Hati-Hati Caleg “KW”

Bagikan dengan:
Editor : Vita Pakai ||

DM1.CO.ID: Calon legislatif atau yang sering disingkat dengan Caleg, sekarang ini mulai bermunculan dimana-mana, bagaikan ‘jamur di musim hujan’, Caleg merupakan jamurnya dan pemilu merupakan musimnya. Tetapi harus hati-hati dalam memilih, mana jamur yang bagus untuk diambil atau tidak, apakah beracun atau tidak?.

Banyaknya caleg yang maju membuat masyarakat untuk hati-hati dalam memilih, untuk itu, tentukan pilihan anda dengan baik dan tepat, pemilih harus pintar menilai dan mengkirisi rekam jejak (track record) caleg-caleg yang akan maju dalam kontestasi Pileg. Misalnya, keperibadiannya, pendidikan, riwayat pekerjaan, pengalaman organisasi, dan kemampuan teknis pendukung lainnya.

Tak bisa dipungkiri, saat ini memang Indonesia sedang dalam krisis yang berkepanjangan terutama mengenai korupsi yang merajalela. Mulai dari tingkat yang paling rendah bahkan sampai tingkat yang paling tinggi.

Walaupun demikian pesta demokrasi akan segera menyambangi kita semua. Kita dituntut untuk selektif dalam memilih calon-calon legislatif yang akan mewakili kita nantinya di pemerintahan. Tentunya bukan perkara mudah dalam memilih calon-calon tersebut.

Lantas bagaimana cara kita dalam memilih calon legislatif yang benar-benar bekerja untuk rakyat dan bukan hanya bisa mengerjai rakyat?

Berikut ini beberapa tips dalam memilh calon legislatif versi DM1.CO.ID,

1. Tentukan Kriteria Sperti Apa Caleg Yang Akan Anda Pilih Nanti.

Kriteria merupakan suatu kunci penting dalam memilih calon legislatif. Seperti apa kriteria caleg yang akan anda pilih? memiliki integritas, loyalitas terhadap masyarakat, prestasi dalam bidang pekerjaan, akhlak dan budi pekerti yang luhur, atau orang yang memiliki banyak uang dan jika sebagian uangnya diberikan kepada anda anda akan memilih dia sebagai caleg. Tentunya pilihan di tangan anda masa depan bangsa ini ada di tangan anda ingat 5 menit memilih anda akan merasakan hasilnya 5 tahun ke depan. Entah itu baik ataupun buruk semua di tangan anda.

2. Mengenal Pribadi Calon Legislatif

Dalam hal ini memang cukup sulit dalam mengenal pribadi calon legislatif yang notabanenya sangat jarang bergaul dengan masyarakat dikarenakan kesibukannya. Kecuali, anda keluarga caleg tersebut itu akan berbeda ceritanya. Namun ada beberapa langkah yang dapat anda lakukan untuk bisa lebih mengenal caleg tersebut. siapakah caleg yang akan anda pilih teman, keluarga, atau hanya sekedar dikenalkan oleh orang lain. Jika itu teman ataupun keluarga mungkin anda dapat menentukan sifat dan karakter orang tersebut. namun bagaimana jika itu hanya kenalan yang sepintas.? Cobalah sebisa mungkin mengenali potensi yang caleg itu miliki. Misalnya, anda dapat milihat dari kecerdasannya dalam berpikir, kesantunannya dalam berkampanye, kedermawanan dan kepedulian sosialnya terhadap masyarakat, pengendalian emosi serta akhlaknya. Dan anda juga dapat menggali informasi dari beberapa media yang yang memuat tulisan mengenai caleg tersebut.

3. Bagaimana Visi dan Misi Dalam Program Kerja 5 Tahun ke Depan

Anda sebagai pemilih yang bijak harus mengetahui visi dan misi yang disampaikan oleh caleg tersebut. anda harus memahami bagaimana caleg itu dapat melihat potensi dari masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Bagaimana calon legislatif tersebut memproyeksikan potensi-potensi tersebut ke dalam buah pikirnya dan mengubah menjadi cara pandang ke depan. Sehingga, dapat diwujudkan dan di aplikasikan ke masyarakat.

4. Jangan Membeli Kucing Dalam Karung

Pemahaman masyarakat terhadap pemilihan umum yang sebentar lagi akan digelar bisa dikatakan masih sangat minim. Berdasarkan survey kecil-kecilan yang saya lakukan masyarakat masih banyak yang belum mengetahui siapa calon yang akan dipilihnya nanti. Dan yang lebih parahnya lagi masyarakat hanya akan memilih jika ada uangnya. Bagaimanapun anda sebagai masyarakat dan khususnya pemilih haruslah memiliki tanggung jawab moral dalam hal memilih calon legislatif. “Jangan hanya membeli kucing dalam karung” yang artinya anda tidak tahu seperti apa caleg yang anda pilih nantinya. Sebagai pemilih yang cerdas dan bertanggungjawab. Anda harus menentukan kriteria, memahami dan mengenal caleg serta memcocokan visi dan misi yang disampaikan terhadap apa-apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar apakah sudah sejalan atau tidak. Jangan pilih caleg yang “ngomong doang” namun harus memiliki gebrakan.

5. Hati-hati memilih Caleg KW

Kinerja anggota dewan dari periode ke periode sering menjadi sorotan oleh media dan masyarakat, di era keterbukaan media informasi, masyarakat kini dapat melihat dan menilai sendiri bagaimana kualitas yang dimiliki oleh wakil rakyat. Stigma negatif lebih banyak melekat pada para penghuni parlemen mewah tersebut, mulai dari malas-malasan pergi rapat (bahkan ada yang titip absen),tidur-tiduran saat rapat, plesiran keluar negeri, tindak korupsi, dan berbagai macam lebel negatif lainnya.

Dalam istilah produk/barang sering kita mendengar beberapa istilah seperti “Ori” dan “KW”. Ori sendiri diambil dari kata original yang dalam bahasa Indonesia berarti asli atau tulen. Sedangkan istilah KW merupakan singkatan dari kata kwalitas, dan KW sendiri memiliki beberapa tingkatan seperti KW 1, KW 2, KW 3, dan seterusnya, jadi semakin tinggi angka dibelakang KW maka makin rendah mutu dari barang tersebut.

Jika kita meanalogikan istilah Ori dan KW dengan para Caleg, maka kita harus bisa mengklasifikasikan mana Caleg yang memang benar-benar Ori atau Caleg yang hanya berkualitas KW. Keberadaan Caleg Ori yaitu orang-orang yang aspiratif dan mampu menjalankan fungsi legislasi dengan baik memang tidak perlu dipermasalahkan lagi, karena sebenarnya merekalah orang-orang yang pantas untuk duduk diparlemen dalam usaha memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sementara itu fenomena “Mendadak Caleg” yang marak terjadi, akhirnya melahirkan banyaknya Caleg KW yang patut kita khawatirkan keberadaannya, karena Caleg KW tersebut hanya akan memperjuangkan kepentingan pribadinya dan juga kepentingan partainya.

Bertebarnya Caleg KW juga disebakan oleh proses rekruitmen partai politik yang terkesan setengah hati, hal ini terlihat dari banyaknya partai politk yang pada dasarnya memiliki banyak kader potensial namun harus tersingkir dari daftar caleg karena kurang modal atau kurang memiliki kedekatan dengan para petinggi partai. Buruknya proses rekruitmen partai politik tidak hanya berhenti disitu saja, lihat saja bagaima langkah yang dilakukan oleh partai politik untuk memenuhi keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen, bukannya tidak mungkin apabila partai politik memenuhi persyaratan tersebut dengan cara mengisi kouta tersebut dengan sembarang calon hanya untuk sekedar bisa lolos dan ikut serta dalam pemilu.

6. Jadilah Pemilih Yang Cerdas

Pemilu 2014 seharusnya mampu menjadi sebuah pengalaman beharga sebagai pembelajaran bagi masyarakat agar dapat bijak dalam memilih. Caleg berkualitas tidak ada artinya apabila tidak adanya pemilih cerdas. Para pemilih sering terkecoh oleh citra diri Caleg yang dibangun melalui obral janji pada saat kampanye, bahkan tidak bisa dinafikan lagi bahwasanya para pemilih juga akan dengan mudah diluluhkan hatinya melalui permainan money politic oleh para Caleg yang telah menghalakan segala cara demi sebuah kursi.

Tentu saja hal yang wajar bagi pemilih ketika diliputi kebingungan pada saat menentukan pilihan, namun hal tersebut tidak akan terjadi apabila seorang pemilih telah menentukan standar dan kualifikasi tersendiri, selain itu masyarakat juga harus bisa menilai baik-buruknya Caleg dengan track record yang mereka punya. Memang sangat jarang bisa menemukan Caleg dengan kualitas Ori pada zaman sekarang, namun minimal caleg dengan kualitas KW 1 yaitu Caleg menyerupai atau berkeinginan untuk bisa menjadi Caleg yang Ori layak untuk dipilih. Oleh karena itu pada Pemilu 2014 ini masyarakat dituntut untuk lebih kritis dan juga seksama dalam menentukan pilihan agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi untuk kesekian kalinya.

Demikian beberapa tips dari saya semoga dapat membantu pembaca dalam menetukan pilihan demi Indonesia yang lebih baik.

[vt/dm1]
Bagikan dengan:

Muis Syam

1,605 views

Next Post

Debat Rizal Ramli-Sri Mulyani Soal Utang Negara Ditunda, Sri Mulyani Takut?

Jum Mei 4 , 2018
DM1.CO.ID: Debat terbuka antara Mantan Koordinator Perekonomian Rizal Ramli dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ditunda.