Covid19 Takkan Habis dengan Vaksin, Bupati Nelson Ajak untuk Lebih Dekat Kepada Allah

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO: Safari Dakwah Tauhid Tasawuf & Kesufian, di Masjid Baiturrahman-Limboto, pada Selasa malam (14/9/2021), atas kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo dan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Indonesia, sukses digelar.

Safari dakwah yang dihadiri langsung Bupati Gorontalo, Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd, itu dilakukan dalam rangka Doa dan Zikir Ratib Seribe Gorontalo untuk Indonesia, dengan mengusung tema: “Ikhtiar Tauhid Sufi Menyelamatkan Negeri, Mengakhiri Pandemi Covid19”.

Pihak MPTT-Indonesia dalam Safari Dakwah tersebut memboyong rombongan dari sejumlah daerah di tanah air, seperti Wali Nanggroe Jakarta, Wali Nanggroe Aceh, Wali Nanggroe Kupang, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan tersebut, KH. Dr. Khairunnas selaku Wali Nanggroe Jakarta di MPTT-Indonesia, menyampaikan sejumlah materi pencerahan di hadapan para pimpinan Organisai Perangkat Daerah (OPD), serta sejumlah ulama dan beberapa tokoh masyarakat Kabupaten Gorontalo.

“Covid19 ini adalah bagian dari bala. Bala itu diturunkan Allah kepada kita. Yang pertama kita itu diazab, yang kedua kita itu ditegur oleh Allah, dan yang ketiga kita diuji,” ujar KH. Khairunnas.

“Bala tidak akan pernah pergi, tidak akan pernah habis kalau kita tidak bertobat. Covid sebagai bala tidak akan habis dengan masker, tidak habis dengan protokol kesehatan dan vaksin,” sambung KH. Khairunnas.

Lantas, KH. Khairunnas melemparkan pertanyaan, bagi siapa azab itu diturunkan? Pertama, jawabnya, adalah bagi orang kafir, yang kedua bagi umat muslim yang melampaui batas.

“Sudah diberikan pelajaran-pelajaran, sudah diajak oleh guru-guru kita, apalagi habib yang masuk ke sana-ke mari ke pelosok desa untuk beriman dan bertakwa kepada Allah dan setiap Jumat juga disampaikan, tapi seolah-olah ajakan itu kita tidak butuh, bahkan kita lebih senang bermaksiat,” jelas KH. Khairunnas seraya menegaskan pentingnya untuk segera bertobat.

“Bagi kita yang merasa pendosa, jalan satu-satunya wajib bertobat. Kalau tidak tobat, maka 10 lapis masker pun (Corona) tetap masuk juga,” tandas KH. Khairunnas.

Secara syariah, menurut KH. Khairunnas, memang semua orang harus tetap jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, dan tidak mendekati orang-orang yang telah dinyatakan terkena corona. “Tapi jangan melemahkan iman kita kepada Allah gara-gara corona,” pesan KH. Khairunnas.

Dalam hadis Qudsi, kata KH. Khairunnas, disebutkan bahwa “laailaha illallah” itu benteng-Ku. Siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, maka dia akan aman dari siksa-Ku. “Jadi disamping kita bermasker, maka untuk menghentikan Corona ini dengan laailaaha illallah,”  tutur KH. Khairunnas.

Saya sudah divaksin, sudah pakai masker, kok masih kena ya? Karena keyakinan kepada Allah itu hanya letaknya di atas . Jadi kita melakukan salat, kita bersedakah juga, tetapi maksiat juga kita lakukan, larangan-larangan Allah juga kita lakukan.

Yang kedua, Allah sedang menegur orang-orang yang taat salat 5 waktu, juga rajin dengan ibadah-ibadah lainnya, tapi semuanya dilakukan dalam keadaan lalai. “Misalnya, salat 5 waktu dilakukan secara buru-buru untuk cepat-cepat selesai, berzikir juga pengen cepat-cepat selesai,” kata KH. Khairunnas.

Menurut KH. Khairunnas, ketika diketahui dan disaksikan begitu banyak yang mati karena Corona, maka seharusnya di saat itu bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah. “Bukan malahan takut kepada apa yang diciptakan oleh Allah. Tapi juga bukan maksud kita sok-sokan karena merasa sudah dekat dengan Allah, sudah berzikir kepada Allah. Itu namanya takabur,” jelas KH. Kairunnas.

“Kita harus lebih yakin, lebih takut kepada Allah daripada Corona. Jangan lebih takut Corona daripada kepada Allah,” sambung KH. Khairunnas.

Ketiga, lanjut KH. Khairunnas, Corona adalah cobaan bagi orang-orang saleh untuk supaya bisa lebih dekat lagi kepada Allah. “Bagi orang-orang saleh, datangnya Corona seperti ini dia tidak gundah. Karena keimanannya. Bertambah nyata baginya keberadaan Allah di dalam batinnya,” ungkap KH. Khairunnas.

Sementara itu, Bupati Nelson dalam sambutannya selaku Dewan Penasehat MPTT-Indonesia Timur, menyatakan apresiasi dan terima kasihnya kepada seluruh jamaah MPTT-I yang hadir dari berbagai daerah di tanah air.

Selain itu, Bupati Nelson saat dicegat Wartawan DM1 sesaat usainya Safari Dakwah ini menitipkan pesan-pesan penting kepada masyarakat terkait Covid19.

“Pertama, ikhtiar kita lakukan terhadap Covid19 ini sudah luar biasa, dan itu kita teruskan, baik itu protokol kesehatan, termasuk vaksin. Kedua, melalui hakikat yang ada tentunya kita berdoa, karena Covid19 ini kan Allah yang buat, maka kita kembalikan pendekatannya (urusannya) kepada Allah,” ujar Bupati Nelson mengingatkan. (dms/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

870 views

Next Post

Wabup Koltim Masih Kosong: Antara “Kepincangan” Roda Pemerintahan dan “Kepentingan” Parpol

Kam Sep 16 , 2021
DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Persoalan kekosongan jabatan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) pasca meninggalnya Bupati Samsul Bahri Madjid hingga kini masih terus hangat diperbincangkan oleh kalangan masyarakat setempat. Apalagi, perjalanan menuju kursi nomor dua tersebut sudah sampai pada tahap pengusungan masing-masing partai politik (parpol) yakni PDI-P, PAN, Demokrat maupun […]