DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kumperindag) Provinsi Gorontalo mengutus Sumitro Lopuo selaku owner “Madu Suwawa”, untuk melakukan presentasi sekaligus misi dagang di Gammara Hotel Kota Makassar, Kamis (17/3/2022).
Sumitro Lopuo yang juga selaku Ketua Kelompok Tani “Bukit Seru” Pohalaa binaan Taman Nasional Bogani Nani wartabone Resort Bonepantai, dalam presentasinya menjelaskan beberapa hal penting terkait Madu Suwawa.
Ayah Mito (sapaan akrab Sumitro Lopuo) yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Sogitia, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango itu mengatakan, usaha Madu Suwawa Gorontalo lahir atau berangkat dari keprihatinan terhadap para petani madu di Gorontalo yang sangat kesulitan memasarkan produk madu, serta harga pembelian di bawah harga kelayakan.
Dengan adanya usaha Madu Suwawa, kata Ayah Mito, para petani pun akhirnya bisa mendapatkan kepastian untuk langsung menjual hasil “keringat” mereka dengan harga yang juga layak ke usaha “Madu Suwawa”.
Tak hanya itu, lanjut Ayah Mito, dengan berdirinya dan dijalankannya usaha “Madu Suwawa Gorontalo, maka sejak itu juga telah mampu menciptakan lapangan kerja, terutama mempekerjakan para petani madu lokal.
Ayah Mito mengakui, bahwa dalam perjalanannya menggeluti bisnis atau usaha “Madu Suawawa” ini tidaklah semudah yang dibayangkan, karena terdapat beberapa kendala dan tantangan tersendiri, terutama “imej” atau pandangan masyarakat yang umumnya menyama-ratakan semua produk madu tidak murni lagi karena memiliki banyak campuran.
Untuk menghilangkan kesan seperti itu, menurut Ayah Mito, pihaknya hingga saat ini terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa “Madu Suwawa” melakukan proses pengolahan madu secara murni. “Memasarkan Madu Suwawa Gorontalo adalah upaya untuk menyelamatkan masyarakat dari mengonsumsi madu palsu atau madu campuran,” ujar Ayah Mito.
Sejauh ini, kata Ayah Mito, selain di Gorontalo, area pemasaran “Madu Suwawa” ini juga sudah meliputi daerah antar provinsi di Indonesia dengan menggunakan atau memanfaatkan jejaring sosial atau media sosial seperti di Facebook, WhatsApp (WA), termasuk di sejumlah media pemberitaan online, serta juga dilakukan secara konvensional.
Ayah Mito mengungkapkan, saat ini pihaknya memiliki puluhan reseller di Gorontalo dan juga di luar Gorontalo yang meliputi wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng), SUlawesi Utara (Sulut), Kalimantan, Jawa serta di Sumatera. Dan bahkan saat ini “Madu Suwawa” sudah bisa ditemukan di sejumlah apotek dan supermarket-supermarket di Gorontalo.
Saat ini, kata Ayah Mito, jumlah petani atau tenaga kerja yang mendukung usaha Madu Suwawa ini adalah sebanyak 15 orang. Dan untuk sementara ini, usaha Madu Suwawa Gorontalo setiap bulannya mampu memproduksi madu kurang lebih 500 Kilogram, serta mampu melakukan kegiatan transaksi penjualan setiap bulanya kisaran 400-500 Kilogram.
Hal lain yang diungkapkan Ayah Mito adalah diterapkannya prinsip syariah dalam mengelola usaha Madu Suwawa Gorontalo ini. “Sebab, madu adalah salah satu minuman kesehatan yang “direkomendasikan” oleh Allah langsung kepada kita manusia, dan prinsip akad transaksi yang dilaksanakan di usaha Madu Suwawa adalah akad jual beli,” jelas Ayah Mito.
“Sebagian hasil laba/keuntungan dari transaksi penjualan Madu Suwawa Gorontalo ini, digunakan untuk membantu sebagian biaya operasional Rumah Quran al-Aazzam Gorontalo yang berada di Desa Sogitia,” sambung Ayah Mito.
Untuk sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia), kata Ayah Mito, sementara ini dalam proses pengurusan, dan akan dipacu agar pemasaran “Madu Suwawa” ini bisa lebih terterima secara meluas.
Pada momen misi dagang di Makassar itu juga disempatkan melakukan studi tur ke peternakan lebah Trigona dan Apis Cerana, Syarif Hidayatullah. Trigona dikenal di Gorontalo dengan sebutan Tahudu, sementara Apis Cerana dikenal di Gorontalo dengan sebutan Walihuwa.
Ayah Mito pada kesempatan itu didampingi langsung oleh pemerhati madu serta dari ILMI (Ikatan Lebah Madu Indonesia) Regional Sulsel, yakni Kaimuddin Amin, SE (Ketua ILMI Sulesl), Zulkarnain dari Pusat Madu Sulawesi, Ito Kusuma dari Madu Sengat Lebah, Samsunar dari Madu Sinar Lebah, dan Restu dari Restu Madu.
Dalam kesempatan wawancaranya dengan wartawati DM1, Ayah Mito menitipkan pesan moral dan harapan, bahwa semoga apa yang telah dikerjakan selama ini dapat membuahkan hasil yang maksimal, serta pencapaian usaha sebagaimana yang ditargetkan. “Jangan pernah berhenti berusaha, dan tetap semangat dalam menjalankan suatu usaha. Yakinlah setiap usaha maksimal akan membuahkan hasil yang maksimal juga,”tandas Ayah Mito. (res/dm1)