Desa Poduwoma Sukses Tuntaskan Kerja Sama Program EPASS dari Kementerian LHK

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, BONE BOLANGO: Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, adalah salah satu daerah di Pulau Sulawesi yang turut menjadi sasaran proyek program EPASS (Enhancing Protected Area System in Sulawesi). Dan Poduwoma adalah salah satu desa di Bone Bolango yang disentuh oleh program tersebut.

Program EPASS ini merupakan proyek yang dimaksudkan untuk memperkuat Balai Taman Nasional Botani Nani Wartabone (TNBNW) dalam melestarikan ekosistem dan spesies, serta kekayaan hayati di kawasan konservasi.

EPASS ini adalah salah satu program di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menggandeng UNDP (United Nations Development Programme), yang diarahkan untuk melaksanakan kegiatan peningkatan populasi, pemulihan ekosistem di kawasan konservasi hutan Sulawesi.

Hal tersebut disampaikan Yusuf Puneli selaku Kepala Desa Poduwoma, kepada DM1 pada Kamis (5/11/2020), beberapa saat setelah melakukan evaluasi terhadap program tersebut.

Ia menjelaskan, proyek yang berlangsung sejak 2015 sampai 2020 ini adalah untuk mendukung TNBNW dalam meningkatkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan, serta bisa meningkatkan sistem kerja sama tata kelola antara kawasan penyangga dengan kawasan konservasinya. Pelaksanaannya dilakukan oleh tim FCU (Field Coordination Unit).

Kades Yusuf Puneli mengungkapkan, FCU Nani Wartabone bekerja di dua provinsi. Yaitu di Sulawesi Utara (Sulut) dan Provinsi Gorontalo. Khusus di wilayah Gorontalo, FCU ini berkantor di SPTN (Seksi Pengelolaan Taman Nasional) 1 Limboto, dan juga di Jalan Tulabolo-Pinogu, berdekatan dengan Desa Poduwoma.

Pada program ini, kata Kades Yusuf Puneli, Desa Poduwoma menonjolkan sektor pariwisata dengan singkatan “Podarwis” (Poduwoma Sadar Wisata). Ada tiga unggulan yang diusung dalam Podarwis ini, yaitu Wisata PE (Pemulihan Ekosistem); Wisata Kuliner Acar Jantung Pisang; dan Wisata River Tubing.

Kades Yusuf Puneli pun menguraikan 3 unggulan tersebut. Yakni, terkait Pemulihan Ekosistem, di mana banyak lahan tidur yang telah dihijaukan kembali, tentunya dengan penanaman kembali di antaranya tanaman tahunan bibit pohon durian dan pala. “Sebelumnya ada penanaman pohon di pekarangan rumah, bibit pohon mangga dan alpukat sambung pucuk. Dan sekitar 40 Hektar rencana akan ditanami kembali dengan tanaman asli hutan,” ujar Kades Yusuf Puneli.

Untuk Wisata Kuliner Ajib Acar Jantung Pisang, menurut Kades Yusuf Puneli, langsung ditangani dan dikelola oleh PKK Desa Poduwoma melalui program inovasi desa.

Wisata kuliner ini, sambung Kades Yusuf Puneli, telah dikembangkan sehingga pemasarannya pun telah berlangsung. Namun, sejauh ini masih terkendala di BPOM untuk mendapatkan sertifikat halal.

Sementara untuk Wisata River Tubing yang sekarang menjadi primadona di Poduwoma, menurut Kades Yusuf Puneli, saat ini sudah lumayan dikenal oleh masyarakat luas. “Sudah banyak wisatawan baik lokal bahkan turis asing yang secara sengaja berkunjung untuk berwisata river tubing di Poduwoma,” ungkap Kades Yusuf Puneli.

Melalui program EPASS ini, kata Kades Yusuf Puneli, sejumlah sarana dan fasilitas yang dibutuhkan sudah tersedia. Misalnya, untuk Wisata Kuliner ada perlengkapan serta alat produksi. Dan untuk Wisata River Tubing terdapat sarana Bajaj sebagai pengangkut wisatawan menuju lokasi, drone, kamera, safety, dan perlengkapan River Tubing lainnya.

Seluruh sarana dan fasilitas yang telah tersedia itu, kata Kades Yusuf Puneli, karena Poduwoma adalah salah satu desa penerima manfaat dana hibah yang merupakan desa penyangga kawasan TNBNW melalui program EPASS.

Mengingat kerja sama program ini telah berakhir dan tuntas pada Desember 2020, maka Kades Yusuf Puneli pun tak lupa menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang terlibat di dalamnya.

“Selamat berpisah, semoga berjumpa kembali pada program yang berbeda. Dan terima kasih EPASS telah membuat nama Poduwoma tercatat sebagai desa wisata River Tubing,” ujar Kades Yusuf Puneli.

Adapun tim pelaksana project FCU Bogani Nani Wartabone yaitu Elizabet Prastuti dan Paul Harry Salainti (Field Coordinator), Danni Roggie (Community Engagement Specialist), Trisna Nando dan Hanom Bashari (Protected Area Specialist), Helga Sinaga dan Mince Kendek (Adminstration and  Finance  Assistant) Syukur Tanopa dan Fikri Mondo (Office Clerk). (res/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

26,482 views

Next Post

Beredar Kabar: Bupati Boalemo Resmi Dinon-aktifkan oleh Mendagri?

Sab Nov 7 , 2020
DM1.CO.ID, GORONTALO: Darwis Moridu, yang pernah disebut-sebut sebagai sosok bupati yang doyan melakukan mutasi dan non-job pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boalemo itu, akhirnya dinon-aktifkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri).