DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Proses Pemilihan Wakil Bupati (Pilwabup) Kolaka Timur (Koltim) Pengganti Antar Waktu (PAW) masa jabatan 2021-2026, sudah diambang pintu. Empat partai politik (Parpol) pengusung yaitu Gerindra, Demokrat, PAN dan PDI-P memastikan sudah memiliki figur Calon Wakil Bupati (Cawabup) masing-masing.
Figur yang dimunculkan hanya 2 orang. Yakni, Diana Massi (DM). Istri mendiang Bupati Samsul Bahri Madjid ini hanya diusung oleh satu parpol, yaitu PDI-P.
Selain itu, juga ada nama Abdul Azis (AA). Sosok yang kerap disapa “Jenderal Azis” itu tak tanggung-tanggung diusung oleh 3 Parpol, yaitu Gerindra, PAN dan Demokrat.
Anehnya, meskipun sudah memiliki figur Cawabup yang dibuktikan dengan surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) masaing-masing, namun sampai detik ini belum satupun Parpol tersebut yang mengajukan Cawabupnya ke meja Penjabat (Pj) Bupati Koltim, agar selanjutnya dapat diteruskan ke Panitia Pemilihan (panlih) di DPRD Koltim.
Kondisi yang berlarut-larut itu membuat sejumlah pihak menilai, bahwa jangan-jangan PDI-P “ketakutan” dengan kekuatan 3 Paprol yang mengusung satu calon tunggal, yakni “Jenderal Azis”?
Menurut salah seorang pengamat politik Sulawesi Tenggara (Sultra) sekaligus dosen di Universitas Haluoleo Kendari, Dr Najib Husein, bahwa proses di tingkat partai pengusung sudah hampir final, karena sudah mulai mengerucut pada satu nama.
“Sebenarnya prosesnya sudah bisa dilimpahkan kepada Bupati, lalu didorong ke DPRD untuk selanjutnya dilakukan pemungutan suara. Hanya kan sampai sejauh ini belum dilakukan baik secara de facto maupun de jure untuk memasukkan nama siapa yang diusulkan oleh masing-masing partai pengusung kepada Bupati, lalu didorong ke parlemen (panitia pemilihan),” kata Najib, kepada Kepala Biro DM1 Koltim, melalui sambungan telepon, Sabtu pagi (2/4/2022).
Najib mengatakan, persoalan kevakuman kepemimpinan definitif di Koltim, sebaiknya dapat segera diselesaikan dan tidak dibiarkan berlarut-larut. Apalagi empat partai pengusung itu sendiri sudah memiliki rekomendasi figur yang akan dipilih secara langsung oleh 25 anggota DPRD Koltim.
“Jika memang keempat partai pengusung sudah memiliki kandidat (berdasarkan rekomendasi DPP partai) dan kini hanya menyisakan dua nama saja, maka mengapa lagi harus ditahan-tahan? Berani tidak untuk segera mengirim nama kandidatnya tersebut kepada Bupati, dan selanjutnya didorong ke Panlih DPRD, sehingga pelaksanaan Pilwabup dapat terlaksana,” tantang Najib.
Najib mengimbau, agar semua Parpol pengusung, terutama PDI-P agar bisa segera maju melangkahkan kaki meyodorkan rekomendasi (kandidatnya) ke Pj Bupati. Persoalan kalah atau menang, itu persoalan kedua. Yang perlu dilakukan oleh PDI-P adalah bagaimana bisa meyakinkan para eksekutor untuk bisa mendukung figur yang diusungnya.
“Namun kemudian jika PDI-P tidak yakin dengan figurnya, maka sangat “memalukan” bagi PDI-P jika bergabung dengan partai pengusung lainnya,” ujar Najib seraya kembali menyarankan PDI-P agar dapat berbesar hati atau legowo untuk segera memasukkan secara resmi rekomendasi ke meja Pj Bupati, demi roda pemerintahan Koltim agar tidak lagi berjalan “pincang” seperti saat ini. (rul/dm1)