Hampir 5 Tahun Kontraktor ini Menagih Rp.420 Juta ke Nelson Pomalingo

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO: ARA adalah seorang kontraktor yang berdomisili di Jakarta. Pada Selasa (30 Juni 2015), ia menerima Surat Perintah Kerja (SPK) Proyek Pembangunan Gedung Kuliah “Rusli Habibie”, di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo).

SPK Nomor: 277/II.3.AU/SPK/VI/2015 yang terdiri dari 9 pasal itu ditanda-tangani oleh Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd sebagai Rektor UMGo kala itu.

Proyek pembangunan gedung kuliah yang berasal dari anggaran hibah Gubernur Gorontalo (Rusli Habibie) bernilai Rp. 903.125.000 itupun dinyatakan rampung 100 persen dikerjakan oleh ARA.

Berita Acara Serah Terima Pembangunan Gedung Fakultas UMGo pun telah ditanda-tangani oleh Nelson Pomalingo dan ARA, yakni pada Selasa (2 Februari 2016).

Sayangnya, meski telah merampungkan pekerjaan proyek gedung perkulliahan tersebut, namun ARA mengaku hingga kini pembayaran yang menjadi haknya belum juga diselesaikan.

Sabtu (15/2/2020) kepada DM1, ARA membeberkan, sampai saat ini masih ada sekitar Rp.420-an Juta yang belum dibayarkan oleh Nelson Pomalingo selaku Rektor UMGo yang kala itu sedang “sibuk” dalam urusan mencalonkan diri sebagai Bupati Gorontalo.

Sangat panjang waktu yang harus dilalui oleh ARA hanya untuk menagih, namun tak kunjung ada jalan penyelesaian.

ARA mengaku sempat mendatangi Nelson Pomalingo saat telah berhasil menjadi bupati di rumah dinas. Kala itu, ARA didampingi oleh dua orang pengacara dari Jakarta.

“Kita musyawarah saja, tidak usah pakai perjanjian, nanti kita saling telepon di Jakarta,” ujar ARA mengulang perkataan Nelson Pomalingo saat pertemuan di rumah dinas tersebut.

Beberapa bulan berlalu, karena belum ada juga kejelasan, ARA pun kemudian mengaku mencoba menghubungi kembali Nelson, namun lagi-lagi tak ada hasil.

“Setelah itu saya komunikasi, telepon tidak dijawab, tapi kalau WA pasti dibalas, tapi tidak ada solusinya, sampai saya sudah menunggu hampir lima tahun ini,” keluh ARA.

ARA mengaku sempat bertemu Nelson pada acara pelantikan FKPPI di Pentadio Resort, Gorontalo, pada Sabtu (4 Januari 2020). Namun pada kesempatan tersebut, ARA melihat Nelson seolah-olah “lupa” dengan sangkutannya, sehingga ARA pun sengaja tidak ingin menyinggung soal “utang” itu karena memang momennya tidak tepat.

Hingga kemudian, ARA pun mengaku benar-benar lelah dengan waktu yang begitu sangat panjang untuk menagih haknya, namun hingga kini belum ada juga tanda-tanda kepastian untuk dilakukan pembayaran. “Pesan terakhirnya (Nelson) nanti ketemu di Jakarta, tapi tidak ada solusi,” kata ARA.

Dan menurut ARA, ini yang menjelaskan mengapa harus saat ini persoalan pembayaran tersebut tak bisa lagi diulur-ulur waktunya.

Karena sangat banyak hanya diberi janji, maka di benak Rahman menilai Nelson sebagai sosok yang sudah sangat “kusut” (bagai benang) dan tak bisa lagi dipegang perkataannya.

“Sudah pabaliut kalau orang Sunda bilang kusut, omongannya yang tidak bisa dipegang lagi. Satu kata, saya sudah tidak percaya,” lontar ARA.

ARA menilai Nelson antara hati, pikiran dan ucapannya berbeda. “Orangnya mungkin baik, tapi cara omongannya itu. Tapi saya bersabar, karena saya orang bisnis juga, saya bersabar dan bersabar, pasti ada endingnya juga,” ucap ARA.

Dan ARA mengaku pernah menyampaikan kepada Nelson, bahwa jika masih tak ada kepastian, maka akan diurus sendiri. “Kalau tidak ada niat baik bapak, saya akan urus sendiri. Dalam arti saya tidak ada kompromi lagi, tidak diskusi lagi,” lanjut ARA.

“Saya sudah coba untuk telepon dan WA, tapi tidak ada niat baiknya. Saya cuman ingat janji beliau (Nelson). Dan tèrakhir saya WA ke beliau, kalau (memang) tidak ada jalan keluarnya, (maka) saya akan ke media. Itu terakhir saya WA,” pungkas ARA.

Wartawan DM1, pada Sabtu (15/2/2020), mencoba mengonfirmasi terkait permasalahan ini kepada Nelson Pomalingo via percakapan WA di nomor 08124318xxx, namun hingga berita ini diturunkan, belum mendapat tanggapan.

Namun Nasir Tongkodu selaku juru bicara (Jubir) Bupati Nelson Pomalingo menyempatkan memberikan keterangan kepada DM1, pada Senin (17/2/2020).

“Masalah pembangunan itu, kenapa nanti sekarang dipersoalkan waktu ini. Nantilah kalau ada waktu yang tepat, karena dia (Nelson) merasa sudah tidak ada lagi kaitannya lagi dengan pembangunan fakultas perikanan,” ujar Nasir seraya mengulang perkataan Nelson.

Meski mengaku telah menanyakan masalah ini langsung ke Bupati Nelson, namun Nasir Tongkodu mengaku pernyataannya ini bukan pernyataan resmi. “Saya tidak secara resmi saya menjawab ini, karena itu urusan dia (Nelson) bukan dalam kedudukan sebagai bupati sekarang,” jelas Nasir. (din/ams)

Bagikan dengan:

Muis Syam

112,710 views

Next Post

Ryan Kono Motivasi Pemuda Ambil Peran Bangun Ekonomi Daerah

Sen Feb 17 , 2020
Wartawati/Editor: Dewi Mutiara DM1.CO.ID, GORONTALO: Kreatif, cerdas, dan berkompetitif adalah aset seorang pemuda di era milenial yang sangat penting keberadaannya untuk pembangunan Gorontalo. Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono saat Festival Mahasiswa Merdeka yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STMIK Universitas Ichsan Gorontalo, Senin (17/2/2020). Dalam […]