DM1.CO.ID, MALUKU: Rizal Ramli (RR) bersilaturahmi ke warga Tidore, Maluku Utara, Rabu (11/4/2018). RR pun disambut dengan sukacita oleh waga Maluku Utara. Kunjungan RR tersebut untuk memenuhi undangan Sultan Tidore Husain Syah.
Yang menggetarkan haribaan sosok pejuang tanpa kebencian itu, manakala terkenang bagaimana tulus sucinya tekad Maluku dan Wilayah Papua yang berada dalam otoritas Tidore, berintegrasi ke NKRI.
Di tengah keresahan publik atas stagnasi ekonomi RI pada 5%, Rizal Ramli memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi dan utang Indonesia yang mencapai lebih Rp.4900 Triliun itu, yang belakangan semakin rentan, ruwet, ribet dan mengkuatirkan
Dengan dukungan rakyat Maluku, Rizal Ramli yakin mampu membangun perekonomian Indonesia dengan target pertumbuhan 9-10% per tahun. Sedangkan di era Jokowi selama ini ekonomi stagnan di kisaran 5%. Capaian ekonomi 5% ini, tidak cukup menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, menyebabkan daya beli lemah dan kemiskinan sulit ditekan.
Prabowo, Jokowi, maupun Gatot Nurmantyo, tidak bakal sanggup pacu pertumbuhan ekonomi 9-10% kecuali Rizal Ramli yang memang ahlinya.
Dr. Herdi Sahrasad dari Universitas Paramadina dan Dr. Jerry Massie dari Indonesian Public Institute Jakarta secara terpisah mengungkapkan, ”semangat Rajawali adalah semangat Gadjah Mada yang ingin Nusantara kuat sentosa dan berjaya dengan pertumbuhan 9-10% untuk mengatasi kemiskinan, ketidakadilan dan kesenjangan”.
Dengan kata lain, Rizal Ramli berusaha merengkuh spirit Gadjah Mada di Nusantara, dia bergerak menangkap pesan dan jejak Sultan Tidore, Prabowo dan Jokowi bagi masa depan Indonesia 2019-2024.
Herdi mengatakan, RR membawa amanat pertumbuhan ekonomi 9-10% bervisi keadilan sosial, Trisakti dan Pasal 33 Konstitusi 1945 yang masih jauh dari capaian.
“RR bergerak dengan semangat Gadjah Mada bagi keadilan dan kejayaan Nusantara meski dia bukan Menteri di Kabinet Jokowi lagi. Namun jiwanya Trisakti dan Konstitusi 1945 yang sejati,” kata Herdi.
Selain itu Jerry juga mengatakan, RR kepada media meneguhkan hal itu sebelum terbang ke Tidore ketika ditanya visi-misinya ke Pilpres 2019, RR adalah sosok visioner yang harus dipertimbangkan Jokowi maupun Prabowo juga Gatot Nurmantyo, sebab dialah teknokrat berintegritas yang sanggup menata ekonomi dan memperbaiki kerusakan selama ini yang sudah parah.
RR menjelaskan mengenai perekonomian Jepang yang tumbuh 12% selama 20 tahun setelah perang dunia kedua. Pertumbuhan ekonomi China bisa 12% dalam 20 tahun lebih.
“InsyaAllah kami genjot pertumbuhan ekonomi di atas 10% dalam 5 tahun. Jika ekonomi tumbuh di atas 10 persen, pendapatan perkapita tahun 2019 dari 4 ribu dolar akan kita naikan minimum jadi 7 ribu dolar. Dengan pertumbuhan ekonomi dua kali lipat dari hari ini maka lapangan kerja jadi banyak,” imbuh RR.
RR, Penasehat Ekonomi/Panel ahli di badan dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu sering memaparkan tentang eksistensi Kesultanan Tidore bagi perjuangan kemerdekaan dan keutuhan wilayah NKRI. Sehingga Sultan Tidore mengaku terkesan dengan pemaparan Rizal Ramli dalam acara Indonesian Lawyer Club (ILC) di TVOne, Selasa (3/4/2018) lalu.
Presiden Jokowi Secara tidak langsung memperoleh berkah dan marwah dari lawatan RR yang bertekad menjaga dan mempertahankan NKRI seperti pesan Soekarno-Hatta dan para Pendiri Bangsa (founding fathers/mothers).
Antusiasme mencuat begitu warga Tidore melihat Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu keluar dari pintu bandara, warga langsung berkumpul mendekati.
Mereka juga memanfaatkan momen ini untuk berswafoto dengan mantan Menko Maritim dan Menko Ekuin itu. Rizal Ramli mengingatkan mengenai peran besar Kesultanan Tidore yang dapat dikatakan menjadi pendorong bersatunya kawasan Timur Indonesia ke pangkuan NKRI. Tokoh nasional itu kemudian mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak melupakan jasa-jasa besar tersebut.
Rizal Ramli (RR) berdialog dan bersilaturahmi dengan para tokoh adat, tokoh masyarakat dan Sultan Tidore selaku pemimpin budaya dan peradaban di Maluku Utara.
RR juga pernah diundang untuk berdiskusi oleh Sultan Tidore Husain Syah terkait potensi Maluku/Papua (Indonesia Timur) ke depan karena gebrakan dan terobosannya selama bekerja di Kabinet.
[knf/vt-dm1]