DM1.CO.ID, DEN HAAG: Aksi damai yang akan digelar pada Jumat (31/3/2017) ternyata tak ikut didukung oleh Masyarakat Indonesia di Belanda yang peduli dan terus mencermati situasi di Tanah Air.
Mereka secara khusus bahkan ikut melakukan aksi damai tersebut melalui sesi foto bersama bertemakan BELANDA 313, Rabu (29/3/2017).
BELANDA 313 tersebut dilangsungkan di tiga kota besar, yakni Den Haag, Rotterdam dan Utrecht. Mereka membentangkan karton lebar dengan memuat berbagai tulisan. Di antaranya, “STOP..!!! Gubernur Terdakwa”; “Tegakkan Hukum dan Konstitusi”; “Copot Gubernur Terdakwa”; dan lain sebagainya.
Contact Person BELANDA 313 (Masyarakat Indonesia Peduli Tanah Air) Toni Okhasta menuturkan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan dukungan kepada aksi damai yang akan dilangsungkan di Jakarta, Jumat 31 Maret 2017.
“BELANDA 313 juga mendukung pesan-pesan yang akan disampaikan oleh pihak penyelenggara aksi damai 313 di Jakarta,” ujar Toni Okhasta melalui daring dari Den Haag kepada ROL, Kamis (30/3/2017).
Toni nampaknya merasa ikut kesal. Ia pun mengungkapkan, bahwa saat ini di Jakarta ada pihak-pihak yang dengan bebas dan leluasa membuat kegaduhan, melakukan berbagai fitnah ke sana-sini, melakukan berbagai penistaan dan melakukan berbagai kecurangan.
Toni bahkan menegaskan, bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah pelanggaran yang harus diberikan konsekuensi hukum, karena negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum.
“Karena itu BELANDA 313 menyerukan pesan kepada semua pihak yang berwenang untuk menegakkan hukum dan keadilan di seluruh wilayah Indonesia, tanpa terkecuali juga di Jakarta,” pungkas Toni Okhasta.
Sebagaimana diketahui, aksi damai 313 yang akan digelar pada Jumat (31/3/2017) di Jakarta adalah masih merupakan rangkaian dan kelanjutan dari aksi-aksi damai sebelumnya.
Aksi damai tersebut harus dilakukan sebagai bentuk peringatan keras kepada aparat hukum dan pemerintah agar segera menangkap dan mencopot Ahok dari Gubernur DKI, sebab Ahok dinilai telah secara terang-benderang tidak hanya melakukan penistaan agama tetapi juga telah membuat masyarakat Indonesia jadi terkotak-kotak, di mana ulah Ahok tersebut justru dianggap sebagai pemicu rusaknya ke-bhinnekaan yang sebelumnya terjaga dengan baik.
(rpk/DM1)