Wartawan: Kisman Abubakar~ Editor: AMS |
DM1.CO.ID, BOALEMO: Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, tiba-tiba padat dan macet. Ribuan masyarakat Boalemo tumpah ke jalan bagai menggelar konvoi dengan kendaraan roda dua dan empat, menuju Kantor Bupati Boalemo, Selasa (18/9/2018).
Massa yang mengatasnamakan diri dari “Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) Damai Bertasbih” itu, mengular dalam sebuah aksi damai, yakni Aksi 189.
Aksi ini merupakan gerakan membela Bupati Boalemo, Darwis Moridu. Mereka mengaku mengutuk aksi 149 yang dilakukan oleh sekelompok pihak, pada Jumat (14/9/2018), yang bermaksud menumbangkan Darwis Moridu dari jabatannya.
Mereka memandang, aksi 149 yang digelar oleh Aliansi Rakyat Melawan (ARM) adalah aksi yang sangat sarat bermuatan politik, yakni diduga kuat hanya mengarah untuk mencapai kepentingan sejumlah parpol tertentu.
Tuduhan dan tuntutan kepada Darwis Moridu yang disuarakan oleh ARM dalam aksi 149, menurut massa Aksi 189, adalah tuduhan dan tuntutan yang mengada-ngada, semuanya tidak terbukti.
Olehnya itu, melalui aksi damai 189 ini, masyarakat Boalemo dalam “Gerakan Rakyat Bersatu” ini, menyatakan pasang badan membela Bupati Darwis Moridu hingga masa jabatannya berakhir secara konstitusi.
(Berita terkait: Massa Aksi 149 Terobos DPRD Boalemo, Minta Lengserkan Bupati Melalui Hak Angket)
Saat diberi kesempatan bersuara dalam aksi 189 tersebut, Bupati Darwis Moridu yang didampingi oleh Wabup Anas dan Sekda Boalemo, serta kepala SOPD, menjelaskan 14 program unggulan pemerintahannya yang saat ini satu per satu sudah mulai direalisasikan.
Bupati Darwis pun mengurai program unggulan tersebut. Di antaranya, pemberian SIM gratis; makanan tambahan untuk 1 orang keluarga pasien; ambulans gratis; kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab gratis.
Selain itu, Darwis juga membeberkan, saat ini sudah dikirim 14 pemuda Boalemo untuk dilatih di Kampung Inggris, di Pare Kediri.
Tak hanya itu, Bupati Darwis juga mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menaikan insentif tenaga honor; imam dan tokoh agama, serta menjaikkan Tunjangan Kinerja Operasional Daerah (TKOD) ASN sebesar 50 persen.
“Intinya, semua sudah jalan dengan bertahap sesuai janji kampanye saya, dan sudah dirasakan oleh rakyat Boalemo,” lontar Bupati Darwis.
Usai memberi penjelasan, Bupati Darwis langsung diarak oleh massa aksi 189 untuk menyaksikan penandatangan petisi Aksi Bela Bupati di kain putih (spanduk) polos sepanjang sekitar 10 meter. Selain Bupati Darwis, penandatangan petisi oleh massa aksi 189 itu juga disaksikan oleh Wakil Bupati Anas Yusuf dan sejumlah pejabat lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Halid Arifin selaku jendral lapangan Aksi 189 membacakan poin-poin petisi tersebut. Yakni:
1. Meminta bupati untuk bekerja lebih baik dan tetap mengayomi seluruh Rakyat Boalemo;
2. Meminta DPRD Boalemo untuk menyaring aspirasi politik rakyat dengan hati-hati tanpa harus serta-merta langsung melakukan vonis buruk pada penyelenggara pemerintahan;
3. Menolak segala bentuk kriminalisasi politik yang ditunjukan ke bupati;
4. Meminta DPRD Boalemo untuk menolak usul hak angket ke bupati, karena alasan tendensi politik ingin merebut kekuasaan dengan cara-cara yang tidak terpuji;
5. Mendukung upaya pembangunan melalui 14 program damai bertasbih Boalemo.
Setelah petisi itu dibacakan dan ditandatangani, seluruh massa aksi 189 Gerakan Rakyat Bersatu itupun kemudian bertolak ke kantor DPRD Boalemo. Di sana, massa aksi 189 meminta DPRD Boalemo segera mencabut dan membatalkan pembentukan hak angket, karena dianggap sangat dipaksakan tanpa melalui mekanisme yang berlaku.
(kab/ams-dm1)