Editor : Vita Pakai |
DM1.CO.ID, GORONTALO: Ketidakadilan Gender seringkali masih menimpa kaum perempuan khususnya perempuan kepala keluarga. Stereotype atau pelabelan negatif yang dilekatkan pada seorang perempuan kepala keluarga menempatkan perempuan yang menyandang status janda menjadi kaum marjinal. Seorang Perempuan Kepala Keluarga seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil bahkan dilecehkan dan dijauhi karena status sosialnya.
Di sisi lain kehidupan seorang perempuan kepala keluarga cukup berat karena telah kehilangan penopang hidup dalam keluarga dan harus menanggung beban ganda dalam hidupnya. Seorang perempuan kepala keluarga harus memainkan dua peran sekaligus sebagai ayah dan ibu dari anak-anaknya. Ia harus mengasuh anak-anaknya dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Kondisi inilah yang seringkali menyebabkan terpuruknya ekonomi Perempuan Kepala Keluarga terutama jika seorang perempuan yang ditinggalkan oleh suaminya tidak memiliki keterampilan dan kemandirian untuk menopang ekonominya.
Rendahnya produktivitas dan potensi yang dimiliki menyebabkan banyak Perempuan Kepala Keluarga belum mampu berdaya dan mandiri secara ekonomi. Berdasarkan Data BDT di Kabupaten Gorontalo 1 (satu) dari 8 (delapan) Kepala Keluarga Miskin adalah perempuan yang jumlahnya 5072 jiwa. Hal ini dipertegas dengan data dari Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa 12,06% rumah tangga di Kabupaten Gorontalo di kepalai oleh perempuan dan 40% di antaranya masuk dalam kategori miskin.
Melihat latar belakang diatas, Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui dinas pemberdayaan perempuan dan anak (DPPA) melaksanakan pelatihan industri rumahan yang dirangkaikan dengan pencanangan program pionir perempuan berdaya, Senin (14/5/2018) yang di laksanakan di Gedung Misfallah Limboto.
Pelatihan ini diikuti kurang lebih 100 peserta dengan 20 pioner yang telah berhasil memberi pelatihan kepada seratus orang perempuan menjadi kepala keluarga (janda).
Kepala dinas pemberdayaan perempuan ibu Dra. Dewi Masita Usman dalam laporanya mengatakan berdasarkan peraturan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Republik Indonesia nomor 2 tahun 2016 tentang pedoman umum pembangunan industri rumahan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan.
Pihaknya menyebutkan dilaksanakannya pelatihan industri rumahan ini yakni tidak lain untuk meningkatkan keterampilan kaum perempuan dalam mengembangkan usaha kreatif melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi perempuan dalam rangka penguatan industri rumahan, juga bisa meningkatkan pendapatan keluarga melalui kegiatan produktif yang di kerjakan di rumah-rumah.
Pihaknya berharap melalui pelatihan ini,diharapkan kaum perempuan dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik sehingga bisa meningkatkan kreatif untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.
Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo saat membuka kegiatan tersebut menaruh apresiasinya. Karena menurut mantan Rektor UMG ini, perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia.
“Setiap perempuan perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial,” tutur Bupati Nelson
Program ini mendorong partisipasi perempuan yang mewakili keterampilan dan keahlian di bidangnya untuk mendukung, memotifasi dan memberdayakan perempuan sebagai kepala keluarga di lingkungan terdekatnya agar mandiri dan mampu mengaktualisasikan diri secara berkualitas dalam membangun ekonomi keluarga.
Lebih lanjut Bupati Nelson menyampaikan, bahwa pihaknya berharap peran dan keterlibatan dari berbagai pihak sangatlah dibutuhkan.
“Mari kita mendukung dan meningkatkan perkembangan ekonomi perempuan melalui Inovasi yang dibuat oleh salah satu peserta diklat Pim III yakni, pionir perempuan berdaya,” tukas Bupati Nelson.
Dirinya menyebutkan bahwa perempuan yang telah mandiri dan berdaya atas ekonominya diharapkan dapat memberdayakan perempuan sebagai kepala keluarga melalui bimbingan dan pelatihan praktis gunanl meningkatkan potensi diri dan kekuatan ekonomi keluarganya.
Hal tersebut tentunya sejalan dengan Visi Kabupaten Gorontalo Gemilang untuk Mewujudkan Masyarakat Madani, dan salah satu misinya Menciptakan Sumber Daya Manusia cerdas, sehat dan berkarakter, sehingganya melalui kegiatan itu, perempuan dapat meningkatkan pendapatan keluarga melalui kegiatan produktif yang dikerjakan dirumah, membuka peluang usaha alternative dan meningkatkan potensi perempuan sebagai Kepala Keluarga sehingga mandiri dan berdaya ekonomi.
Sementara itu Peserta diklat PIM III sebagai penggagas Gerakan Pionir Perempuan Berdaya ini menjelaskan, program ini menjadi mata rantai yang tidak akan pernah putus dimana kaum perempuan bisa mandiri dan tumbuh saling menguatkan satu sama lain dan bersama sama melangkah bergandengan tangan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan secara berkelanjutan sehingga memberikan dampak sosial bagi tumbuhnya perkonomian masyarakat di Kabupaten Gorontalo.
Adapun, tujuan jangka pendek terwujudnya peningkatan kapasitas Perempuan Kepala Keluarga melalui pembentukan 10 Kelompok Pionir Perempuan Berdaya di dua Kecamatan.
Selanjutnya jangka menengah terwujudnya Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui pembentukan 50 Kelompok Pionir Perempuan Berdaya di 10 Kecamatan dan tujuan jangka panjang meningkatnya Kesejahteraan Perempuan Kepala Keluarga melalui 190 Kelompok Pionir Perempuan Berdaya di 19 Kecamatan se Kabupaten Gorontalo.
[dm1/i]