Bantah Stok Vaksin Rabies Alami Kekosongan, Ini Imbauan Dinkes Provinsi Gorontalo

Bagikan dengan:

Wartawati: Resti Djalil Cono || Editor: AMS

DM1.CO.ID, GORONTALO: Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo membantah kabar yang menyebutkan, bahwa stok vaksin rabies mengalami kekosongan atau habis.

Kabar tersebut sempat beredar dalam beberapa pemberitaan di media online di daerah ini terkait adanya sejumlah korban gigitan anjing di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), belum lama ini, mengalami kesulitan dalam penanganannya karena stok vaksin rabies mengalami kekosongan.

Dalam Konferensi Pers, Senin (9/12/2019), di loby Kantor Dinkes Provinsi Gorontalo, pihak Dinkes Provinsi Gorontalo membeberkan data-data ketersediaan vaksin yang tersebar di seluruh Provinsi Gorontalo.

Menurut pihak Dinkes Provinsi Gorontalo, stok Vaksin Anti Rabies (VAR) saat ini tersedia cukup banyak, terutama di Instalasi Farmasi Dinkes Provinsi Gorontalo, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak resah.

“Saya kemarin mengecek ke instalasi farmasi, itu tersedia 5 ribu botol vaksin rabies. Itu baru di Dinkes Provinsi Gorontalo, belum di kota/kabupaten yang rata-rata berjumlah sama,” ujar Kepala Seksi (Kasie) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Irma Cahyani Ranti, dalam konferensi Pers tersebut.

Dalam Konferensi Pers tersebut, dr. Irma Cahyani Ranti yang didampingi Kasie Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Nancy Pembengo, S.Si menyebutkan, yang sedang mengalami kekosongan stok saat ini adalah serumnya.

Kekosongan serum itupun, kata dr. Irma, sudah dapat diatasi oleh Kementerian Kesehatan yang langsung merespons permintaan serum dari Dinkes Provinsi Gorontalo.

“Alhamdulillah sekarang serum itu sudah ada di Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Pohuwato. Kemarin kebetulan pihak Dinkes berada di sana (Jakarta), jadi dari pihak kementerian menitipkan serum ke mereka untuk disampaikan ke Dinkes Provinsi,” ungkap dr. Irma.

Pada kesempatan tersebut, dr. Irma memberikan sejumlah pencerahan dan pemahaman terkait masalah tersebut.

Dokter Irma mengingatkan secara umum, bahwa yang harus diwaspadai adalah semua hewan peliharaan, yakni anjing, kucing, dan monyet. Namun yang paling rawan adalah anjing, tapi bukan berarti tidak waspada dengan kedua hewan lainnya.

Dokter Irma juga berbagi tips upaya awal yag bisa dilakukan saat digigit hewan penular rabies luka, yaitu luka dicuci air mengalir dengan menggunakan detergen. Dengan mencuci luka tersebut, kata dr. Irma, maka akan mengeluarkan 30% virus.

“Asumsi masyarakat masih banyak yang salah, banyak yang membubuhi luka gigitan dengan daun cabe rawit. Padahal itu sama sekali salah. Semakin cepat ditindaki, luka gigitan akan semakin minim berubah menjadi rabies,” jelas dr. Irma

Dokter Irma menyebutkan, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Daripada memberi vaksin kepada korban, maka lebih baik memvaksinasi seluruh hewan peliharaan tersebut. Dan ini tentunya dibutuhkan kerja sama dari dinas peternakan dan dinas kesehatan.

Pada konferensi Pers tersebut, pihak Dinkes Provinsi Gorontalo mengungkapkan jumlah kasus gigitan hewan rabies. Yakni, pada 2018 terjadi 1003 kasus, dan pada 2019 sampai dengan bulan ini (Desember) terdapat 739 kasus.
“Semoga saja data ini tidak akan bertambah lagi,” harap dr. Irma.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pun mengingatkan kepada masyarakat, hendaknya senantiasa waspada dengan kerawanan gigitan hewan rabies.

Dan dr. Irma mengimbau, jika terjadi peristiwa serupa agar segera melaporkan kepada petugas kesehatan di wilayah masing-masing, di Puskesmas, ataupun juga bisa langsung ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi agar dapat segera ditangani secara cepat dan tepat. (res/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

8,157 views

Next Post

China Mampu Matikan Jaringan Listrik Filipina Kapan Saja

Sen Des 9 , 2019
DM1.CO.ID, JAKARTA: Saat ini, China dan Filipina masih terlibat sengketa terkait Laut China Selatan. Dan dalam situasi tersebut, belum lama ini, tiba-tiba terungkap sebuah bocoran dokumen yang menunjukkan “kekuasaan” China yang mampu kapan saja mematikan (memadamkan) jaringan listrik Filipina.