Wartawati: Resti Djalil Cono | Editor: Dewi Mutiara
DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Maraknya tindak kejahatan yang terjadi di Gorontalo, membuat daerah julukan Serambi Madinah ini kian tidak aman.
Karena berbagai peristiwa kriminal yang muncul di tengah masyarakat beberapa bulan terakhir, mengharuskan warga untuk lebih waspada dan menjaga diri.
Seperti yang baru-baru ini dialami oleh Ranti Husain, Kepala Desa Kaidundu, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Ia mengimbau kepada semua warga untuk waspada di jalan, terutama anak-anak sekolah.
Hal itu disampaikan Ranti saat dihubungi kru DM1 melalui aplikasi obrolan WhatsApp. Ia berpesan untuk berhati-hati terhadap tindak kejahatan dengan modus tanya alamat, dan memberi tumpangan.
“Saya harap teman-teman dan semua warga untuk berhati-hati, waspada jika ada yang tanya alamat, memberikan tumpangan, dan lainnya,” imbau Ranti.
Kepada wartawan DM1, Ranti menceritakan kronologi kejadian mencurigakan yang dialaminya pada Rabu (21/8/2019).
Sekembalinya kepala desa muda dan cantik itu dari Kota Gorontalo menuju desanya sekitar pukul 07.30. Ranti melaju bersama Serli Gintulangi (26) salah satu aparat desa menggunakan sepeda motor.
Namun saat tiba di tanjakan Desa Uabanga, motor yang mereka naiki tidak mampu menanjak.
“Mesin motor memang sudah tidak stabil, jadi selalu seperti ini, pasti kalau di tanjakan Uabanga, salah satu dari kita harus turun, lalu cari tumpangan sampai di Desa Bukit Hijau,” ungkap Ranti.
Lanjut Ranti, beberapa menit kemudian, muncul satu mobil Avanza merah marun menghampiri mereka. Ranti mengaku, orang di dalam mobil itu membuka kaca jendela mobil lalu sedikit memaksa mereka untuk masuk ke dalam mobil.
“Maso kamari jo, tidak ba tarek itu ngoni pe motor,” jelas Ranti sambil mengikuti gaya bicara mereka.
Merasa enggan namun karena dipaksa, awalnya Kades muda ini tidak merasa curiga, dan menerima tawaran tumpangan tersebut, namun kecurigaan muncul saat membuka pintu depan mobil, Ranti melihat di dalam mobil itu ada tali yang biasa dipakai untuk mengikat sapi.
Kecurigaan Ranti bertambah saat ia melihat orang-orang di dalam mobil ada beberapa pria bertato, sontak Ranti langsung menutup kembali pintu mobil karena takut, dan mengurungkan niat menumpangi mobil tersebut.
Menurut Ranti, saat itu sopir mobil langsung memperlihatkan arogansi dan berteriak kasar dan marah-marah padanya, kemudian sopir tersebut membanting pintu mobil dan pergi melaju dengan kencang.
Ranti juga mengaku, sebelum menghampiri mereka, mobil itu telah mereka lihat berhenti di lokasi yang sepi saat berpapasan antara Desa Tongo dan Desa Uabanga.
“Saya ingat betul tipe mobil serta warnanya , mobil itu seperti memang menunggu mangsa untuk beraksi, karena memang semua orang bonpes tau tanjakan uabanga, adalah tanjakan ekstreme disana, makanya banyak kenderaan yang bakal ngadat untuk memaksa naik di tanjakan,” urai Ranti.
Setelah menunggu beberapa menit, Ranti pun mendapat tumpangan motor, ia kemudian ingin menyusul mobil mencurigakan itu, saat tiba di Desa Bukit Hijau, Ranti melihat mobil yang ia cari. Saat Ranti menghampiri untuk mengecek, mobil tersebut kabur dengan kecepatan tinggi.
Ranti mengatakan, selaku Kades dan calon korban, ia sangat mengantisipasi hal ini, menurutnya sudah banyak modus untuk melakukan kejahatan.
“Masih mending jatuh kepada kita yang sudah dewasa, nah kalau jatuh di anak anak usia balita dan sekolah, maka saya tidak tau lagi apa yang akan terjadi, saya mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk berhati hati. Apalagi nomor polisi menggunakan DM (nomor polisi Gorontalo) namun logat mereka logat Kotamobagu, jelas jelas modus agar korban mudah masuk kedalam mobil,” ujar Ranti.
Atas pengalaman tersebut, Ranti sudah melaporkan kejadian itu kepada pihak aparat Bhabinkamtibmas setempat, dan kepada Kapolsek Bone Pantai Iptu Abdul Wahab Tambipi, melalui grup pelayan Kecamatan Bulawa di aplikasi WhatsApp.
Kepada Ranti, Kapolsek Bone Pantai ini mengatakan akan menindaklanjuti informasi tersebut. (rdc/dmk/dm1).
Wartawan: Kisman Abubakar | Editor: AMS DM1.CO.ID, POHUWATO: Tak dapat dipungkiri, bahwa dalam tahapan Pemilu 2019 yang lalu, terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).