DM1.CO.ID, GORUT: Kapal Motor Penumpang (KMP) milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), KM. Sabuk Nusantara-97 ditolak sejumlah warga saat ingin merapat di Dermaga Pelabuhan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Jumat pagi (3/4/2020) sekitar pukul 5.00 WITA.
Pasalnya, Kapal Motor dengan rute Nunukan-Sebatik-Tarakan-Tolitoli-Leok-Palele-Kwandang itu, dikhawatirkan membawa masuk virus Corona ke Provinsi Gorontalo. Terlebih lagi hanya Provinsi Gorontalo dan NTT yang hingga saat ini menjadi daerah zero virus Corona.
Mengetahui adanya aksi penolakan tersebut, pihak KM. Sabuk Nusantara-97 pun menghentikan pergerakannya, dan terpaksa membuang jangkar beberapa meter dari dermaga.
Suasana penolakan warga sangat terlihat alot terhadap kedatangan KM. Sabuk Nusantara-97 yang memuat ABK dan 102 penumpang, yakni terdiri 81 orang tujuan Tolitoli dan Buol; 21 orang tujuan Gorontalo. Dari jumlah penumpang tersebut, terdapat 3 orang di antaranya berasal dari Sulawesi Utara (Sulut) yang terpaksa tidak diizinkan untuk turun.
Saat dilakukan negosiasi, ketegangan sempat terjadi, karena seluruh penumpang nampak memaksakan diri untuk turun ke Pelabuhan Kwandang.
Bripka Irni Yusnita Kahar sebagai tim negosiator dari pihak Pemda Gorut mengaku sempat mengalami kesulitan, sebab penumpang asal Tolitoli dan Buol nyaris melakukan anarkis dengan memaksa turun ke Pelabuhan Kwandang.
Menurut Irni, mereka bahkan mengancam akan melompat ke laut, dan juga memaksa naik ke kapal yang ditumpangi tim negosiator jika tak dipenuhi permintaannya untuk menginjakkan kaki ke dermaga. Akibatnya, tim negosiator pun batal mengevakuasi, yakni dengan memilih tidak mendekati KM. Sabuk Nusantara-97.
Pemda Gorut secara tegas juga menyatakan menolak penumpang asal Tolitoli dan Buol. Sementara 21 penumpang warga Gorontalo tersebut diterima, namun sebelumnya harus melalui pemeriksaan kesehatan sesuai standar World Health Organization (WHO).
Meski begitu, Wakil Bupati (Wabup) Gorut, Thariq Modanggu, melalui microphone di anjungan KM Sabuk Nusantara-97 di hadapan para penumpang menyampaikan sejumlah pesan.
“Pada prinsipnya kita siap membantu saudara-saudara sekalian sepanjang mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan,” ujar Thariq Modanggu didampingi Dandim 1314 Gorut, Letkol Arm Fristya Andrean Gitrias; dan Kapolres Gorut, AKBP. Dicky Irawan Kesumah.
Kepada Wartawan DM1, Wabup Thariq Modanggu mengungkapkan, dua opsi ditawarkan oleh Pemda Gorut kepada penumpang tujuan Tolitoli dan Buol, sesuai koordinasi dengan Pemkab Buol.
Pertama, kata Wabup Thariq, apakah para penumpang asal Buol ingin segera kembali ke daerahnya dengan dijemput langsung oleh pihak Pemerintah Kabupaten Buol.
Atau opsi kedua, kata Wabup Thariq, apakah seluruh penumpang dari Buol tersebut ingin kembali dengan menggunakan kapal yang sama, dengan jaminan dari Pemerintah Kabupaten Buol, yaitu biaya hidup sebesar Rp.2 Juta per orang selama masa darurat nasional Covid-19 belum dicabut.
Kesepakatanpun akhirnya terjadi, para penumpang asal Tolitoli dan Buol bersedia untuk dikembalikan ke Pelabuhan Palele dan Leok-Buol, asalkan diberi logistik berupa makanan siap saji dan minuman.
Selanjutnya, para penumpang asal Toli-toli dan Buol itupun mempersilakan tim evakuasi untuk menjemput 21 penumpang warga Gorontalo di atas KM. Sabuk Nusantara-97. (yos/dm1)
Sen Apr 6 , 2020
DM1.CO.ID, EKUADOR: Kota Guayaquil, Ekuador, memperlihatkan suasana yang benar-benar Horor. Yakni, tidak sedikit jenazah korban Virus Corona dibiarkan tergeletak di jalanan, karena dikhawatirkan akan menularkan Covid-19.