerbangan Rusia, Uni Eropa juga menegaskan media Rusia, RT dan Sputnik untuk tidak melakukan kegiatan di wilayah tersebut.

Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan, sedikitnya 102 warga sipil di Ukraina telah tewas dan 304 lainnya terluka sejak Kamis (24/2/2022) lalu. “Tetapi angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi dari itu,” kata Bachelet. (dms/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

799 views

Next Post

Pembicaraan Belum Hasilkan Kesepakatan, Delegasi Rusia dan Ukraina Pulang untuk Konsultasi

Sel Mar 1 , 2022
DM1.CO.ID, UKRAINA: Delegasi yang terdiri dari sejumlah pejabat Rusia dan Ukraina, pada Senin (28/2/2022), sudah melakukan pertemuan untuk membicarakan poin-poin perdamaian terhadap konflik kedua negara yang meledak pada Kamis (24/2/2022).